Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur dalam mengukur fenomena sosial yang diamati Sugiyono, 2015: 147. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuisioner.

3.5.1 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara pada penelitian ini menggunakan garis besar pertanyaan. Wawancara yang dilakukan pada langkah pertama untuk mencari potensi dan masalah penelitian. Wawancara dilakukan dengan Kepala SD N Mertelu dan guru kelas IV. Adapun garis besar pertanyaan yang diajukan pada langkah pertama dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.1 Garis besar pertanyaan untuk kepala sekolah No. Garis besar pertanyaan 1. Bagaimana penerapan sekolah inklusi di SD N Mertelu? 2. Anak berkebutuhan khusus apa saja yang terdapat di SD N Mertelu? 3. Dimana kelas berapa yang terdapat anak Diskalkulia? Tabel 3.2 Garis besar pertanyaan untuk guru kelas IV No. Garis besar pertanyaan 1. Bagaimana karakteristik anak Diskalkulia di kelas IV? 2. Apa saja masalah yang dihadapi anak Diskalkulia di kelas IV? Wawancara yang dilakukan pada langkah kedua dilakukan dengan guru kelas IV dan anak Diskalkulia di kelas IV. Tabel 3.3 Garis besar pertanyaan untuk anak Diskalkulia di kelas IV. No. Garis besar pertanyaan 1. Siapa nama anak Diskalkulia? 2. Bagaimana latar belakang keluarga anak Diskalkulia? 3. Materi apa yang paling sulit pada pelajaran Matematika? 4. Bagaimana cara mengatasi masalah pada materi tersebut? Tabel 3.4 Garis besar pertanyaan untuk guru kelas IV No. Garis besar pertanyaan 1. Materi apa yang paling sulit diajarkan pada pelajaran Matematika untuk anak Diskalkulia? 2. Bagaimana cara mengatasi masalah pada materi tersebut? 3. Apa saja alat peraga Matematika di kelas IV?

3.5.2 Pedoman Observasi

Pedoman observasi pada penelitian ini menggunakan rambu-rambu anak Diskalkulia pengamatan. Observasi dilakukan di kelas IV terhadap anak Diskalkulia pada saat pelajaran Matematika. Observasi dilakukan untuk melihat karakteristik anak Diskalkulia. Rambu-rambu pengamatan dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.5 Rambu-rambu pengamatan terhadap anak Diskalkulia No. Rambu-rambu pengamatan 1. Karakteristik yang ditampakkan anak Diskalkulia. 2. Kesesuaian teori karakteristik anak Diskalkulia dengan kenyataan di lapangan.

3.5.3 Kuisioner

Peneliti memilih menggunakan skala empat dalam menyusun kuesioner untuk mendapat jawaban secara pasti sehingga tidak ada jawaban yang ragu-ragu atau netral. Oleh karena itu, dalam instrumen validasi produk peneliti menyediakan menyediakan alternatif jawaban berupa sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Tabel pengukuran skala Likert dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 3.6 Pengukuran skala Likert Keterangan Skor Sangat Baik 4 Baik 3 Kurang Baik 2 Sangat Kurang Baik 1 Sumber: Sugiyono 2015: 135 Dalam penyusunan setiap kuesioner validasi dilengkapi dengan kisi-kisi. Berikut ini merupakan tabel kisi-kisi kuesioner validasi alat peraga dan album alat peraga: Tabel 3.7 Kisi-kisi instrumen validasi alat peraga Indikator Deskriptor No item Auto-education 1. Membantu anak dalam memahami konsep Matematika 2. Anak belajar secara mandiri 1, 2, dan 8 Auto-corecation 1. Membantu anak dalam menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu anak dalam menemukan jawaban yang benar 3, 6, dan 7 Menarik 1. Menarik minat anak untuk belajar 4 dan 5 Bergradasi 1. Memiliki warna dan bentuk yang sesuai dengan usia anak 11, 12, 13, 14, dan 15 Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar 9 dan 10 Tabel 3.8 Kisi-kisi instrumen validasi album alat peraga Indikator Deskriptor No Item Auto-education 1. Membantu anak dalam memahami cara penggunaan alat peraga 1 Auto-correction 1. Bahasa yang digunakan dapat membantu anak dalam menggunakan alat peraga 8, 9, 10, dan 11 Menarik 1. Menarik minat anak untuk mempelajari cara penggunaan alat peraga 4 dan 7 Bergradasi 1. Memiliki warna yang sesuai dengan karakteristik anak 2. Memiliki jenis dan ukuran huruf yang sesuai dengan karakteristik anak 5 dan 6 Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar 2 dan 3 Hasil kuesioner yang diisi oleh ahli selanjutnya direvisi sesuai dengan komentar yang diberikan oleh validator.

3.6 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan alat peraga kartu kotif (Koin Positif Negatif) terhadap hasil belajar Matematika Siswa ( Sebuah studi eksperimen di MI Syamsul Huda Ciganjur Jakarta)

1 7 182

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN MEDIA ALAT PERAGA MATEMATIKA Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Dengan Media Alat Peraga Matematika Bagi Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 2 Gatak Tahu

0 1 20

Pengembangan alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta.

0 0 202

Pengembangan alat peraga pembelajaran Matematika untuk siswa kelas III SD materi perkalian berbasis metode Montessori.

2 18 357

Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi perkalian berbasis Metode Montessori.

3 29 323

Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi perkalian berbasis metode Montessori.

1 3 262

Pengembangan alat peraga matematika materi pembagian untuk anak dengan berkesulitan belajar matematika (diskalkulia) di SD Negeri Mertelu

7 26 192

Pengembangan alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta

0 3 200

PENGGUNAAN ALAT PERAGA METERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA.

0 1 11

PENGGUNAAN ALAT PERAGA METERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS III SDN KARTODIPURAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 21