kelayakan alat peraga yang telah dikembangkan. Selain itu, validator memberikan
komentar dan saran secara tertulis bukan secara lisan. 3.3.5
Uji Coba Produk
Produk yang sudah divalidasi kemudian diuji coba secara terbatas kepada 3 anak Diskalkulia di kelas IV. Uji coba terbatas ini dilakukan untuk mengetahui
keefektifan dan keefisienan produk dalam mengatasi masalah. Pada langkah ini, peneliti dapat melihat secara nyata proses pemakaian produk yang telah
dikembangkan pada anak Diskalkulia. Peneliti dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan produk ketika digunakan di lapangan.
3.3.6 Revisi Produk
Setelah melakukan validasi produk dan uji coba produk, maka peneliti dapat melakukan
revisi produk
akhir berupa
prototipe. Peneliti
dapat mempertimbangkan masukan dan saran dari ahli dengan kenyataan di lapangan
ketika uji coba produk. Revisi produk akhir pada langkah ini menghasilkan prototipe alat peraga Matematika berupa papan pembagian tanpa sisa 1-30 untuk
anak Diskalkulia.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan kuisioner. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka digunakan
untuk mencari potensi dan masalah serta analisis kebutuhan pada anak Diskalkulia. Observasi nonpartisipan-tidak terstruktur digunakan untuk mencari
informasi lebih dalam mengenai masalah yang dihadapi anak terkait dengan mata pelajaran Matematika serta cara mengatasinya. Sedangkan kuisioner instrumen
validasi produk digunakan untuk menilai produk yang telah dikembangkan supaya menghasilkan data kuantitatif.
3.4.1 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikitkecil Sugiyono, 2015: 194.
Penelitian ini menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur atau terbuka. Menurut Sugiyono 2015: 197-198 wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti menggunakan jenis wawancara
tersebut dikarenakan peneliti belum mengetahui secara pasti data yang akan diperoleh. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara terbuka mempunyai
cakupan yang lebih luas dan berkembang. Wawancara yang dilakukan pada langkah pertama untuk mencari potensi dan masalah penelitian. Wawancara
dilakukan dengan Kepala SD N Mertelu dan guru kelas IV. Tujuan dilakukannya wawancara pada langkah pertama yaitu untuk menemukan permasalahan yang
akan diteliti. Sedangkan wawancara yang dilakukan pada langkah kedua untuk menggali lebih mendalam tentang ketersediaan serta penggunaan alat peraga
Matematika dan mengetahui permasalahan belajar Matematika yang dialami anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Diskalkulia. Wawancara dilakukan dengan guru kelas IV dan anak Diskalkulia di kelas IV.
3.4.2 Observasi
Hadi dalam Sugiyono, 2015: 203 mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dari segi porses pelaksanaannya, peneliti menggunakan
jenis observasi nonpartisipan. Peneliti memilih observasi nonpartisipan dikarenakan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen saja.
Selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, peneliti menggunakan jenis observasi tidak terstruktur. Dalam observasi ini, peneliti tidak menyiapkan
instrumen apapun terhadap objek yang akan diamati, tetapi hanya berupa rambu- rambu pengamatan. Hal itu dikarenakan peneliti tidak mengetahui secara pasti
tentang apa yang akan terjadi pada anak berkebutuhan khusus yang diamati. Peneliti hanya mencatat, menganalisa, dan menyimpulkan apa yang dilihat ketika
observasi. Melalui observasi, peneliti dapat mengetahui karakteristik anak
Diskalkulia secara detail. 3.4.3
Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya Sugiyono, 2015: 199. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Terdapat dua kuesioner dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian ini, yaitu kuisioner validasi alat peraga dan kuesioner validasi album alat peraga.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner tertutup supaya
memudahkan responden untuk menjawab dengan cepat dan memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap semua kuesioner yang sudah terkumpul.
Peneliti telah menyediakan alternatif jawaban dari setiap pertanyaan atau pertanyaan yang tersedia. Kuesioner digunakan untuk validasi alat peraga papan
pembagian tanpa sisa 1-30 pada ahli Matematika dan ahli Psikologi anak. Kuesioner yang ada pada instrumen validasi digunakan untuk menilai kelayakan
alat peraga yang telah dikembangkan. Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif sesuai dengan skala Likert.
Menurut Sugiyono 2015: 134, skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Prinsip pokok skala Likert adalah menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontimum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai
dengan sangat positif Widoyoko, 2014: 151. Peneliti menyusun pernyataan kuesioner validasi produk berdasarkan indikator karakteristik alat peraga yang
digunakan dalam pengembangan produk. Karakteristik alat peraga tersebut adalah menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Kuesioner
validasi diisi oleh ahli setelah peneliti mempresentasikan alat peraga yang dikembangkan.
3.5 Instrumen Penelitian