d. Desain Lantai atau Pola Lantai
Desain lantai atau pola lantai adalah garis-garis dilantai yang dilalui oleh seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat
oleh formasi kelompok. Desain tari bisa bersifat nyata, mudah dilihat yakni garis-garis yang menghubungksn antara penari yang
satu dengan penari yang lain. Namun bisa juga garis itu hanya bisa dilihat sesaat, yaitu garis-garis maya yang dilalui oleh penari yang
sedang bergerak. e.
Desain kelompok Desain kelompok adalah penataan desain gerak pada penari
kelompok. Tari kelompok adalah tarian yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih. Ada lima cara penataan desain kelompok, yaitu
serempak, berimbang, terpecah, selang-seling, dan kejar-mengejar. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa adanya
unsur tari dapat mempengauhi peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik tidak hanya mampu menari
namun juga dapat melatih kerjasamanya bahkan kecerdasan emosionalnya.
2.1.4.3 Ciri atau Karakteristik Gerak Anak
Rata-rata umur peserta didik SD adalah 7-12 tahun. Purwatiningsih dan Ninik 2002: 69 mengatakan bahwa terdapat
beberapa karakteristik gerak anak SD yaitu:
a.
Menirukan.
Apabila ditunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati observable, maka ia akan mulai membuat tiruan
terhadap action itu sampai pada tingkat otot-ototnya dan
dituntun oleh dorongan kata hati untuk menirukannya.
b. Manipulasi, pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan
suatu action seperti diajarkan dan juga tidak hanya pada seperti
yang diamati.
c. Kesaksamaan Precision, meliputi kemampuan anak didik
dalam penampilan yang telah sampai pada tingkatan perbaikan
yang lebih tinggi dan memproduksi suatu kegiatan tertentu.
d. Artikulasi Articulation, peserta didik telah dapat
mengkoordinasikan serentetan action dengan menetapkan
urutan sikuen tepat diantara action yang berbeda-beda.
e. Naturalisasi, merupakan tingkat akhir dari kemampuan
psikomotorik yaitu apabila anak mamapu melakukannya secara
alami satu action atau sejumlah action yang urut.
Dalam perkembangannya, peserta didik SD Kelas rendah umumnya dapat melakukan kegiatan menirukan dan manipulasi
sedangkan anak kelas atas pada umumnya mampu melakukan kegiatan kesaksamaan, artikulasi dan naturalisasi.
2.1.4.4 Tari Susitulip Sudut siku-siku, sudut tumpul, dan sudut
lancip
Tari Susitulip merupakan tari kreasi yang diciptakan peneliti untuk membantu peserta didik dalam belajar Matematika
khususnya materi sudut. Judul tarian tersebut dipilih berdasarkan acuan pada subtema yang digunakan yaitu subtema 2 mengenai
Kebersamaan dalam Keberagaman melalui salah satu seni tari daerah yang terdapat di buku tematik kelas IV tema 1 Indahnya
Kebersamaan. Tarian tersebut disusun dengan memperhatikan beberapa unsur tari yaitu gerak, musik atau iringan dan pola lantai.
Peneliti dalam penelitian ini membatasi pada gerak tari yang digunakan, yaitu menggunakan gerak tari maknawi dengan gerak
dasar tari yang berasal dari Jawa Barat, Surakarta, dan Yogyakarta
yang dipadukan yaitu berupa tepak bahu, capang, nyawang, duduk
deku, ngithing, ngruji, mendhak ndegek, ukel, gejug, dan jengkeng. 1 Tepak bahu adalah gerakan tangan yang menepuk-nepuk bahu
baik itu satu tangan atau dua tangan bahkan dua tangan saling bergantian, 2 Capang adalah gerakan tangan yang digerakkan
kedepan atau ke atas dengan membengkokkan salah satu tangan, 3 Nyawang adalah gerakan tangan yang menandakan bahwa
sedang melihat keadaan yang jauh, 4 Duduk deku adalah melipat kedua kaki ke dalam sebagai tumpuan duduk, 5 Ngithing adalah
posisi tangan dengan ibu jari menempel pada jari tengah,
membentuk bulatan.
Sedang jari
yang lain ditekuk
menekukmelengkung ke bawah. 6 Ngruji adalah bentuk gerak tangan dengan posisi ibu jari menempel pada telapak tangan, dan
keempat jari berdiri dengan posisi jari-jari rapat, 7 Mendhak ndegek adalah Bentuk dasar kaki yang paling dominan, yaitu posisi
lutut kaki ditekuk merendah. Posisi ini dilakukan selama menari.bentuk telapak kaki nggroda posisi kaki mendhak lutut di
tekuk, 8 Ukel adalah Gerakan tangan dengan memutar pergelangan tangan berlawanan arah jarum jam, dengan posisi
tangan ngithing 9 Gejug adalah Gejug adalah menghentakkan kaki bagian telapak kaki kebelakang kaki yang menjadi tumpuan.
Gejug ada 2, yaitu gejug kanan dan gejug kiri, 10 Jengkeng adalah posisi duduk di atas kaki. Pada tari putri posisi kaki kanan
sebagai tumpuan duduk, sedang posisi kaki kiri didepan kaki kanan. Pada tari putra, posisi kaki kanan sebagai tumpuan duduk,
sedang kaki kiri membuka kesamping kiri. Beberapa gerak yang digunakan pada tari Susitulip juga
terdapat pada salah satu Tarian Jaipong yaitu Tari Aduh Manis. Tari Aduh Manis merupakan salah satu tari tradisional khas Jawa
Barat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tari Susitulip merupakan tari kreasi baru yang diciptakan dengan berpedoman pada
keindahan tari jawa yaitu Tari Jaipong, Tari Klasik Gaya
Yogyakarta dan Tari Klasik Gaya Surakarta dalam menentukan gerakannya.
2.1.4.5 Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar