objek-objek dalam aktivitasnya. Pada tahap ketiga ini juga nak mulai dapat memecahkan masalah yang ada; dan 4 tahap
operasional formal yang berlangsung mulai umur 11 sampai 15 tahun dan terus berlangsung sampai ia dewasa. Pada tahap ini anak
lebih banyak lagi mengalami mengalami pengalaman-pengalaman konkret serta dapat berpikir secara abstrak dan lebih logis.
Berdasarkan tahap-tahap perkembangan yang diungkapkan oleh Piaget, anak sekolah dasar kelas IV berada pada tahap
operasional konkret. Pada tahap ini, kemampuan anak untuk berpikir secara logis semakin berkembang. Peserta didik sekolah
dasar kelas IV memiliki sifat yang mengembangkan cara-cara menyembunyikan kepekaan mereka, seperti takut ditertawakan
orang lain, anak laki-laki sering bermusuhan dengan anak perempuan, mampu merencanakan dan memikirkan segala sesuatu
sebelumnya untuk dirinya sendiri Purwatiningsih, 2002: 10. Dalam proses pembelajaran terkadang muncul beberapa sifat-sifat
tersebut, shingga dapat menurun rasa percaya diri peserta didik saat belajar.
2.1.5.3 Keceradasan Jamak Multiple Intelliegences
Intelliegences kecerdasan adalah kemampuan mental umum untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam manipulasi
lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir abstrak, Bainbrirge dalam Yaumi dan Ibrahim, 2013: 9. Multiple intelligences atau
biasa disebut dengan kecerdasan jamak adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki peserta didik untuk
menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran, Fleetham dalam Yaumi dan Ibrahim, 2013: 11.
Menurut Gardner dalam Ula, 2013: 87 Multiple intelligences memiliki 9 jenis intelegensi, yaitu: 1 Intelegensi
Linguistik, 2 Intelegensi Matematis-Logis, 3 Intelegensi Ruang Visual, 4 Intelegensi Kinestetik-Badani, 5 Intelegensi Musikal,
6 Intelegensi Interpersonal, 7 Intelegensi Intrapersonal, 8 Intelegensi Naturalistik, 9 Intelegensi Ekstensial. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan 2 jenis intelegensi yaitu Intelegensi Kinestetik-Badani dan Intelegensi Matematis-Logis.
1. Intelegensi Matematis-Logis
Kemampuan untuk memahami dan menggunakan struktur logika, termasuk pola dan hubungan, dan pernyataan dan proposisi,
melalui eksperimen, kuantifikasi, konseptualisasi, dan klasifikasi. Contohnya mencakup ilmuan, ahli Matematika, ahli logika,
programmer komputer, dan ahli statistik. 2.
Intelegensi Kinestetik-Badani Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan daya
kapasitas seseorang untuk mengatasi objek dengan terampil. Contoh mereka yang mahir dalam kecerdasan ini mencakup aktor,
pemain pantomim, pengrajin, atlet, penari, dan pematung.
Berdasarkan pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa kecerdasan jamak berupa kecerdasan matematis logis dan
kecerdasan kinestetik badani sangat berpengaruh dan berkaitan satu sama lain terutama dalam penelitian yang peneliti kembangkan, hal
tersebut nampak ketika peserta didik melakukan proses pembelajaran berupa Matematika yang menggunakan seni tari.
2.1.6 Tugas Perkembangan Anak