Penguasaan Lingkungan Profil Subjek Penelitian

72 “E..ya kalau misalnya sekarang kan kita juga maksutnya harus menerima lah emang ibu udah nggak ada. Ya sampai sekarang aku selalu kayak apa ya, e terus menyadarkan kayak nyadarin diri sendiri, iya ibu udah nggak ada, ya itu kenyataan yang harus diterima..sekarang itu kayak lebih apa ya mempercayakan diri lah. Meskipun nggak ada ibu, kamu tu harus bisa, jangan sampai apa yang sudah terplanningkan dulu sekarang malah jadi hancur cuma gara-gara nggak ada ibu, kayak gitu.” Subjek 3, 740-747 dan 1225-1231 Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang rasa sedih dan tertekan masih bisa muncul ketika teman-temannya ada komunikasi dengan ibunya masing-masing. Akan tetapi, subjek menyadari bahwa ini proses dan ia tetap terus belajar untuk beradaptasi. Subjek mengatakan demikian: “Kayak yang misalkan sama temen-temen ada yang bilang, “Ah aku diSMS nih sama ibu, kenapa nggak pulang.” Oh aku udah enggak diSMS lagi. Ya sedih sih. Ya gitu itu lah. Yaudah lah, nggak papa. Ya masih terus proses beradaptasi. Sama kayak lebih tertekan aja sih. Dulunya sih yang kebiasa kayak yang tiap hari harus cerita nih. Aku ada ini, ada ini, ada ini. Sekarang udah nggak ada lagi. Ya disimpan sendiri.Padahal kalau kayak sekarang-sekarang ini kan aku lagi banyak- banyaknya cerita untuk bisa diceritakan. Gitu sih.” Subjek 3, 773-778 Subjek merupakan pribadi yang banyak bicara, seperti yang dikatakannya demikian: “aku cerewet, suka ngomong ceplas-ceplos kayak gitu. Nah padahal sometimes kalau ngomong ini, ya Allah ternyata aku omongannya kayak gitu, gitu lo.” Subjek 3, 964-968 73

2. Relasi Positif dengan Orang Lain

Subjek memiliki hubungan yang baik dengan teman-temannya di kampus, seperti yang dikatakannya saat wawancara: “maksutnya hubungan antar temen juga udah terjalin dengan baik. Mereka udah tau gimana kitanya, kita juga udah tau gimana kayak me mentreatment mereka gitu lah. Kayak gitu kalau dikampus.” Subjek 3, 153-158 Begitu pun di dalam keluarga, subjek memiliki hubungan yang baik dengan adik-adiknya. Subjek peduli terhadap adik-adiknya dengan selalu membagikan pengalamannya untuk membimbing dalam menjalani hidup. Subjek mengatakan demikian: “Jadinya sekarang kan, dirumah tu kayak orang yang ya lebih tua lah daripada adik-adikku 2 gitu kan. Jadinya aku tuh kayak yang masih dik kamu tu harus kayak gini, mendingan kayak gini, kayak gini. Kan ya bukannya gimana-gimana. Aku tu merasa kayak aku udah duluan tahu, gimana kehidupan itu. Jadi mendingan tu kayak gini. Besok tu kamu kayak gini, kayak gini lo. Nah kayak gini, ya kayak gitu, kayak gitu sih.” Subjek 3, 408-421 Selain itu, subjek juga memiliki hubungan yang baik dengan kakak-kakaknya meskipun sudah hidup terpisah. Subjek mematuhi nasehat-nasehat yang diberikan kakak-kakak untuk dirinya. Meskipun terpisah jarak dengan kakak-kakak, namun subjek selalu menjaga hubungannya agar tetap baik dengan tetap menjalin komunikasi. Subjek menjaga komunikasi setiap hari dengan semua