Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan

42

c. Pelaksanaan Wawancara Subjek 1

Tabel 3.1. Pelaksanaan Wawancara Subjek 1 Hari, tanggal Tempat Waktu Senin, 18 Mei 2015 Rumah C Pukul 16.15-17.30 WIB Kamis, 30 Juli 2015 Rumah C Pukul 15.30-16.10 WIB

d. Analisis Subjek 1

1. Penerimaan Diri Berdasarkan hasil wawancara, subjek merupakan pribadi yang

pemalas di sekolah dan kemampuannya di pelajaran tergolong biasa saja. Selain itu, subjek juga menyadari bahwa dirinya merupakan pribadi yang aktif, yang harus melakukan kegiatan. Ketika wawancara, subjek berkata demikian: “Emm…aku tu males kalau di sekolah. Ya biasa aja sih kemampuanku . Aku tipe orangnya yang gak bisa diem, harus ada yang bisa dilakukan. Subjek 1, 403-404, 437 dan 934-936 Di saat ibu meninggal, awalnya subjek menunjukan reaksi marah terhadap bapak sebagai bentuk protes atas kenyataan yang harus dihadapi.Namun beberapa hari setelah kematian ibu, subjek mulai bisa menerima keadaan bahwa kematian yang terjadi pada ibunya merupakan yang terbaik. Pada saat wawancara, subjek berkata demikian: 43 “Kayak dulu kan sempet marah sama bapak…Tapi ya trus hari-hari setelah ibu meninggal malah, biasane kan kalau orang-orang tu pada sedih. Kalau aku tu malah lebih seneng, lebih plong. Oh ibu udah nggak sakit. Soale pas sakit tu, sini selang sini selang. Banyak selang. Trus kalau pas aku kesana, aku nyanyi berdoa gitu tu ibu bisa nangis. Nah trus aku mikirnya, kok kayak gini to ya di Rumah Sakit tapi mbok melek to. Tapi, ya nggak bisa to wong disini selang hidung, disini selang mulut. Padahal ibu tu seumur-umur belum pernah masuk Rumah Sakit njuk mondok gitu tu belum pernah. Njuk pas lihat seperti itu tu kasian. Njuk ibu meninggal tu njuk, yo wis lah.” Subjek 1, 1201-1216 dan 1218-1237 Beberapa waktu kemudian, subjek menunjukkan perubahan perilaku dalam dirinya. Subjek yang dulu sering datang ke makam untuk curhat dengan ibu, kini mencoba untuk cerita ke kakak karena menyadari bahwa perilakunya tersebut tidak tepat. Subjek menyatakan demikan: “Tapi dulu pertama-tama sebelum nyoba sama mbak, ke itu ke makam. Trus curhat ma ibu. Ya kayak orang ngomong sendiri, kayak gitu. “Buk, aku tu suka sama dia.” Kayak gitu. Tapi,lama-lama njuk wah cerita sama ibu kok ya disitu =makam. Trus yaitu pelan-pelan mulai cerita sama mbak.” Subjek 1, 1360-1369 Sementara itu, saat ini subjek merasa sedih dan seolah-olah menyalahkan keadaan ketika teman-teman di sekolah saling menceritakan ibunya masing-masing sementara hanya subjek yang tidak memiliki ibu. Hal tersebut dapat dilihat dalam pernyataan berikut ini: “Kayak apa ya, ah kok aku tok ya yang kayak gini. Temen di sekolah tu nggak ada yang kayak aku. Trus kayak misal apa 44 gitu kan trus kayak nyrempet-nyrempet tentang mamahe mereka. Trus kayak, ah males banget kok yang dibahas itu lo. Njuk rasanya tu trus kayak, nggak mau inget. Nggak mau trus sedih gitu to. Tapi, kan ya kebawa juga to. Tapi trus mereka cerita-cerita gitu to. Njukmaku, kok ya tinggal aku yang nggak punya gitu lo, sedangkan yang lain masih punya gitu lo.” Subjek 1, 1301-1315 Subjek merasa sedih karena belum sempat merasakan kenyamanan ketika bisa cerita dengan ibu, seperti yang dikatakan kakaknya. Saat ini ketika subjek sudah SMA tetapi ibu sudah tak ada lagi, sehingga subjek tidak bisa merasakan hal tersebut. Subjek mengatakan demikian: “Emm..pernah kan mbak tu bilang waktu ibu masih ada, “Kamu to nek cerita apa-apa, nek misal kamu suka sama orang atau ada apa-apa tu cerita sama ibu. Enak wis to pokoke. Enak pokoke. Ya besuk nek kamu udah SMA nek cerita-cerita ma ibu kan enak.” Ya tapi sekarang ibu udah nggak ada, jadi nggak bisa tahu rasane. Ya agak sedih sih kenapa belum sempet merasakan malah ibu udah nggak ada. Ya pengene cerita-cerita ma ibu.” Subjek 1, 1345-1358 Subjek pernah ada masalah dengan nenek, karena nenek mengaitkan almarhum ibu ketika memarahinya. Subjek mengatakan demikian: “Kayak dulu juga pernah ada konflik. Soale sampai embah bawa-bawa ibu. Embah bilang, “Lha yo kamu tu sithik-sithik ibu, sithik-sithik ibu. Wong udah nggak ada, mbok ya udah.” Trus aku kan bilang, “Lha yo wong kan inget to. Gitu sih, pasti jengkel kalau nyangkut pautin ibu.” Subjek 1, 1449-1457