Penguasaan Lingkungan S Profil Subjek Penelitian

56 “Tapi kalau bahasa Inggris emang dasarnya suka. Jadi pengen bisa ngomong pake bahasa Inggris lancar, kan kayake keren tu lo kalau bisa ngomong bahasa Inggris lancar. Trus kan besuk-besuknya jadi bisa kalau komunikasi sama orang luar. Trus juga besuk waktu kuliah kan katanya buku-bukunya banyak yang pakai bahasa Inggris jadi ya biar gampang lah buat ngerti.” Subjek 1, 474-485 Selain itu, subjek juga ingin dapat meringankan bapak dengan tidak sering meminta uang. Hal ini dikarenakan setelah ibunya meninggal, subjek melihat bapaknya bekerja keras untuk mendapatkan uang. Subjek ingin bekerja supaya memiliki penghasilan, tetapi hal tersebut belum dapat dilakukan karena dirinya masih sekolah. Selain itu, subjek juga ingin menjadi anak yang patuh terhadap bapak. Subjek mengatakan demikian: “Em..pengennya tu pengen nggak minta uang ke bapak. Pengen kerja, tapi kok masih SMA. Jadi ya gitu, pengen kerja. Punya uang sendiri. Ya pengen, biar punya uang sendiri gak minta-minta ke bapak. Kasian juga soale aku sering minta uang ke bapak, hehe...bapak setelah ibu meninggal jadi kerjanya lebih banyak tu lho. Kan kasian juga. Seenggaknya kalau aku udah kerja, trus punya uang sendiri kan bisa meringankan.Trus pengen ya itu pengen nurut. Kadang dibilangi apa gitu, ya iya padahal enggak. Kalau dibilangi ki ya, ya gitu tapi padahal enggak. Ya pengene, mbok ya manut kaya gitu. Tapi, ya sekarang sedang pelan-pelan supaya bisa nurut sama Bapak” Subjek 1, 1388-1392, 1403-1412 dan 1426-1433

6. Pertumbuhan Pribadi

Berdasarkan hasil wawancara, dimensi pertumbuhan pribadi tampak dari sikap subjek yang tetap bertahan dengan banyaknya 57 kegiatan yang diikuti. Subjek merasa mampu untuk melakukan semua kegiatan. Subjek mengatakan demikian: “...Tapi, nggak tau kayak ya wis lah nggak papa dijalanin nanti kan bisa semuanya sambil jalan. Ya nggak papa. Teko dicoba pelan-pelan. Nanti lama-lama kan ya aku bisa. Bisa di kegiatan ini, biasa di kegiatan yang itu, kayak gitu...Oh berarti bukan karena apa-apa tapi karena aku bisa. Oh berarti aku bisa ya. Oh berarti mbok mau sekayak apa pun tu aku bisa.” Subjek 1, 152-164 dan 194-199 Untuk mewujudkan keinginannya lancar berkomunkasi dengan bahasa Inggris, subjek mengikuti les, memperhatikan saat pelajaran dan selalu bertanya jika kesulitan. Subjek mengatakan demikian: “Ya, kalau biar bisa ngomong bahasa Inggris lancar, ya aku dulu ikut les-lesan bahasa Inggris gitu. Trus ya kalau pas pelajaran gitu, bener-bener merhatiin biar ngerti. Kalau pas nggak tau ya langsung tanya. Gitu sih. Biar lincah bahasa inggris. Hahaha..” Subjek 1, 489-496

2. Subjek 2

a. Deskripsi Subjek 2

Subjek kedua dalam penelitian ini merupakan remaja putri berusia 19 tahun, yang merupakan lulusan SMA dan saat ini menjadi karyawan koperasi di bagian perekapan. Subjek merasa tidak nyaman di lingkungan kerjanya saat ini dikarenakan sikap yang tidak baik dari manager dan kasir yang kebetulan suami istri. Subjek sering mendapatkan perkataan-perkataan yang tidak baik tentang dirinya. 58 Akan tetapi, subjek tetap berusaha untuk bertahan di tempat kerjanya karena kebutuhan. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa subjek merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Subjek tinggal bersama dengan bapak, nenek dan kakak sepupunya. Sementara kakak lelakinya sudah hidup mandiri karena bekerja di luar kota.

b. Deskripsi Singkat Terkait Kematian Ibu dari Subjek 2

Menurut pengakuan subjek dalam wawancara, almarhum ibu meninggal ketika subjek TK. Penyebab ibu meninggal bukan karena sakit, akan tetapi karena dampak dari usaha untuk menggugurkan bayi yang ada di dalam kandungan.

c. Pelaksanaan Wawancara Subjek 2

Tabel 3.2 Pelaksanaan Wawancara Subjek 2 Hari, tanggal Tempat Waktu Rabu, 22 Juli 2015 Rumah M Pukul 14.30-16.00 WIB Rabu, 12 Agustus 2015 Rumah M Pukul 10.20-10.50 WIB

d. Analisis Subjek 2

1. Penerimaan Diri

Berdasarkan hasil wawancara, terkadang subjek bisa lupa jika ibunya sudah meninggal akan tetapi tak jarang ingatan akan almarhum ibu masih sering muncul. Hal tersebut membuat subjek 59 merasa sedih dan belum dapat menerima keadaan tersebut sepenuhnya. Subjek mengatakan demikian: “Yo maksute piye yo, yo teko jalani wae lah. Soale kadang aku ki mikire, yo kadang teko sok merasa lali barang kadang yoan lo mbak. La kan wis terbiasa ibu nggak ada. Ya njuk kadang lali lah. Tapi yo kadang nek pas inget yo, kok kenapa ning aku gitu lo, sedih lah. Maksute le ibu e nggak ada, kenapa kok ibuku gitu lo.” Subjek 2, 514-523 Subjek merasa kehilangan kasih sayang dan kehilangan sosok yang menjadi tempat curhat. Subjek sering berandai-andai jika ibu masih ada, maka dirinya akan lebih baik dari saat ini. Meskipun subjek mengaku dirinya sudah ‘pasrah’, tapi tetap saja perasaan menyesali keadaan yang sudah terjadi masih sering muncul. Hal tersebut sesuai dengan perkataan subjek saat wawancara: “Yo kadang nek misal ada apa-apa, hanya mikire paling nek ada ibu aku nggak bakal kayak gini. Ngono lo mbak. Yo maksute untuk hidupku saat ini. Yo ming mikire, ngopo to kok malah ra ono. Maksute sing tak ajak aku curhat. Mesti mikire yo ming, seandainya ada ibu pasti aku bakal cerita apa-apa nang ibu. Yo mikire pasti nek ada ibu, aku bisa menjadi lebih baik lah. Yo sok kangen-kangen juga. Kadang nek bengi-bengi gitu sok kangen juga. Yach, maksute ya kasih sayange ki baru aja, belum penuh. Yo aku sih njuk teko sok pasrah gitu lo. Yo kadang njuk teko sok nggetuni =menyesali ngono lo. Wah aku yo belum merasakan kasih sayang ibu sepenuhnya.” . Subjek 2, 566-580 dan 1049-1053 Selain itu, subjek sering merasa iri ketika melihat kedekatan antara seorang anak dengan ibu dan ketika teman-teman