Teknis Analisis Data Teknik Pengujian Instrumen

I. Teknis Analisis Data

1. Analisis Deskriptif Berdasarkan PAP II Analisis deskriptif digunakan untuk menginterpretasikan data yang telah dianalisis secara kuantitatif dalam bentuk tabel frekuensi sebagai acuan untuk melihat karakteristik data yang diperoleh. Analisis deskriptif pada penelitian ini disajikan dalam bentuk data hasil yang berisi frekuensi dan presentasenya. Setelah indikator-indikator dari setiap variabel diukur dengan menggunakan skala Likert kemudian dibuatkan tabel distribusi frekuensi dengan mengkategorikan data ke dalam kelas menurut tingkatannya karena masih merupakan data mentah. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah karena belum disusun dengan cara apapun, sehingga proses olah data belum dapat dilakukan. Oleh karena itu, data mentah perlu disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data yang telah digolong-golongkan ke dalam kelas-kelas menurut urutan tingkatannya beserta jumlah individu yang termasuk dalam masing- masing kelas, yang disebut tabel distribusi frekuensi. Pembuatan tabel distribusi frekuensi menggunakan acuan PAP Penilaian Acuan Patokan tipe II. Masidjo, 1995 : 157 yaitu: Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Menggunakan Acuan PAP Penilaian Acuan Patokan Tipe II Skor Penilaian 81 - 100 Sangat Tinggi 66 - 80 Tinggi 56 - 65 Cukup 46 - 55 Rendah Dibawah 46 Sangat rendah Sumber: Masidjo, 1995 Setelah menentukan skor, kemudian dilakukanlah pemberian peringkat dan kategori dari masing-masing variabel sebagai berikut: a. Deskripsi Data Tentang Berdasarkan Jenis Kelamin b. Deskripsi Data Tentang Motivasi Belajar Setelah melihat Tabel 3.2 mengenai butir-butir kuisioner motivasi belajar, jawaban atas kuesioner tersebut dirangkum dan diteliti dengan menggunakan teknik Penilaian Acuan Patokan PAP II, berikut ini adalah jawaban dari 84 responden atas kuesioner tersebut. Jumlah sampel : 84 Jumlah butiritem : 19 pertanyaan Jumlah skor alternatif jawaban : 4 Berdasarkan data di atas, maka kategori kecenderungan dari variabel motivasi kerja karyawan sebagai berikut: Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 19 x 4 = 76 Skor terendah yang mungkin dicapai = 19 x 1 = 19 Rumus PAP ; Skor = Nilai terendah + Nilai teringgi – Nilai terendah 1 Skor = 19 + 81 76 – 19 = 65,17 dibulatkan 65 2 Skor = 19 + 66 76 – 19 = 56,62 dibulatkan 57 3 Skor = 19 + 56 76 – 19 = 50,92 dibulatkan 51 4 Skor = 19 + 46 76 – 19 = 45,22 dibulatkan 45 Dari hasil rumus PAP di atas, langkah selanjutnya adalah memberikan peringkat dan penilaian sebagai berikut: Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Skor Kategori frekuensi Peringkat 57-56 Tinggi 3 51-56 Cukup 2 40-50 Rendah 1 c. Deskripsi Data Tentang Metode Pembelajaran Penilaian Acuan Patokan PAP II, berikuti ini adalah jawaban dari 84 responden atas kuesioner tersebut : Jumlah sampel : 84 Jumlah butiritem : 16 pertanyaan Jumlah skor alternatif jawaban : 4 Berdasarkan data di atas, maka kategori kecenderungan dari variabel motivasi kerja karyawan sebagai berikut: Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 16 x 4 = 64 Skor terendah yang mungkin dicapai = 16 x 1 = 16 Rumus PAP ; Skor = Nilai terendah + Nilai teringgi – Nilai terendah 1 Skor = 16 + 81 64 – 16 = 54,88 dibulatkan 55 2 Skor = 16 + 66 64 – 16 = 47,68 dibulatkan 48 3 Skor = 16 + 56 64 – 16 = 42,88 dibulatkan 43 4 Skor = 16 + 46 64 – 16 = 38,08 dibulatkan 38 Dari hasil rumus PAP di atas, langkah selanjutnya adalah memberikan peringkat dan penilaian sebagai berikut: Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Metode Pembelajaran Skor Kategori frekuensi Peringkat 48-64 Tinggi 3 43-47 Cukup 2 37-42 Rendah 1 d. Deskripsi Data Tentang Prestasi Belajar Penilaian Acuan Patokan PAP II, berikuti ini adalah jawaban dari 84 responden atas kuesioner tersebut: Nilai tertinggi = 100 Nilai terendah = 0 Rumus PAP ; Skor = Nilai terendah + Nilai teringgi – Nilai terendah 1 Skor = 0 + 81 100-0 = 81 2 Skor = 0 + 66 100-0 = 66 3 Skor = 0 + 56 100-0 = 56 4 Skor = 0 + 46 100-0 = 46 Dari hasil rumus PAP di atas, langkah selanjutnya adalah memberikan peringkat dan penilaian sebagai berikut: Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Skor Kategori frekuensi Peringkat 66-100 Tinggi 3 56-65 Cukup 2 0-55 Rendah 1 2. Uji Prasyarat Uji prasyarat analisis harus dilakukan karena akan digunakan sebagai langkah selanjutnya dalam melakukan analisis data, selain itu uji prasyarat analisis juga dimaksudkan sebagai dasar mengambil keputusan agar tidak menyimpang dari kebenaran yang harus ditarik. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang diteliti akan mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus One-Sample Kolmogrorov-Smirnov Sugiyono,2010:255 D = Max [F0 X1 – Sn X1] Keterangan: D = Deviasi maksimum F0 X1 = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn X1 = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang di observasi Kriteria penerimaan jika nilai probabilitas sig. lebih besar dari taraf nyata 5 maka distribusi data normal, jika nilai probabilitas sig. lebih kecil dari taraf nyata 5 maka distribusi data tidak normal. Untuk menguji normalitas data secara grafis menggunakan dengan P-P Plot, dengan kriteria bahwa apabila titik-titik berdekatan berhimpitan dengan garis diagonal maka data mendekati normal, dan dapat disimpulkan bahwa datanya mendekati normal karena data tersebut bisa berasumsi bahwa sampel yang diteliti benar-benar dapat mewakili populasi, sehingga hasil penelitian kita bisa digeneralisasikan pada populasi. b. Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Uji linieritas ini digunakan dengan analisis varians dengan menggunakan rumus F. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut Sudjana, 1989:332 S S G TG F 2 2 Keterangan: F = Bilangan untuk linieritas S 2 TG = Varian tuna cocok S 2 G = Varian kekeliruan Kriteria pengujian linieritasnya yaitu: 1 Jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikasi 5 dengan derajat kebebasan dk = k-2 dan n-k maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear 2 Jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikasi 5 dengan derajat kebebasan dk = k-2 dan n-k maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat tidak bersifat linear. c. Uji Korelasi Rumusan Hipotesis:

1 Motivasi Belajar

H o : Tidak ada hubungan motivasi secara signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa. H a : Ada hubungan motivasi secara signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa. 2 Metode Pembelajaran H o : Tidak ada hubungan metode pembelajaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa. Ha : Ada hubungan metode pembelajaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa. Berdasarkan taraf pada taraf signifikan 5 serta derajat kebebasan n-k maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Kriteria Pengujian Hipotesis: Jika T hitung ≤ T tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika Thitung ≥ T tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima Atau bisa juga melihat signifikansinya, dengan melihat kolom Sig ρ: Jika Sig ≤ 0,05 , maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika Sig ≥ 0,05 , maka Ho diterima dan Ha ditolak Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah tersebut digunakan uji korelasi rank dari spearman. Rumus korelasi dari spearman didefinisikan sebagai berikut: Keterangan: d 1 = perbedaan pada rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke- 1 n = banyaknya individu atau fenomena yang diberikan kepada rank Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk menentukan terjadi tidaknya masalah korelasi digunakan ketentuan sebagai berikut: a Jika r s hitung r s tabel, maka tidak ada korelasi atau terima H o b Jika r s hitung r s tabel, maka terjadi korelasi atau terima H a d. Regresi berganda Pengujian hipotesis penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel independen X terhadap variabel dependen Y Santoso, 2000. Dalam penelitian ini analisis regresi berganda digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi beberapa variabel independen X terhadap variabel dependen Y, dan juga melihat apakah kontribusi tersebut signifikan atau tidak. Untuk melihat apakah ada kontribusi dan seberapa besar kontribusi variabel independen X terhadap variabel dependen Y yaitu dengan melihat hasil regresi berganda pada output SPSS dengan melihat tabel Coefficients pada Kolom Standardized Coefficients yaitu dengan melihat nilai Beta β. Dengan melakukan regresi dengan standardized variabel adalah agar dapat membandingkan secara langsung antar variabel independen, dalam pengaruhnya masing-masing terhadap variabel dependen. Variabel independen mana yang berpengaruh lebih besar terhadap variabel dependen dapat dilihat dari besar kecilnya masing-masing koefisien beta regressor. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut Sugiyono, 2007: 284: 1 Membuat persamaan regresi untuk tiga prediktor Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +…+e Keterangan: Y : Prestasi belajar a : harga konstan b1 : koefisien prediktor X1 b2 : koefisien prediktor X2 X1 : Motivasi Belajar X2 : Metode Pembelajaran e : eror term Harga a dan b dicari dengan rumus: 2 Mencari koefisien determinasi R 2 prediktor X 1 , X 2 dan X 3 dengan Y, dengan rumus sebagai berikut Sutrisno, 2004: 23: Keterangan: R2 : koefisien derteminasi antara Y dengan X1 dan X2 a1 : koefisien prediktor X1 a2 : koefisien prediktor X2 ∑ X1 Y : jumlah produk antara motivasi belajar dan prestasi belajar ∑ X2 Y : jumlah produk anatara metode pembelajaran dan prestasi belajar ∑ Y2 : jumlah kuadrat kriterium Prestasi Belajar 3 Menguji keberartian koefisien regresi ganda uji modeling f dengan menggunakan rumus sebagai berikut Sugiyono, 2010: 266: Keterangan: R = Koefisien korelasi berganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel Kesimpulan: jika F hitung lebih besar dari F tabel, maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Rumusan MasalahMotivasi Belajar dan Metode Pembelajaran secara bersama-sama: H o : Tidak ada hubungan motivasi belajar dan metode pembelajaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa. Ha : Ada hubungan motivasi belajar dan metode pembelajaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa. Berdasarkan tabel pada taraf signifikansi 5, dengan db pembilang = k dan db penyebut = n-k-1, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Kriteria Pengujian Hipotesis: Jika F hitung ≤ F tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika F hitung ≥ F tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima Atau bisa juga melihat signifikansinya, dengan melihat kolom Sigρ: Jika Sig ≤ 0,05 , maka Ho ditolak dan Ha diterima Jik a Sig ≥ 0,05 , maka Ho diterima dan Ha ditolak Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen Santoso, 2001. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel independen digunakan adjusted R square. Jika nilai adjusted R 2 semakin dekat pada nilai 1 maka kontribusi variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat semakin kuat, sebaliknya jika nilai R 2 semakin dekat dengan nilai 0 maka kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Dari semua prasyarat, apabila semua prasyarat itu terpenuhi maka merupakan statistik parametrik, dikarenakan bahwa statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi melalui data statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Statistik parametriks memerlukan terpenuhinya banyak asumsi, asumsi data adalah data yang normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu tes mengharuskan data dua kelompok atau lebih harus homogen. Dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritasnya. Parametrik digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio. Sedangkan apabila semua prasyarat itu tidak terpenuhi maka merupakan statistik nonparamteris. Dikarenakana statistik nonparametrik tidak munguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi. Nonparametrik tidak harus berdistribusi normal, digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal. 64

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan motivasi bejalar siswa : studi kasus siswa kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman.

0 0 153

Hubungan antara persepsi siswa tentang media pengajaran dan kedisplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus kelas XI SMK YPKK 3 Sleman.

0 2 147

Pengaruh media pembelajaran dan metode mengajar mahasiswa praktikan PPL terhadap motivasi berprestasi : studi kasus SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta.

0 1 157

Hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dan kecerdasan emosional siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta.

0 1 155

Hubungan antara persepsi siswa tentang media pengajaran dan kedisplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi studi kasus kelas XI SMK YPKK 3 Sleman

0 2 145

Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan motivasi bejalar siswa studi kasus siswa kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman

0 1 151

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKTIVA TETAP SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK YPKK 2 SLEMAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 1 196

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA KOMPETENSI KEJURUAN AKUNTANSI KELAS XI SMK YPKK 1 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 161

Pengaruh Minat Belajar dan Fasilitas Belajar Komputer terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Pemograman Web Siswa Kelas XI SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2010/2011.

0 1 125

Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar - USD Repository

0 0 143