karena adanya suatu tanda. Kondisi yang diciptakan merupakan syarat memunculkan refleks bersyarat.
d. Teori konstruksivisme
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah kontruksi bentukan
kita sendiri. Secara konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan kontruksi dari apa yang kita ketahui dari suatu
keadaan. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditinggalkan melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang
sedang mempelajarinya. Jadi seseorang yang belajar itu membentuk pengertian. Betterncount dalam Sardiman 2006:36 menyimpulkan
bahwa konstruktivisme tidak bertujuan mengerti hakikat realitas tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang
sesuatu. Jadi menurut konstruktivisme belajar adalah kegiatan yang aktif dimana subyek belajar membangun sendiri pengetahuannya,
subyek belajar juga mencari sendiri makna dari suatu yang mereka pelajari.
e. Teori belajar dari R, Gagne
Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi adalah yang pertama, belajar adalah suatu proses yang memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasan, dan tingkah laku. Sedangkan definisi yang kedua, belajar adalah pengetahuan atau keterampilan
yang diperolah dari instruksi.
B. Motivasi Belajar Siswa
1. Pengertian Motivasi
Melakukan perbuatan secara relatif dan tidak semudah melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu perlu adanya sesuatu yang
mendorong kegiatan belajar mengajar agar semua yang diinginkan tercapai. Hal tersebut adalah motivasi. Menurut Syamsu 1994:36 motivasi berasal dari kata
motif yang berarti keadaan dalam diri mendorongnya untuk bertindak dan melakukan sesuatu kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan.
Motivasi berasal dari bahasa inggris motivation yang berarti dorongan, dan motivasi. Kata kerja adalah to motivate yang berarti alasan, sebab, dan gaya
gerak. Dapat pula diartikan sebagai pendorong atau penggerak yang berasal dari dalam diri individu untuk bertindak kearah suatu tujuan tertentu Ali Imron,
1996:87. Menurut Whittaker yang dikutip Darsono 2000:61, motivasi adalah
yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi kondisi atas internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan kepada organism dan
mengarahkan tingkah laku organism mencapai tujuan. Sedangkan Whittaker, motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat melakukan
percobaan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang jauh sebelum orang itu melakukan perbuatan.
Menurut Sri Esti 1989:151, kata motivasi digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan, kebutuhan atau keinginan untuk melakukan
suatu yang khusus atau umum. Salah satu kegunaan konsep motivasi adalah menggambarkan kecenderungan umum seseorang dalam usahanya mencapai
tujuan tertentu.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Dalam proses belajar, motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau berubah dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhinya. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar: a.
Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam manusia itu sendiri. Faktor internal meliputi:
1 Cita-cita dan Aspirasi
2 Kemampuan belajar
3 Sikap
4 Pengalaman
b. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar manusia itu
sendiri. Faktor eksternal meliputi: 1
Lingkungan Sosial Lingkungan sosial yang dimaksud adalah lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. 2
Lingkungan Non Sosial Lingkungan non sosial meliputi keadaan gedung sekolah, letak
sekolah, jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar, kondisi ekonomi orang tua dan lain-lain .
Sumanto 1990:108-115 menggolongkan faktor yang mempengaruhi belajar anak menjadi tiga macam, yaitu:
a. Faktor-Faktor Stimulasi Belajar
Yang dimaksud dengan faktor stimulasi belajar adalah segala hal di luar individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar.
Stimulasi dalam penelitian ini mencangkup materil serta suasana lingkungan yang ada di sekitar siswa.
b. Faktor Metode Belajar
Metode yang dipakai guru sangat mempengaruhi belajar siswa. Metode yang menarik dapat menimbulkan rangsangan dari siswa untuk
meniru dan mengaplikasikan dalam cara belajarnya. c.
Faktor-Faktor Individual Faktor ini menyangkut hal-hal berikut: kematangan, faktor usia, jenis
kelamin, pengalaman, kapasitas mental, kondisi kesehatan fisik dan psikis, rohani serta motivasi
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor melanjutkan pendidikan anak. Sebab hasil belajar anak pada jenjang pendidikan
tertentu, akan digunakan untuk memenuhi salah satu syarat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
3. Bentuk-Bentuk Motivasi
Menurut Sardiman 2006:92-95 ada beberapa bentuk dengan membentuk motivasi: 1 memberikan angka; 2 hadiah; 3 saingan atau kompetisi; 4
memberikan ulangan; 5 mengetahui hasil; 6pujian; 7 hukuman; 8 minat; 9 hasrat untuk belajar; 10 serta tujuan yang diakui.
Menurut W.S Winkel 2004:194-195, motivasi belajar terbagi menjadi dua bentuk:
a. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik yaitu aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan
dengan aktifitas belajar sendiri. Tergolong bentuk motivasi ekstrinsik antara lain belajar demi memenuhi kewajiban, belajar demi
menghindari hukuman yang diancamkan, belajar demi meningkatkan gengsi sosial, belajar demi memperoleh pujian dari orang penting
guru dan orang tua dan belajar demi tuntunan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan jenjang atau golongan
administratif.
b. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu kegiatan belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak
berkaitan dengan aktifitas belajar itu. Menurut Sardiman 1986:82, di dalam proses belajar mengajar siswa memiliki motivasi instrinsik
dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas- tugas belajar, keuletan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam
belajar, menunjukan minat yang besar dalam menghadapi masalah- masalah orang dewasa, senang bekerja mandiri, cepat bosan dengan
tugas-tugas yang monoton, dapat mempertahankan pendapatnya, senang mencari dan memecahkan permasalahan atau soal-soal dalam
buku pelajaran.
Menurut Sumadi Suryabroto 1984:74 motivasi yang mendorong manusia dalam melakukan suatu kegiatan dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu: a.
Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik yaitu rangsangan yang datang dari luar dirinya.
Dengan motivasi ini antara lain bertujuan pokok dan aktifitas yang dilakukan tidak ada hubungan langsung, sehingga dapat dikatakan
bahwa motivasi ekstrinsik merupakan bentuk dimana aktifitas untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang secara mutlak tidak berkaitan dengan aktifitas tersebut.
b. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang datang dari dalam diri sendiri. Seseorang akan melakukan pekerjaannya dengan penuh semangat
karena dia senang melakukan pekerjaan itu dan mendatangkan kepuasan bagi dirinya. Dalam hal ini, insentif terletak dalam kepuasan
melaksanakan itu sendiri.
4. Fungsi Motivasi Belajar
Menurut W.S Winkel 1987:76-77 pada dasarnya belajar mempunyai fungsi untuk:
a. Menyediakan kondisi yang seoptimal mungkin bagi terjadinya
kegiatan belajar. b.
Menggiatkan semangat belajar. c.
Menggugah semangat belajar siswa atau mendorong siswa untuk belajar.
d. Mendorong siswa untuk berbuat atau sebagai motif penggerak yang
melepaskan energi. e.
Menentukan arah perbuatan kearah tujuan yang hendak dicapai. f.
Menyeleksi perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya dan berusaha untuk memperbaiki agar dapat menunjang keberhasilan siswa
dalam belajar.
Menurut Syaiful Bahri mengemukakan ada tiga fungsi motivasi belajar yaitu:
a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari, muncul minat untuk belajar. Hal ini sejalan
dengan rasa keingintahuan dia yang akhirnya mendorong siswa untuk belajar. Sikap inilah yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah
sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi
pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar.
b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologi yang melahirkan sikap terhadap siswa itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung. Siswa akan
melakukan aktifitas dengan segenap jiwa dan raga. Akal dan pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak
perbuatan belajar.
c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Yaitu dengan menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang mendukung guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Pada intinya fungsi motivasi ini dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai penggerak kegiatan, motivasi sebagai pendorong perbuatan, motivasi
sebagai perbuatan.
C. Metode Pembelajaran