e. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para
pelanggan.
B. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian Kecerdasan Emosional Cooper dan Sawaf 1998:XV mengungkapkan kecerdasan
emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi,
koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosional menuntut kita untuk belajar mengakui dan mempercayai perasaan diri kita dan orang
lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
Menurut pendapat Stein dan Book 2000:31, kecerdasan emosional disebut street smarts pintar atau kemampuan khusus yang kita
sebut “akal sehat”, terkait dengan kemampuan membaca lingkungan politik dan sosial, dan menatanya kembali; kemampuan memahami dengan
spontan apa yang diinginkan dan dibutuhkan orang lain, kelebihan dan kekurangan mereka; kemampuan untuk tidak terpengaruh oleh tekanan; dan
kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan, yang kehadirannya didambakan orang lain. Menurut Wibowo dalam http:info.stieperbanas.
ac.idmakalahk-peak03 kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk
mengendalikan emosi sehingga memberikan dampak yang positif. Kecerdasan emosional dapat membantu membangun hubungan dalam
menuju kebahagiaan dan kesejahteraan. Dari beberapa pendapat di atas dapatlah dikatakan bahwa
kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya
dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
2. Unsur-Unsur Kecerdasan Emosional Karen F. Stone dan Harold Q. Dillehunt dalam Goleman
1999:428-429 menyebutkan unsur-unsur utama kecerdasan emosional, yaitu :
a. Kesadaran diri mencakup mengamati diri Anda dan mengenali perasaan-perasaan Anda; menghimpun kosakata untuk perasaan;
mengetahui hubungan antara pikiran, perasaan, dan reaksi. b. Pengambilan keputusan pribadi mencakup mencermati tindakan-
tindakan Anda dan mengetahui akibat-akibatnya; mengetahui apa yang menguasai sebuah keputusan, pikiran atau perasaan; menerapkan
pemahaman ini ke masalah-masalah seperti seks dan obat terlarang. c. Mengelola perasaan mencakup memantau “omongan sendiri” untuk
menangkap pesan-pesan negatif seperti ejekan-ejekan tersembunyi, menyadari apa yang ada di balik suatu perasaan misalnya sakit hati
yang mendorong amarah; menemukan cara-cara untuk menangani rasa takut dan cemas, amarah, dan kesedihan.
d. Menangani stres mencakup mempelajari pentingnya berolahraga, perenungan yang terarah, metode relaksasi.
e. Empati mencakup memahami perasaan dan masalah orang lain, dan berpikir dengan sudut pandang mereka; menghargai perbedaan
perasaan orang mengenai berbagai hal. f. Komunikasi mencakup berbicara mengenai perasaan secara efektif:
menjadi pendengar dan penanya yang baik; membedakan antara apa yang dilakukan atau yang dikatakan seseorang dengan reaksi atau
penilaian Anda sendiri tentang hal itu; mengirimkan pesan “Aku” dan bukannya mengumpat.
g. Membuka diri mencakup menghargai keterbukaan dan membina kepercayaan dalam suatu hubungan; mengetahui kapan situasinya aman
untuk mengambil risiko membicarakan tentang perasaan Anda sendiri. h. Pemahaman mencakup mengidentifikasi pola-pola dalam kehidupan
emosional Anda dan reaksi-reaksinya, mengenali pola-pola serupa pada orang-orang lain
i. Menerima diri sendiri mencakup merasa bangga dan memandang diri sendiri dalam sisi yang positif; mengenali kekuatan dan kelemahan
Anda; mampu untuk menertawakan diri Anda sendiri. j. Tanggung jawab pribadi mencakup rela memikul tanggung jawab;
mengenali akibat-akibat dari keputusan dan tindakan Anda, menerima PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perasaan dan suasana hati Anda, menindaklanjuti komitmen misalnya berniat untuk belajar.
k. Ketegasan mencakup mengungkapkan keprihatinan dan perasaan Anda tanpa rasa marah atau berdiam diri.
l. Dinamika kelompok mencakup mau bekerjasama; mengetahui kapan dan bagaimana memimpin, kapan mengikuti.
m. Menyelesaikan konflik mencakup bagaimana berkelahi secara jujur dengan anak-anak lain, dengan orangtua, dengan para guru; contoh
menangmenang untuk merundingkan kompromi. Dalam bukunya, “Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan
Emosional Meraih Sukses”, Stein dan Book 2000:310 mengungkapkan lima kecerdasan emosional yang harus dimiliki seorang pramuniaga,
kelima kecerdasan emosi itu adalah aktualisasi diri, sikap asertif, kebahagiaan, kesadaran diri emosional dan hubungan antar pribadi.
a. Aktualisasi diri, yaitu suatu proses perjuangan berkesinambungan yang dinamis, dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan bakat kita
secara maksimal, dan berusaha dengan gigih dan sebaik mungkin untuk memperbaiki diri kita secara menyeluruh. Kegairahan terhadap
bidang yang kita minati akan menambah semangat dan motivasi untuk terus memupuk minat itu Stein dan Book, 2000:124.
b. Sikap asertif, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, spesifik, dan tidak taksa multi-taksir, sambil sekaligus tetap peka
terhadap kebutuhan orang lain dan reaksi mereka dalam peristiwa tertentu Stein dan Book, 2000:89.
c. Kebahagiaan, mempunyai arti kemampuan untuk merasa puas dengan kehidupan kita, bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta
bersenang-senang. Kebahagiaan adalah gabungan dari kepuasan diri, kepuasan secara umum, dan kemampuan menikmati hidup. Orang
yang bahagia sering merasa senang dan nyaman, baik selama bekerja maupun pada waktu luang; mereka menikmati hidup dengan bebas,
dan menikmati kesempatan untuk bersenang-senang. Kebahagiaan adalah produk sampingan danatau barometer yang menunjukkan derajat
kecerdasan dan kinerja emosional kita Stein dan Book, 2000:237. d. Kesadaran-diri emosional adalah kemampuan untuk mengenal dan
memilah-milah perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengapa hal itu kita rasakan, dan mengetahui penyebab munculnya
perasaan tersebut. Orang yang naluri kesadaran-dirinya kuat bisa mengetahui saat mereka merasa kurang bersemangat, mudah kesal,
sedih, ataupun mulai bergairah, dan menyadari bagaimana berbagai perasaan tersebut bisa mengubah perilaku mereka sehingga
menyebabkan orang lain menjauhi mereka Stein dan Book, 2000,73. e. Hubungan antar pribadi, mempunyai arti kemampuan membina dan
memelihara hubungan yang saling memuaskan yang ditandai dengan keakraban dan saling memberi serta menerima kasih sayang. Kepuasan
bersama ini mencakup antar aksi sosial bermakna yang berpotensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memberikan kepuasan serta ditandai dengan saling memberi dan menerima. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi yang positif
oleh kepedulian para sesama. Unsur kecerdasan emosional ini tidak hanya berkaitan dengan keinginan untuk membina persahabatan
dengan orang lain, tetapi juga dengan kemampuan merasa tenang dan nyaman berada dalam jalinan hubungan tersebut, serta kemampuan
memiliki harapan positif yang menyangkut antar aksi sosial Stein dan Book, 2000:165.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kecerdasan Emosi Faktor yang mempengaruhi terbentuknya kecerdasan emosi dalam
diri seseorang ada 2, yaitu : a. Faktor internal
Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri individu untuk menanggapi lingkungan sekitar. Menurut Goleman 1999:23, faktor
ini berasal dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosional seseorang.
b. Faktor eksternal Faktor eksternal dimaksudkan sebagai faktor yang datang dari luar
individu dan mempengaruhi individu untuk mengubah hidup. Pengaruh luas yang bersifat individu dapat secara perorangan, secara
kelompok, antara individu mempengaruhi kelompok atau sebaliknya, juga dapat bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara, misal media
massa. Faktor lain dapat melalui lingkungan fisik tempat manusia berada ketika berkomunikasi dengan pihak lain, melalui lingkungan
sosial di mana keberadaan manusia lain sebagai penerima komunikasi maupun hanya hadir di sana, serta melalui keikutsertaan individu
dalam berbagai kegiatan seperti keaktifan di dalam mengikuti berbagai organisasi Goleman, 1997:275-279.
4. Dimensi Kecerdasan Emosional Daniel Goleman dalam http:www1.unpar.ac.idwebcolumn
rudiscolumn.asp? menyebutkan ada lima dimensi kecerdasan emosional yaitu: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan
sosial. Pada dimensi kesadaran diri, indikator kecerdasan emosional mencakup: a kesadaran emosi; b penilaian diri secara teliti; c percaya
diri. Pada dimensi pengaturan diri, indikator kecerdasan emosional mencakup: a kendali diri; b sifat dapat dipercaya; c kewaspadaan;
d adaptibilitas; e inovasi. Pada dimensi motivasi, indikator kecerdasan emosional mencakup: a dorongan prestasi; b komitmen; c inisiatif;
d optimisme. Pada dimensi empati, indikator kecerdasan emosional mencakup: a memahami orang lain; b orientasi pelayanan; c
mengembangkan orang lain; d mengatasi keragaman; e kesadaran politis. Pada dimensi keterampilan sosial, indikator kecerdasan emosional
mencakup: a pengaruh; b komunikasi; c kepemimpinan; d PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
katalisator perubahan; e manajemen konflik; f pengikat jaringan; g kolaborasi dan kooperasi; h kemampuan tim.
C. Locus of Control