Atribut Pertimbangan Sejarah Pendirian Kospin Jasa

informasi yang relevan bagi penelitian ini. Dua puluh UMKM agribisnis penerima kredit ini terbagi menjadi tiga bagian usaha, yaitu usaha budidaya, pengolahan, dan retail. Usaha budidaya yang dilakukan adalah ternak bebek sebanyak dua usaha, dan tiga usaha ternak ayam petelur. Usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan adalah empat usaha pembuatan telur asin, satu usaha pembuatan kerajinan rotan, satu usaha pembuatan kasur kapuk, dua usaha meubel, dan dua usaha pembuatan kerajinan tangan handycraft. Sedangkan usaha retail yang diberikan bantuan adalah dua warung makan lesehan dan tiga usaha warung sate kambing.

4.4. Atribut Pertimbangan

Atribut yang digunakan untuk menganalisis peranan koperasi dalam perkembangan UMKM agribisnis adalah menjelaskan sistem penyaluran kredit yang dilakukan Kospin Jasa kepada 20 UMKM agribisnis dan pendapatan serta RC Ratio dari UMKM agribisnis yang mendapatkan bantuan kredit dan penerimaan Kospin Jasa setelah dan sebelum memberikan bantuan kredit.

4.5. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis kualitatif, sedangkan data kuantitatif menggunakan analisis pendapatan dari tiap jenis usaha yang dijalankan.

4.5.1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang sistem penyaluran kredit kepada UMKM dan dampak dari penyaluran kredit terhadap perkembangan UMKM. Menurut Nazir 2005, metode kualitatif atau deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian kualitatif adalah membuat gambaran yang akurat mengenai hubungan antar fenomena yang diselidiki.

4.5.2. Analisis Pendapatan UMKM

Salah satu indikator penilaian kesejahteraan adalah perubahan pendapatan dan pola konsumsi penduduk. Semakin meningkat tingkat pendapatan suatu penduduk maka presentase pengeluaran untuk makanan akan menurun, sehingga tersedia porsi pendapatan yang lebih besar untuk non pangan termasuk untuk digunakan sebagai modal usaha rumah tangga atau mikro. Lipsey et al. 1995 menerangkan bahwa pendapatan atau laba didapatkan dari mengurangi penerimaan total total revenue dengan biaya total total cost, atau jika ditulis dalam persamaan : = TR – TC = P.q – TFC TVC Dimana : = pendapatan atau laba TR = penerimaan total total revenue TC = biaya total total cost P = harga produk q = produk total total product TFC = biaya tetap total total fixed cost TVC = biaya variable total total variable cost Penerimaan total merupakan perkalian antara harga produk dengan produk total atau total penerimaan penjualan produk. Produk total adalah jumlah total yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh semua faktor produksi yang digunakan selama periode tersebut. Sedangkan biaya total merupakan penjumlahan biaya oportunitas faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi output, yang bisa dibagi menjadi biaya tetap total dan biaya variabel total pada tingkat produksi tertentu. Biaya tetap total adalah biaya produksi yang tidak bervariasi dengan tingkat output, seperti tanah, pabrik, dan mesin. Sedangkan biaya variabel total adalah total biaya produksi yang bervariasi secara langsung dengan tingkat output, seperti upah atau gaji karyawan. Peran Kospin Jasa dalam penyaluran kredit terhadap pendapatan UMKM dapat dilihat dengan membandingkan pendapatan pengusaha UMKM sebelum mendapatkan bantuan kredit dengan pendapatan setelah mendapatkan bantuan kredit. Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dampak pemberian kredit yang dilakukan Kospin Jasa terhadap peningkatan pendapatan pengusaha UMKM. Analisis pendapatan ini dilakukan pada satu tahun sebelum pengusaha menerima kredit dan satu tahun setelah mendapatkan kredit. Pendapatan bersih adalah selisih antara pendapatan kotor dan pengeluaran kotor usaha tersebut. Perhitungan pendapatan dilakukan dengan menggunakan formulasi : P = TP – Bt + Btt Dimana : P = Pendapatan bersih Rp TP = Total penerimaan Rp Bt = Biaya tunai Rp Btt = Biaya tidak tunai Rp Penerimaan sering disebut juga dengan pendapatan kotor gross farm income, merupakan nilai produk total usaha dalam periode tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan diperoleh dari hasil kali antara jumlah produk yang dihasilkan dengan harga jual produk tersebut. Sementara itu pengeluaran total usaha terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai biaya yang diperhitungkan.

4.5.3. Analisis Revenue Cost Ratio RC Ratio

Data yang dikumpulkan melalui wawancara akan dianalisis untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan pendapatan dengan nilai RC Ratio masing-masing UMKM sebelum dan sesudah menerima kredit. Analisis RC Ratio merupakan perbandingan ratio atau nisbah antara penerimaan revenue dan biaya cost. Menurut Rahim 2007 pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : a = RC Ratio R = Py x Y C = FC + VC a = Py x Y FC + VC Dimana : a = RC Ratio R = Penerimaan revenue C = Biaya cost Py = Harga Output Y = Output FC = Biaya Tetap fixed cost VC = Biaya Variabel variable cost Kriteria Keputusannya adalah sebagai berikut : RC 1, usaha tersebut menguntungkan, sehingga layak untuk diusahakan RC 1, usaha tersebut rugi, sehingga tidak layak untuk diusahakan RC = 1, usaha tersebut impas tapi tetap layak untuk dijalankan Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha yang besar kecilnya tidak tergantung dari besar kecilnya output yang diperoleh, misalnya pajak, sewa lahan, alat-alat produksi, dan mesin produksi. Sedangkan biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan untuk suatu usaha yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perolehan output, misalnya tenaga kerja dan sarana produksi. BAB V GAMBARAN UMUM KOPERASI

5.1. Sejarah Pendirian Kospin Jasa

Koperasi Simpan Pinjam Jasa Kospin Jasa didirikan pada tanggal 13 Desember 1973 di Kota Pekalongan Jawa Tengah. Berawal dari tradisi “kemisan”, yaitu tradisi membayar pekerja batik di Pekalongan pada setiap hari Kamis. Dimana setiap pengusaha batik dan tekstil Pekalongan yang kebanyakan merupakan pengusaha UMKM membayar setiap pekerjanya pada hari Kamis setiap minggunya. Sebagai UMKM, pengusaha batik sering mengalami kesulitan untuk membayar pegawainya pada hari Kamis, karena biasanya uang mereka masih berupa barang. Oleh sebab itu, para pengusaha sering membanting harga produksinya agar cepat laku. Hal ini menyebabkan banyak pengusaha UMKM batik Pekalongan yang gulung tikar. Pada saat itu, H.A. Djunaid mantan ketua Gabungan Koperasi Batik Indonesia merasa prihatin terhadap kondisi pengusaha UMKM Batik Pekalongan. Perubahan perekonomian nasional maupun internasional setelah orde baru memberikan inspirasi bagi H.A. Djunaid untuk membantu keuangan UMKM. H.A. Djunaid melihat bahwa kendala keuangan yang dialami pengusaha UMKM adalah karena umumnya belum tersentuh pihak perbankan. Selain itu, untuk meminjam uang di bank dibutuhkan persyaratan teknis, sedangkan para pengusaha UMKM tidak terbiasa dengan hal tersebut. Awalnya H.A. Djunaid bersama rekannya berpikir untuk mendirikan usaha pegadaian sebagai solusi keuangan para pengusaha batik, namun rencana itu tidak terlaksana. Usaha selanjutnya adalah mendirikan bank di Pekalongan guna membantu permodalan UMKM bersama rekannya Ang Tiang Soen. Akan tetapi, usaha ini juga tidak terlaksana dikarenakan prosedur dan perizinan mendirikan bank sangatlah sulit. Gagal untuk mempunyai bank tidak membuat H.A. Djunaid patah semangat. Setelah berpikir panjang, akhirnya H.A. Djunaid memutuskan untuk mendirikan koperasi simpan pinjam. Setelah bulat untuk mendirikan koperasi simpan pinjam, maka H.A. Djunaid menghubungi rekannya Ang Tiang Soen dan Tang Tiong Sim untuk mendiskusikan rencana tersebut. Akhirnya disepakati uang Rp 10.000.000 yang rencananya untuk mendirikan bank digunakan sebagai modal mendirikan koperasi simpan pinjam. Pelaksanaan rapat pembentukan koperasi dilakukan di rumah H.A. Djunaid di Jl. Hayamwuruk Pekalongan pada tanggal 13 Desember 1973, yang dihadiri 81 orang. Rapat tersebut menyepakati pembentukan Koperasi Simpan Pinjam, dan forum menyepakati “JASA” sebagai nama koperasi, dengan harapan agar Koperasi Simpan Pinjam dapat memberikan jasa pelayanan dan manfaat yang baik kepada anggota, calon anggota dan masyarakat lingkungannya. 81 orang yang menghadiri rapat pun langsung diangkat menjadi anggota koperasi. Tanggal rapat pembentukan koperasi itu pun ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Kospin Jasa, sedangkan Kospin Jasa Bogor sendiri didirikan pada tanggal 16 Desember 2006 sebagai kantor cabang. Kementerian Negara Koperasi UKM memberikan rekomendasi dengan nomor 56KepDep.I2006 Kospin Jasa, 2009. Adapun tujuan dari pendirian koperasi ini antara lain: 1. Mengajak seluruh potensi yang ada, tanpa membedakan suku, ras, golongan dan agama, agar bersama-sama, bersatu padu, dan beriktikat baik turut membangun ekonomi secara gotong royong dalam bentuk koperasi. 2. Membantu para pedagang kecil-menengah didalam memobilisir permodalan demi kelancaran usaha, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. 3. Turut membantu pembangunan ekonomi dan menunjang pelaksanaan kegiatan usaha secara aktif dengan mengajak mitra-mitra lainnya baik BUMN, swasta, perbankan maupun gerakan koperasi lainnya. Seperti sebuah koperasi pada umumnya, maka untuk menuntun menuju masa depan Kospin Jasa memiliki visi dan misi sebagai pegangan untuk pengembangan usahanya. Visi Kospin Jasa adalah terwujudnya koperasi simpan pinjam yang mandiri dan tangguh dengan berlandaskan amanah dalam membangun ekonomi bersama dan berkeadilan di Indonesia. Sedangkan misi Kospin Jasa adalah mengajak seluruh potensi yang ada dalam masyarakat dengan tanpa membedakan suku, ras, golongan, dan agama, agar mereka dapat bersatu padu dan beritikad baik dalam turut membangun ekonomi kerakyatan secara gotong royong dalam bentuk koperasi. “Bersama Membangun Usaha” adalah motto yang menjadi pijakan Kospin Jasa dengan harapan semangat kebersamaan selalu terbina dan selalu melekat dalam gerak dan langkah semua anggota, mereka tidak beda, tidak ada batas, tanpa sekat menyatu bersama dalam mengembangkan usaha mereka masing-masing sekaligus memajukan Kospin Jasa yang dicita-citakan. Susunan pengurus pada awal berdirinya Kospin Jasa dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Susunan Pengurus Kospin Jasa Tahun 1974 Jabatan Nama Asal Daerah Ketua Umum H.A Djunaid Pekalongan Ketua I H. Mirza Djahri Pekalongan Ketua II H. Usman Chusen Pekalongan Penulis Mukmin Bakri, BSC Pekalongan Bendahara Thio Tek Dhjiang Pekalongan Pembantu I S. Achmad Bilfaqih Pekalongan Pembantu II Drs. M. Trisno Akwan Pekalongan Sumber : Kospin Jasa, 2010 Tabel 7 menjelaskan bahwa H. A Djunaid sebagai penggerak terbentuknya Kospin Jasa langsung diangkat sebagai Ketua Umum dibantu dengan beberapa pengurus lainnya.

5.2. Permodalan