Gambar 3 . Struktur Organisasi Kantor Cabang Kospin Jasa
Sumber : Kospin Jasa, 2010
Struktur organisasi kantor cabang pusat pada Gambar 3 menjelaskan bahwa terdapat perbedaan dengan kantor pusat. Dimana pada kantor cabang
Kospin Jasa dipimpin oleh pimpinan cabang yang membawahi asisten cabang, dan kabag layanan operasional. Asisten cabang membawahi Kepala ICU, sopir
pesuruh, dan satpam. Sedangkan kabag layanan operasional membawahi CSO, penagihan, pembayaran, teller, akunting, administrasi rekening, bagian umum,
bagian simpanan, dan bagian peminjaman. Saat ini Kospin Jasa Bogor memiliki sepuluh orang karyawan.
5.4. Sistem Penyaluran Kredit Pada Kospin Jasa
Motivasi utama pendirian Kospin Jasa adalah sebagai wadah untuk pembauran tiga etnis, yaitu Pribumi, Tionghoa, dan Arab. Kospin Jasa
meyakinkan tiga etnis tersebut bahwa koperasi merupakan wadah yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan modal yang sangat dibutuhkan oleh tiap-tiap
pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Hingga akhir tahun 2008 anggota Kospin Jasa mencapai 6.759 orang.
Pimpinan Cabang Asisten Cabang
Kabag Layanan Operasional
CSO Penagihan
Pembayaran Teller
Akunting Adm
Rekening Umum
Simpanan Pinjaman
ICU Kepala ICU
Sopir Pesuru
h Satpa
m
Keberhasilan Kospin Jasa sebagai salah satu koperasi terbaik dapat dilihat dari jumlah kantor pelayanan yang sekarang mencapai 74 kantor yang tersebar di
seluruh Indonesia. Kospin jasa memiliki asset lebih dari Rp 1 triliun. Tiap kantor Kospin Jasa melayani semua anggota dan calon anggotanya dengan sangat baik.
Salah satu bentuk pelayanan Kospin Jasa kepada anggota dan calon anggotanya adalah dengan mengeluarkan beberapa produk simpanan atau tabungan. Produk
simpanan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Simpanan Manasuka Harian Rekening Koran Simpanan in ditujukan pada pelaku usaha khususnya pedagang. Setoran
dapat dilakukan setiap saat, demikian juga dengan penarikannya. 2.
Simpanan Manasuka Berjangka Simpanan manasuka berjangka merupakan simpanan dengan program-
program terencana, karena waktu simpanannya mulai dari satu bulan, tiga bulan, enam bulan sampai dua belas bulan dengan jasa simpanan bunga yang
kompetitif dan dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman. 3.
Simpanan Hari Koperasi HARKOP Simpanan Hari Koperasi adalah simpanan yang ditujukan untuk
memaknai hari koperasi. Simpanan ini mendapatkan bunga setiap bulannya. Selain itu, penabung berkesempatan mendapatkan hadiah total ratusan juta rupiah,
antara lain biaya perjalanan haji untuk dua orang, biaya umroh dan kendaraan bermotor. Simpanan HARKOP juga dapat dijadikan jaminan pinjaman di Kospin
Jasa. 4.
Tabungan Koperasi TAKOP Tabungan Koperasi adalah sebagai wahana pemupukan modal usaha dari
yang kecil hingga yang besar. 5.
Tabungan SAFARI Sadar Manfaat Koperasi Tabungan ini merupakan tabungan dengan sistem arisan, melalui
penyaringan yang dilaksanakan setiap bulan dan berkesempatan mendapatkan sejumlah uang yang telah ditentukan dan hadiah sepeda motor. Selain itu,
tabungan SAFARI memiliki keistimewaan yaitu peserta akan diajak berekreasi setiap tahunnya. Tabungan ini telah mencetak rekor dari Museum Rekor Indonesia
MURI sebagai tabungan dengan peserta wisata terbanyak di Indonesia.
6. Tabungan Haji Labbaika
Tabungan ini merupakan fasilitator untuk nasabah yang merencanakan naik haji. Jika penabung merencanakan naik haji, pihak Kospin Jasa dapat
menyediakan dana Talangan Haji untuk penabung dan membantu mengurus persiapan naik haji.
7. Tabungan Pundi Arta JASA
Tabungan pundi arta jasa ini sama dengan tabungan Safari, yang membedakannya hanya pada tabungan pundi arta jasa dibatasi jumlahnya.
8. Simpanan Keluarga Sejahtera
Simpanan keluarga sejahtera ini merupakan produk simpanan yang ditujukan bagi anggota, calon anggota dan keluarganya, serta pengusaha UMKM.
Besarnya tabungan adalah Rp 25.000 perbulan, dengan jangka waktu 24 bulan dengan sistem arisan.
Selain itu, Kospin Jasa yang memang bertujuan untuk membantu pengusaha, khususnya pengusaha UMKM yang mengalami permasalahan
permodalan telah banyak meluncurkan produk pinjaman yang bisa dipilih oleh UMKM. Produk-produk pinjaman tersebut adalah:
1. Pinjaman Harian Rekening Koran
Pinjaman harian atau rekening koran ini menggunakan sistem yang memudahkan pengusaha UMKM untuk memenuhi kebutuhan modal usaha secara
terencana. Jasa pinjaman atau bunga pada pinjaman harian dihitung harian dan pengambilan dananya dengan menggunakan tanda terima.
2. Pinjaman Berjangka
Pinjaman berjangka adalah pinjaman modal kerja yang memungkinkan pengusaha menggunakan dana tersebut dengan seluas-luasnya. Jangka
peminjaman pinjaman berjangka ini adalah 12 bulan, dengan bunga pinjaman kurang dari satu persen yang dibayarkan tiap bulannya.
3. Pinjaman Insidentil
Pinjaman insidentil adalah pinjaman yang ditujukan untuk calon pengusaha yang baru mendapatkan peluang usaha. Proses pinjaman akan
diusahakan secepat mungkin, dan jangka waktu peminjaman paling lama hanya tiga bulan saja.
4. Pinjaman Anuitet Angsuran Tetap
Pinjaman anuitet ini adalah pinjaman yang sangat tepat untuk investasi atau untuk pembelian sarana usaha jangka panjang, dengan waktu pinjaman 12
bulan sampai 48 bulan. Angsuran pada pinjaman ini bersifat tetap dengan pembayaran bunga kurang dari satu persen dari jumlah pinjaman tiap bulannya.
5. Pinjaman UMK
Pinjaman ini merupakan produk pinjaman yang memiliki banyak manfaat, khususnya untuk kebutuhan tambahan modal usaha kecil, sarana
prasarana dalam menunjang aktivitas kerja yang dikhususkan bagi pedagang kecil, para professional, pegawai swasta, TNI, Polri, notaris, dsb. Jangka waktu
peminjaman melalui produk pinjaman UMK ini mulai dari 12 bulan sampai dengan 36 bulan, dengan bunga pinjaman kurang dari 1 persen.
6. Pinjaman Paket Kendaraan
Pinjaman paket kendaraan adalah pinjaman yang dikhususkan untuk pengusaha yang menginginkan kendaraan untuk transfortasi, baik roda dua atau
roda empat. Peminjam bisa bebas memilih kendaraan yang diinginkan di semua dealer, dan pihak Kospin Jasa yang akan mengurus pembayarannya, dengan jasa
pinjaman atau bunga yang relatif murah dan uang muka yang memadai. Gambaran besaran dari masing-masing klasifikasi pinjaman dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Klasifikasi Jumlah Pinjaman per 31 Desember 2008
Klasifikasi Rp Jumlah Pinjaman
Rp Jumlah Peminjam
orang Persen
SD 5 juta 99.686.358.456
3.628 21,1
5 juta sd 15 juta 43.004.641.055
4.372 25,4
15 juta sd 50 juta 168.899.070.136
5.495 31,9
50 juta sd 150 juta 242.582.552.507
2.700 15,7
150 juta sd 999 juta 299.748.681.282
948 5,5
1 milyar 99.917.716.950
74 0.4
Jumlah 929.673.120.387
17.217 100
Sumber : Kospin Jasa, 2009
Tabel 9 menjelaskan bahwa Kospin Jasa banyak memberikan bantuan kredit dengan jumlah pinjaman sampai Rp 1 milyar. Dilihat dari jumlah
peminjam, maka pinjaman yang paling banyak adalah pinjaman yang berkisar dari Rp 15 juta sampai dengan Rp 50 juta, dengan jumlah peminjam sebanyak 5.495
orang pengusaha. Sedangkan pinjaman yang paling jarang diajukan adalah pinjaman sebesar Rp 1 milyar, dengan jumlah peminjam sebanyak 74 orang
pengusaha. Kospin Jasa Bogor sebagai kantor cabang telah menyalurkan dana pinjaman sebesar Rp 35.470.025.439 kepada 80 orang yang merupakan pengusaha
dari berbagai bidang termasuk agribisnis. UMKM yang diberikan bantuan kredit oleh Kospin Jasa memanfaatkan
berbagai macam produk pinjaman yang ditawarkan. UMKM dengan jenis usaha budidaya seperti usaha budidaya ayam petelur dan budidaya bebek lebih banyak
menggunakan produk pinjaman harian, karena jumlah pinjaman lebih sedikit dan sistem pembayaran harian yang dirasa lebih meringankan pihak peminjam.
UMKM dengan jenis usaha pengolahan seperti usaha pembuatan kasur kapuk, meubel, kerajinan tangan, dan telur asin lebih banyak memanfaatkan
pinjaman berjangka dan pinjaman UMK. Pinjaman berjangka dan pinjaman UMK lebih banyak digunakan karena merupakan pinjman yang memang khusus
diperuntukkan untuk UMKM. Selain itu, pinjaman berjangka dan pinjaman UMK memiliki jangka waktu peminjaman yang lebih lama.
Usaha retail, seperti warung makan lesehan dan warung sate lebih banyak memanfaatkan pinjaman UMK, pinjaman anuitet, dan pinjaman paket kendaraan.
Pinjaman paket kendaraan banyak dimanfaatkan pelaku usaha sebagai sarana transportasi dalam pendistribusian produk dan sebagai sarana untuk pembelian
input produksi. Sedangkan pinjaman anuitet dan pinjaman UMK dimanfaatkan untuk tambahan modal dengan angsuran tetap dan jangka waktu peminjaman yang
lebih panjang. Pengusaha UMKM yang dapat diberikan bantuan pinjaman merupakan
UMKM yang telah mampu memenuhi persyaratan yang diajukan oleh pihak Kospin Jasa. Tata cara pelaksanaan peminjaman pada Kospin Jasa adalah sebagai
berikut :
1. Calon Debitur Mengisi Surat Permohonan Kredit
a. Lengkapi segala persyaratan peminjaman seperti surat permohonan
kredit b.
Sertakan lampiran fotocopy yang dibutuhkan, seperti fotocopy jumlah pendapatan, fotocopy identitas diri, fotocopy kartu keluarga, fotocopy
rekening listrik, fotocopy surat keterangan usaha c.
Wawancara dengan referensi atau rekanan mengenai data calon debitur
d. Pihak Kospin Jasa menyusun jadwal kunjungan ke calon debitur
2. Menganalisis Ekonomis Usaha dan Jaminan
Menganalisis ekonomis usaha dan jaminan dilakukan pihak Kospin Jasa dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara dengan calon debitur
b. Menganalisis data pemohon baik berupa laporan neraca, laba rugi,
kebutuhan modal kerja, cash flow, dll c.
Menganalisis nilai rupiah jaminan yang diajukan calon debitur 3.
Menganalisis Yuridis Usaha dan Jaminan a.
Menganalisis status usaha calon debitur secara hukum b.
Melakukan pemeriksaan dokumen yang dijadikan jaminan, seperti SHM, BPKB, dll
c. Memeriksa status kepemilikan dan perolehan jaminan
d. Memeriksa semua dokumen yang melengkapi surat permohonan
kredit 4.
Keputusan Pinjaman a.
Data yang telah dianalisis baru diajukan ke Komite Pinjaman b.
Komite Pinjaman membuat Surat Pemberitahuan Persetujuan Pinjaman SP3 kepada calon debitur
5. Pencairan Pinjaman
a. Pihak Kospin Jasa menyiapkan order pembuatan PPU dan pengikatan
jaminan b.
Setelah semua lengkap, dokumen ditandatanganai komite dan calon debitur, baru setelah itu dana pinjaman bisa dicairkan
c. Pihak Kospin Jasa berkoordinasi dengan pihak terkait untuk
mencairkan dana pinjaman d.
Hal terpenting bagi Kospin Jasa saat prose pencairan pinjaman adalah mengucapkan terima kasih kepada debitur atas kerjasama dan
kepercayaannya kepada Kospin Jasa 6.
Pelaporan Administrasi Pinjaman Pelaporan administrasi pinjaman dapat dilakukan harian, mingguan,
maupun bulanan. 7.
Administrasi Pinjaman Administrasi pinjaman terdiri dari file pinjaman dan jaminan yang dicatat
dalam buku realisasi pinjaman, order notaris, surat keluar, dan pengakuan pinjaman.
Dua Puluh UMKM yang mendapatkan pinjaman kredit oleh Kospin Jasa menjalankan semua tatacara peminjaman yang diterapkan oleh Kospin Jasa.
Kospin Jasa tidak memilih calon peminjam berdasarkan lama tidaknya bergabung dengan Kospin Jasa. Hal yang lebih diutamakan dalam penyaluran kredit adalah
kemampuan tiap UMKM dalam mengikuti prosedur peminjaman. Dua puluh UMKM tersebut terlebih dahulu mengajukan surat permohonan kredit yang
menyertakan fotocopy berkas yang dibutuhkan, seperti fotocopy identitas diri, fotocopy kartu keluarga, fotocopy rekening listrik, air, dan telepon, fotocopy surat
izin usaha, fotocopy rincian pendapatan, dan fotocopy berkas yang akan dijadikan jaminan dalam peminjaman. Jika semua berkas yang dibutuhkan telah lengkap,
tiap UMKM tinggal menunggu pihak Kospin Jasa yang akan melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan berkas dan melakukan pemeriksaan terhadap
jaminan peminjaman. Setelah melakukan pemeriksaan, pihak peminjam akan diwawancara oleh Kospin Jasa, hal ini dilakukan untuk mengetahui karakter calon
peminjam kredit. Jika semua proses telah dilewati oleh calon peminjam, maka pihak peminjam kembali menunggu keputusan dari pihak komite pemberi
pinjaman mengenai disetujui atau tidaknya pencairan kredit.
BAB VI ANALISIS PENDAPATAN ANGGOTA
Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyaluran kredit pada Kospin Jasa tidak terlepas dari unsur 5C. Adapun prosedur dengan
menggunakan prinsip 5C ini dilakukan untuk memperkecil kemungkinan terjadi tunggakan
pembayaran setelah
pencairan kredit.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pencairan kredit untuk UMKM agribisnis oleh Kospin Jasa adalah: 1.
Jenis Usaha Jenis usaha yang diberikan kredit oleh Kospin Jasa terbagi menjadi tiga,
yaitu budidaya, pengolahan, dan retail. Usaha budidaya terdiri dari budidaya ternak bebek dan budidaya ayam petelur. Usaha pengolahan terdiri dari meubel,
kerajinan rotan, pembuatan kasur kapuk, pembuatan telur asin, dan handycraft. Sedangkan usaha retail yang dijalankan terdiri dari usaha warung makan lesehan
dan warung sate kambing. 2.
Usia Minimal usia dalam pemberian kredit yang dilakukan Kospin Jasa
biasanya adalah 20 tahun, hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa usia 20 tahun merupakan usia produktif.
3. Pendidikan Terakhir
Pemberian kredit yang dilakukan Kospin Jasa biasanya membatasi minimal pendidikan adalah SMU sederajat.
4. Skala usaha
Besar kecilnya suatu usaha dalam hal ini adalah UMKM merupakan faktor yang menjadi bahan pertimbangan pihak Kospin Jasa dalam menyalurkan
kredit. Jika usaha yang diajukan cukup menjanjikan di masa datang, maka pihak Kospin Jasa dapat memberikan kredit sesuai dengan skala usaha tersebut. Dengan
memberikan kredit sesuai dengan skala usaha, maka diharapkan pihak peminjam dapat lancar dalam pengembalian kredit.
5. Lama usaha
Lama usaha juga merupakan hal yang dijadikan salah satu pertimbangan dalam pencairan kredit oleh Kospin Jasa. Dengan mengetahui lama usaha, maka
pihak Kospin Jasa dapat memperkirakan keberlangsungan usaha tersebut sehingga Kospin Jasa dapat memperkecil risiko terjadinya kredit macet.
6. Jenis dan jumlah agunan jaminan
Jenis dan jumlah agunan atau barang dan SHM yang dijadikan jaminan juga merupakan hal yang sangat penting dalam proses pengajuan dan pencairan
kredit. Agunan merupakan jaminan yang bisa digunakan pihak Kospin Jasa untuk memperkirakan bantuan kredit yang tepat bagi UMKM, sehingga jika terjadi hal
yang tidak diharapkan oleh pihak pemberi pinjaman seperti kredit macet, maka Kospin Jasa dapat mengambil agunan untuk memperkecil kerugian. Agunan yang
diterima Kospin Jasa berupa sertifikat dan BPKB, dimana nilai pinjaman yang dapat diberikan adalah 60 persen dari nilai sertifikat dan 50 persen dari nilai
BPKB. 7.
Jarak lokasi usaha Jarak lokasi usaha yang biasanya dapat diberikan kredit adalah lokasi
usaha yang masih berada di cakupan wilayah Bogor. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pihak Kospin Jasa untuk melakukan pemeriksaan ke tempat usaha
sebelum pencairan kredit. Selain itu, dengan lokasi yang masih berada di daerah Bogor, maka pihak Kospin Jasa dapat dengan mudah melakukan penagihan
pembayaran pinjaman pada pihak peminjam. Faktor lain yang menjadi acuan untuk memberikan kredit adalah karakter
calon peminjam. Tujuan dari mengetahui karakter calon peminjam kredit ini adalah agar pihak Kospin Jasa mengetahui peminjam memiliki karakter yang baik
atau tidak. Karakter calon peminjam dapat dilihat dari riwayat pinjaman yang calon peminjam pernah lakukan dan keaktifan pihak peminjam selama menjadi
anggota koperasi. Selain itu, capacity atau kapasitas juga menjadi bahan pertimbangan dalam pencairan kredit. Mengetahui kapasitas calon peminjam
dapat dilakukan dengan mengetahui pendapatan bersih usaha dalam setahun dan mengetahui jumlah pengeluaran. Semakin besar pendapatan bersih usaha maka
akan memudahkan calon peminjam untuk memperoleh bantuan kredit. Sedangkan prinsip collateral tidak dilakukan analisis penilaian yang mendalam. Prinsip ini
hanya dilakukan dengan sebatas melihat apakah jaminan yang diajukan calon peminjam adalah benar milik pribadi calon peminjam. Capital yang merupakan
sumber pembiayaan bagi calon peminjam untuk mengembalikan pinajaman dapat dilihat dari jenis UMKM yang dijalankan dan memeriksa apakah calon penerima
kredit memiliki sumber keuangan lain selain usaha yang akan diberikan kredit. Sedangkan Condition of Economyc dijadikan acuan bagi pihak Kospin Jasa dalam
melakukan penilaian bagaimana kondisi UMKM agribisnis saat pengajuan kredit dan prediksi UMKM agribisnis di masa yang akan datang.
UMKM anggota Kospin Jasa yang dijadikan responden adalah UMKM agribisnis penerima kredit dari Kospin Jasa yang berjumlah 20 UMKM agribisnis.
Karakteristik responden ini dibagi menjadi jenis usaha, usia, pendidikan terakhir, lama usaha dijalankan, jenis agunan, jarak lokasi usaha dengan Kospin Jasa, dan
skala usaha. Karakteristik tersebut dikelompokkan berdasarkan informasi dari Kospin Jasa dan disesuaikan oleh penelitian-penelitian terdahulu, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Hutagaol 2009. Karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Karakteristik Responden
No Karakteristik
Jumlah Persentase
1 Jenis Usaha
Budidaya Pengolahan
Retail 5 orang
10 orang 5 orang
25 50
25
Jumlah 20 orang
100
2 Usia
20 tahun-40 tahun 40 tahun
11 orang 9 orang
55 45
Jumlah 20 orang
100
3 Pendidikan Terakhir
SMU sederajat D3
11 orang 9 orang
55 45
Jumlah 20 orang
100
4 Lama Usaha Dijalankan
1 tahun – 2 tahun
2 tahun 8 orang
12 orang 40
60
Jumlah 20 orang
100
5 Jenis Agunan
Sertifikat BPKB
15 orang 5 orang
75 25
Jumlah 20 orang
100
6 Jarak Lokasi Usaha dengan Kospin Jasa
1 km-20 km 20 km
14 orang 6 orang
70 30
Jumlah 20 orang
100
7 Skala Usaha
Mikro Kecil
Menengah 1 orang
18 orang 1orang
5 90
5
Jumlah 20 orang
100
Sumber : Data Primer diolah
Karakteristik responden berdasarkan Tabel 10 terbagi menjadi beberapa kriteria, yaitu jenis usaha, usia peminjam, pendidikan terakhir, lama usaha
dijalankan, jenis agunan, jarak lokasi usaha dengan Kospin Jasa, dan skala usaha. Jenis usaha UMKM yang diberikan kredit terbagi menjadi usaha budidaya,
pengolahan, dan retail, dimana jenis usaha pengolahan lebih mendominasi jenis usaha yang diberikan bantuan kredit yaitu sebesar 50 persen. Syarat usia yang bisa
diberikan kredit adalah diatas dua puluh tahun. Akan tetapi, pada Kospin Jasa usia peminjam yang berumur 20-40 tahun lebih banyak diberikan bantuan kredit yaitu
sebesar 55 persen. Pendidikan terakhir yang lebih banyak diberikan kredit adalah SMU sederajat sebesar 55 persen. Sedangkan rincian responden berdasarkan
karakteristiknya dapat dilihat pada Lampiran 1. Faktor lain yang menjadi penentu adalah lama usaha dijalankan, hal ini
terlihat pada usaha yang dijalankan berumur lebih dari dua tahun lebih banyak mendapatkan bantuan kredit, yaitu sebesar 60 persen atau sebanyak 12 pengusaha.
Jenis agunan yang biasa dijadikan jaminan pada Kospin Jasa hanya dua, yaitu sertifikat dan BPKB, dimana sertifikat lebih banyak dijadikan agunan yaitu
sebanyak 15 pengusaha atau sebesar 75 persen. Jarak lokasi usaha dengan kantor Kospin Jasa merupakan faktor yang menjadi pertimbangan. Lokasi usaha harus
masih berada di sekitar Bogor. Pemberian kredit kepada pelaku usaha juga sedikit banyak berpengaruh pada skala usaha yang dijalankan, dimana skala usaha kecil
dengan jumlah kekayaan tidak lebih dari Rp 500 juta lebih banyak mengajukan kredit, yaitu sebesar 90 persen atau sebanyak 18 pelaku usaha.
Semua faktor tersebut sangat berpengaruh pada pendaptan yang akan diterima oleh masing-masing UMKM penerima kredit. Pendapatan yang
digunakan dalam analisis adalah pendapatan usaha rata-rata, yaitu total penerimaan usaha dikurangi dengan total biaya pengeluaran UMKM. Pendapatan
usahatani diperoleh dengan cara mengurangkan penerimaan rata-rata dengan biaya rata-rata yang dikeluarkan.
Penerimaan UMKM adalah nilai produksi yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Penerimaan UMKM merupakan hasil perkalian antara jumlah
produksi total dengan harga jual dari hasil produksi tersebut. Sedangkan biaya yang dikeluarkan yakni nilai penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan
dalam melakukan proses produksi usaha tersebut. Dikarenakan UMKM agribisnis yang menjadi anggota Kospin Jasa bergerak diberbagai bidang usaha, maka nilai
penerimaan diperoleh dengan cara menghitung rata-rata jumlah penerimaan dari tiap jenis usaha UMKM. Demikian pula dengan biaya yang harus dikeluarkan,
dikarenakan berbeda karakter usaha, maka biaya yang diambil adalah total rata- rata dari seluruh biaya yang harus dikeluarkan masing-masing UMKM. Rincian
perhitungan output dan biaya masing-masing jenis usaha sebelum dan sesudah kredit per tahun dapat dilihat pada Lampiran 2.
6.1. Pendapatan UMKM Agribisnis Berdasarkan Jenis Usaha