itu.”
16
Namun isi dan tujuan perjanjian yang melahirkan perjanjian itu tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, kepentingan umum dan nilai
kesusilaan. Dengan kata lain sebab atau causa yang melahirkan perjanjian adalah sebab atau causa yang sah atau halal.
6. Asas-Asas Perjanjian
Dalam suatu perjanjian terdapat asas-asas yang berpengaruh pada suatu perjanjian. Ketika asas ini tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan batal atau
tidak sahnya perjanjian yang dibuat. Adapun asas-asas itu adalah: a. Asas Kebebasan Berkontrak
Setiap orang bebas mengadakan perjanjian apa saja, baik yang sudah diatur atau belum diatur dalam undang-undang. Kebebasan ini
dibatasi oleh tiga hal, yaitu tidak betentangan dengan undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum, dan tidak bertentangan dengan
kesusilaan.
17
b. Asas Pelengkap aanvullend recht Asas ini mengandung arti bahwa ketentuan-ketentuan undang-
undang boleh tidak diikuti apabila para pihak menghendaki dan membuat ketentuan-ketentuan sendiri yang menyimpang dari ketentuan Undang-
16
Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, h.35.
17
Rusdiana, Perbandingan Hukum Perdata, h.107.
undang. Tetapi apabila tidak ditentukan lain dalam perjanjian yang mereka buat, maka berlakulah ketentuan undang-undang.
18
c. Asas Konsensualisme Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam pasal 1320 ayat 1
KUH Perdata. Dalam pasal itu ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian yaitu adanya kesepakatan kedua belah pihak. Asas
konsensualisme merupakan asas yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan formal, tetapi cukup dengan adanya kesepakatan
kedua belah pihak. Kesepakatan merupakan persesuaian antara kehendak dan pernyataan yang dibuat kedua belah pihak.
19
d. Asas Personalia Asas ini diatur dan dapat ditemukan dalam ketentuan Pasal 1351
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang berbunyi: “Pada umumnya tak seorang pun dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta
ditetapkannya suatu janji selain untuk dirinya sendiri”. Dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa pada dasarnya suatu perjanjian yang dibuat
oleh seseorang dalam kapasitasnya sebagai individu, subyek hukum pribadi, hanya akan berlaku dan mengikat untuk dirinya sendiri.
20
18
Ibid.
19
Salim H.S., Hukum Kontrak Teori Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika, 2003 cet.ke-4, h.10.
e. Asas Persamaan Hukum Asas ini menempatkan para pihak didalam persamaan derajat, tidak
ada perbedaan, walaupun ada perbedaan kulit, bangsa, kekayaan, kekuasaan, jabatan dan lain-lain. Masing-masing pihak wajib melihat
adanya persamaan ini dan mengharuskan kedua pihak untuk menghormati satu sama lain sebagai manusia ciptaan Tuhan.
21
f. Perjanjian Harus Dilakasanakan dengan Iktikad Baik Pasal 1338 ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
menyatakan bahwa “Perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad baik.” Rumusan tersebut memberikan arti pada kita semua bahwa
sebagai sesuatu yang disepakati dan disetujui oleh para pihak, pelaksanaan prestasi dalam tiap-tiap perjanjian harus dihormati sepenuhnya, sesuai
dengan kehendak para pihak pada saat perjanjian ditutup.
22
7. Hapusnya Perjanjian