Promotion Promosi Bauran Pemasaran

c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna; d Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank Syariah danatau UUS Unit Usaha Syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. 30 Sementara menurut penulis pembiayaan adalah dana yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan kepada nasabah atau masyarakat yang membutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha atau perekonomian mereka.

2. Prinsip Pembiayaan

Secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 31 a. Prinsip Jual Beli Ba’i Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda transfer of property. Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan penyerahan barangnya yakni sebagai berikut: 30 UU No. 21 Tahun 2008. 31 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004. Edisi Ke-3. H. 97. 1 Pembiayaan Murabahah Murabahah al- bai’ bi tsaman ajil lebih dikenal sebagai murabahah saja. Murabahah, yang berasal dari kata ribhu keuntungan, adalah transaksi jual-beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual , sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan margin. 32 2 Pembiayaan Salam Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran dilakukan tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. Sekilas transaksi ini mirip jual beli ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti. 33 Ketentuan umum Pembiayaan Salam adalah sebagai berikut. a Pembelian hasil produksi harus diketahui spesifikasinya secara jelas seperti jenis, macam, ukuran, mutu dan jumlahnya. Misalnya jual beli 100 kg mangga harum- manis kualitas „A’ dengan harga Rp. 5000kg, akan diserahkan pada panen dua bulan mendatang. b Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan akad maka nasabah produsen harus bertanggung jawab dengan 32 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. h. 98. 33 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. h. 99. cara antara lain mengembalikan dana yang telah diterimanya atau mengganti barang yang sesuai dengan pesanan. c Mengingat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya sebagai persediaan inventory, maka dimungkinkan bagi bank untuk melakukan akad salam kepada pihak ketiga pembeli kedua, seperti BULOG, pedagang pasar induk atau rekanan. Mekanisme seperti ini disebut dengan parallel salam. 3 Pembiayaan Istishna’ Produk i stishna’ menyerupai produk salam, tapi dalam istishna’ pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali termin pembayaran. Skim Istishna’ dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi. 34 b. Prinsip Sewa Ijarah Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual-beli objek transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya adalah jasa. Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal ijarah muntahhiyah bittamlik sewa yang diikuti dengan 34 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. h. 99-100.