Analisis switching value dapat dilakukan dengan menghitung
secara coba-coba perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat perubahan di dalam komponen inflow atau outflow.
2.5. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Moch. Luthfi Zakaria 2010 melakukan penelitian mengenai studi kelayakan bisnis pengembangan usaha isi ulang minyak wangi pada usaha
perseorangan Boss parfum, Bogor. Analisis kelayakan pengembangan usaha dilakukan pada empat aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran, teknis,
manajemen dan operasional, dan finansial. Hasil dari aspek pasar dan pemasaran menunjukkan Boss parfum memiliki pangsa pasar konsumen di
Bogor sebesar 5 dengan segmen konsumen menengah ke atas dengan range usia 14 – 60 tahun. Bentuk pasar yang dimasuki adalah pasar
persaingan sempurna dan pasar konsumen yang dipilih adalah penjualan langsung direct selling ke konsumen dan reseller. Dari aspek teknis baik
dari segi lokasi, penyediaan bahan baku, dan proses produksi dapat dikatakan memenuhi kriteria untuk dijalankan. Dalam aspek manajemen dan
operasional, Boss parfum telah mengantongi berbagai macam perizinan untuk mendukung legalitas usaha. Analisis aspek finansial menghasilkan
kriteria investasi berupa Net Present Value NPV sebesar Rp 57.494.385 positif, arus masuk arus keluar, Internal Rate of Return IRR 21 lebih
besar dari tingkat pinjaman 13, Net BC 1,24 lebih besar dari 1, Break Even Point BEP Rp 391.161.287, dan Payback Period PP sebesar 1,12
kurang dari umur proyek. Hasil dari kriteria investasi menunjukkan bahwa usaha pengembangan layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas dilakukan
pada dua skenario yaitu peningkatan biaya variabel sebesar 5 dan penurunan penjualan 10. Peningkatan biaya variabel 5 menyebabkan
usaha tidak layak karena menghasilkan IRR sebesar 8, sedangkan
penurunan penjualan 10 usaha masih layak dijalankan.
Penelitian Diky Satria 2010 mengkaji tentang analisis kelayakan pengembangan usaha peternakan kambing perah peranakan ettawa di
peternakan Cordero, Kabupaten Bogor. Ada lima aspek yang dianalisis, yaitu aspek pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, ekonomi dan sosial,
dan finansial. Hasil aspek pasar dan pemasaran menunjukkan prospek yang bagus karena data menunjukkan permintaan akan susu kambing masih
defisit 173 liter per hari dan ini dapat dijadikan peluang dalam pemasaran. Aspek teknis menunjukkan semua tahapan teknis dalam operasional
peternakan kambing beserta fasilitas pendukung dapat diakomodasi dengan baik sehingga layak dijalankan. Aspek legalitas dalam manajemen
peternakan Cordero masih dalam tahap pengusahaan namun tidak menghalangi kegiatan usaha dan struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan
telah efektif dijalankan. Dalam aspek ekonomi dan sosial keberadaan peternakan Cordero memberi manfaat bagi masyarakat sekitar dan tidak
mengakibatkan efek negatif yang berarti. Analisis aspek finansial menunjukkan bahwa usaha ini layak dijalankan dengan maenghasilkan NPV
sebesar Rp 908.058.246, IRR 32,14, Net BC 2,32, PP 4,1 tahun, dan BEP 4,6 tahun. Analisis sensitivitas menggunakan pendekatan analisis nilai
pengganti switching value, dimana parameter yang dibahas adalah tingkat inflasi, harga pakan per tahun, dan harga jual susu kambing. Tingkat inflasi
maksimum yang dapat ditoleransi sebesar 57,16, kenaikan harga pakan maksimum 44,66 ceteris paribus, dan penurunan harga jual susu
maksimum sebesar 49,16.
Billy 2010 meneliti tentang kelayakan pengembangan usaha pada pengolahan kerupuk Ichtiar di Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor. Studi kelayakan dilakukan pada enam aspek, yaitu aspek pemasaran, hukum, manajemen sumber daya manusia, produksi operasi,
lingkungan ekonomi dan sosial, serta finansial. Studi pada aspek pemasaran menunjukkan segmentasi yang dilakukan yaitu segmentasi geografis yang
mencakup wilayah Bogor dan sekitarnya sebagai tempat pemasaran, target yang disasar adalah pedagang eceran dan memposisikan produk pada mutu
dan ukuran produk yang lebih besar beserta pelayanan yang baik dalam penjualan. Aspek hukum menunjukkan aspek legalitas usaha dari sisi
perizinan telah mendapat izin berupa Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP dengan No 23810-21PKV1994. Aspek manajemen telah melaksanakan
fungsi manajemen berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendalian dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Aspek produksi dan operasi melihat lokasi produksi, proses produksi, dan fasilitas
produksi yang digunakan cukup memadai. Aspek lingkungan, ekonomi dan sosial menunjukkan manfaat dari adanya proyek berupa penyerapan tenaga
kerja walaupun tidak terlalu banyak dan tidak mengganggu kehidupan sosial
di sekitar lingkungan usaha.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Sebagai salah satu pelaku industri kerajinan tas yang berskala kecil dan menengah di Bogor, Yogi Tas bermaksud untuk melakukan
pengembangan usahanya. Hal ini dilakukan selain untuk meningkatkan profitabilitas yang didapat, juga sebagai salah satu langkah diferensiasi
untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Bentuk pengembangan usaha yang dipilih adalah dengan menambah
lini produknya dengan membangun satu bagian khusus yang menangani produksi tas ransel laptop. Hal ini dipilih melihat perkembangan teknologi
yang semakin cepat dan menurunnya harga barang teknologi diantaranya laptop yang semakin terjangkau. Pengembangan produksi ini akan berimbas
pada beberapa faktor diantaranya bahan baku, fasilitas produksi, dan tenaga kerja. Agar rencana pengembangan usaha ini dapat berjalan efektif dan
efisien, maka diperlukan studi awal berupa analisis kelayakan pengembangan usaha.
Studi kelayakan pengembangan usaha akan menganalis rencana pengembangan usaha dari berbagai aspek yaitu aspek pasar, aspek teknis,
aspek manajemen, aspek ekonomi sosial, serta aspek finansial. Dari hasil analisis ini akan diberikan rekomendasi apakah rencana pengembangan
usaha layak untuk dijalankan atau tidak.
3.1.1. Aspek Pasar
Tujuan analisis pada aspek pasar yaitu untuk melihat peluang atau pangsa pasar tas yang akan dimasuki oleh produk yang
dihasilkan. Pada aspek pasar dilakukan analisis terhadap bentuk pasar, persaingan usaha, strategi pemasaran segmentasi, targeting,
positioning, serta bauran pemasaran marketing mix.
3.1.2. Aspek Teknis
Analisis pada aspek teknis dilakukan untuk mengukur apakah pengembangan usaha pada Yogi Tas layak dilakukan secara teknis
dan operasional. Hal-hal yang perlu dianalisis meliputi lokasi bisnis