Bab VI. Hasil dan Pembahasan
73
73
antara yang berkeinginan untuk tetap menjadi migran dan yang berkeinginan tidak menjadi migran hampir sama. Sebesar 49,7 persen yang tidak berkeinginan
untuk terus bersirkulasi dan 48,4 persen yang berkeinginan menjadi migran sirkuler di daerah tujuan, sisanya tidak menjawabtidak mengetahui. Alasan
utama migran memilih untuk terus menjadi migran sirkuler lebih didasarkan pada faktor ekonomi, yaitu mudah mencari uang dan hasil bekerja didaerah tujuan
relatif dapat memenuhi kebutuhan rumahtangga. Migran yang tidak berkeinginan lebih lama menjadi migran sirkuler lebih didasarkan pada kondisi fisik yaitu capek
ingin istirahat. Tabel 18 menunjukkan keinginan lebih lanjut mengenai kuputusan menjadi migran sirkuler. Sedangkan faktor penarik lain yang dominan menarik
rumahtangga migran pergi kedaerah tujuan adalah karena fasilitan dan faktor keamanan yang terdapat didaerah tujuan sebesar 95 responden yang menjawab
59,7 dan sisanya tidak mengetahui. Tabel 18 Keinginan kedepan mengenai keputusan menjadi migran
sirkuler Uraian
Frekuensi Persentase
Non-Respon 79
49.7 Ya, setuju menjadi migran sirkuler
77 48.4
Tidak Tau 3
1.8 Total
159 100
Sumber: Survei Lapangan, Juli 2005
6.1.3. Faktor Pelancar Migrasi Sirkuler
Jika daerah tujuan dilihat sebagai suatu ekosistem akan terlihat bahwa dua kecamatan tujuan merupakan tempat usaha yang ideal, karena memilikai
faritasi atau keaneka ragaman dalam sektor usaha. Desa atau kelurahan tujuan migran mememiliki aneka ragam kegiatan ekonomi yang tidak dimiliki oleh
kecamatan yang lain. Membahas tentang keaneka ragaman kegiatan ekonomi didaerah tujuan tidak akan terlepas dari fasilitas yang menyebabkan kelancaran
dan penghambat migran sirkuler. Faktor–faktor penghambat dan pelancar migran sirkuler antara lain adalah: Jarak, alat Transportasi, kondisi Transportasi, kondisi
Transportasi, waktu ketersediaan Transportasi dan biaya Transportasi dari daerah asal ke daerah tujuan.
Bab VI. Hasil dan Pembahasan
74
74
Faktor jarak, jarak bagi migran sirkuler dari perdesaan bagian Selatan kabupten Lamongan ternyata tidak menjadi penghalang untuk bersirkulasi dan
nginap atau mondok di daerah tujuan. Ternyata migran yang memutuskan sirkulasi ke daerah tujuan dengan cara mondoknginap untuk beberapa bulan
adalah berasal dari desa yang berjarak lebih dari 16 Km dari daerah asal menuju daerah tujuan perdesaan dari kecamatan Sukodadi dan Kecamatan Pucuk
berjumlah 117 orang 73,6 , migran yang berasal dari jarak antara 10 sampai 15 Km sebesar 25,8 persen 41 orang. Tabel 19 menunjukkan jarak migran dari
daerah asal ke tempat pemondokan di daerah tujuan. Tabel 19 Jarak migran dari daerah asal ke daerah tujuan
Jarak Frekuensi
Persentase Antara 10 -15 Km
41 25.8
Lebih Dari 16 Km 117
73.6 Tidak Jawab
1 0.6
Total 159
100
Sumber: Survei Lapangan, Juli 2005
Hasil pengamatan kondisi transportasi di daerah asal juga berperan besar dalam memperlancar migran sirkuler. Jalan raya menuju daerah asal relatif
bagus dan beraspal, walaupun sedikit agak berbahaya pada musim penghujan. Alat transportasi yang banyak digunakan migran menuju daerah tujuan adalah
mobil L300 sebanyak 60,4 persen 96 orang, sisanya sering menggunakan Ojek Motor dan TrukPickup yang biasa melintas dengan membawa hasil pertanian
sebanyak 57 Orang 35,8 . Tabel 20 mencatat tentang alat transportasi yang biasa digunakan migran menuju ke pemondokan.
Tabel 20 Alat transportasi yang biasa digunakan migran menuju ke pemondokan
Jenis Kendaraan Frekuensi
Persentase Mobil L 300
96 60.4
TruckPickUp 55
34.6 Ojek Sepeda Motor
2 1.2
Tidak Jawab 6
3.7 Total
159 100
Sumber: Survei Lapangan, Juli 2005
Bab VI. Hasil dan Pembahasan
75
75
Mengenai kondisi Transpotasi yang memperlancar proses migrasi sirkuler penduduk perdesaan ke daerah tujuan, berdasarkan hasil pengamatan lapangan
menunjukkan bahwa kondisi tersebut pada umumnya lancar dan relatif tidak mempunyai masalah, misalnya keadaan fisik mobil dan kondisi jalan raya yang
rawan. Faktor kelancaran yang dimaksud disini adalah dalam kondisi tertib dan relatif terjadi keseimbangan antara jumlah penumpang dan jumlah kendaraan
yang tersedia. Kondisi tersebut dijawab oleh 124 orang responden 77,9, dan responden yang mengatakan bahwa kondisi transportasi masih jarang dan antri
sebanyak 16 orang. Tabel 21 menunjukkan pendapat migran mengenai kondisi transportasi dari daerah asal menuju daerah tujuan.
Tabel 21 Kondisi transportasi dari daerah asal ke daerah tujuan Kondisi ransportasi
Frekuensi Persentase
Lancar dan Bagus 124
77.9 Masih Jarang dan Antri
16 10.1
Biasa 19
11.9 Total
159 100
Sumber: Survei Lapangan, Juli 2005
Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa Terminal yang tersedia di daerah asal pada umumnya hanya beroperasi selama 12 Jam, yaitu mulai jam
06.00 sampai dengan jam 18.00 WIB. Pengamatan tersebut ternyata berbeda dari jawaban responden melalui kuesioner. Responden yang mengatakan bahwa
ketersediaan alat Transportasi di Terminal yang ada di desa asal adalah 24 jam dijawab oleh 78 orang dan sisanya kuarang dari 12 jam dan hanya 12 jam
dijawab oleh 81 orang responden berikut Tabel 22 menunjukkan waktu ketersediaan transportasi di desa asal migran sirkuler.
Tabel 22 Waktu ketersediaan transportasi di desa asal Waktu Ketersediaan Transportasi
jam Frekuensi
Persentase 24
78 49
12 36
22.6 Kurang 12
45 28.3
Total 159
100
Sumber: Survei Lapangan, Juli 2005
Bab VI. Hasil dan Pembahasan
76
76
Ongkos transportasi menuju daerah tujuan sebelum terjadi kenaikan harga BBM per bulan September 2005 sebesar kurang dari Rp 5000, dijawab
oleh 111 responden, lebih dari Rp. 11000 dijawab oleh 47 responden. Perbedaan yang mencapai kelipatan 100 persen lebih tersebut pada kenyataanya karena
alat transportasi yang digunakan. Migran yang membayar lebih mahal disebabkan naik ojek dan yang lebih murah biasanya mengendarai mobil L 300
serta menggunakan kendaraan Truck atau Pickup. Tabel 23 mengenai besarnya ongkos transportasi migran ke daerah tujuan.
Tabel 23 Besarnya ongkos transportasi ke daerah tujuan Keterangan
Rp Frekuensi
Persentase Kurang dari 5000
111 69.8
Antara 6000 - 10000 Lebih dari 11000
47 29.5
Tidak Jawab 1
0.6 Total
159 100
Sumber: Survei Lapangan, Juli 2005
Faktor pelancar migran sirkuler lainnya adalah banyak didasarkan pada faktor ekonomi, yaitu keinginan kuat migran mendapatkan pekerjaan selain
sektor pertanian. Hal tersebut terbukti dengan jumlah responden yang mengatakan bahwa bersirkulasi karena faktor pekerjaan sebanyak 148 orang
93,1 , karena motivasi ingin maju dan ingin mendapatkan pengetahuan baru masing masing sebesar 5 orang 3,1 dan sebesar 6 orang 3,7 . Tabel 24
menunjukkan uraian alasan faktor penarik lain terhadap terjadinya migrasi sirkuler.
Tabel 24 Faktor pelancar migrasi sirkuler lain Faktor Penarik Lain
Frekuensi Persentase
Mendapat Pekerjaan 148
93.1 Ingin Maju
5 3.1
Pengetahuan Baru 6
3.7 Total
159 100
Sumber: Survei Lapangan, Juli 2005
Bab VI. Hasil dan Pembahasan
77
77
6.1.4. Faktor Pribadi Migran Sirkuler