Bab I. Pendahuluan
8
Rata-rata jumlah anggota keluarga di perdesaan kabupaten Lamongan adalah 5 orang. Upah bekerja sektor pertanian rata-rata menurut survey
angkatan kerja nasional BPS tahun 2004 adalah Rp. 7500 – Rp. 8000 perhari selama 4 sampai 6 jam. Bila dibandingkan dengan standart nasional kebutuhan
hidup minimum KHM perdesaan yang rata-rata antara Rp 300.000,- sampai dengan Rp. 450.000,- per kepala rumahtangga perbulan, tentunya upah sektor
pertanin tidak akan mencukupi dalam memenuhi kebutuhan hidup rumahtangga petani di desa. Sehingga, keputusan sebagian masyarakat desa di kabupaten
Lamongan untuk menjadi migran sirkuler adalah merupakan suatu yang menarik dan penting untuk diteliti. Selain faktor ekonomi tentunya terdapat beberapa
faktor lain yang ikut berperan dalam fenomena migrasi internal pada rumahtangga migran sirkuler sektor informal di perdesaan kabupaten Lamongan,
sehingga fokus masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan rumahtangga migran sektor
informal di Kabupaten Lamongan? 2. Bagaimana karakteristik rumahtangga migran sirkuler sektor informal di
Kabupaten Lamongan? 3. Apakah keputusan rumahtangga migran sektor informal untuk bermigrasi
sirkuler mampu meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan keluarganya?
4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat pergerakan penduduk Migrasi sirkuler rumahtangga migran sirkuler sektor informal terhadap pembangunan
ekonomi perdesaan di Kabupaten Lamongan?
1.3. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini ditujukan pada rumahtangga migran sektor informal pedagang kaki lima dan keliling, selama ini sebagai sektor yang
mampu menyerap tenaga kerja paling banyak dari pedesaan, dan keberadaannya masih dianggap kurang memberikan kontribusi yang
menguntungkan serta mengganggu keindahan “kota”. Rumahtangga yang dimaksud adalah rumahtangga yang berasal dari desa Wanar, desa Kesambi,
desa Siwalanrejo dan desa Sumberagung. Dua desa yang pertama terdapat di kecamatan Pucuk serta sisanya berada di kecamatan Sukodadi. Empat desa
Bab I. Pendahuluan
9
asal tersebut secara visual merupakan komunitas rumahtangga sektor informal yang berada di daerah tujuan daerah penelitian di Kelurahan Blimbing, Desa
Paciran, Kelurahan Brondong serta Desa Sedayulawas. Empat lokasi penelitian tersebut ada di dua kecamatan yaitu Kecamatan Paciran dan Kecamatan
Brondong. Adapun tujuan penelitian dalam hal ini adalah : 1. Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi sirkuler
pada rumah tangga sektor informal di daerah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
2. Menguraikan karakteristik rumahtangga migran sirkuler sektor informal di Kabupaten Lamongan.
3. Menganalisis dan mengukur tingkat kesejahteraan setelah dan sebelum memutuskan untuk migrasi sirkuler pada rumahtangga sektor informal yang
berasal dari dua kecamatan asal daerah pedesaan Kabupaten Lamongan. 4. Menganalisis pengaruh atau dampak yang ditimbulkan oleh rumahtangga
migran sirkuler sektor informal terhadap pembangunan ekonomi perdesaan di Kabupaten Lamongan.
1.4. Manfaat Penelitian
Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pemecahan masalah gerak penduduk lokal akibat adanya perbedaan dan ketidak
seimbangan pembangunan wilayah, perdesaan dan perkotaan rural-urban, di Kabupaten Lamongan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan informasi dan kontribusi terhadap pemerintah setempat tentang kondisi ekonomi rumahtangga di wilayah perdesaan serta kebijakan yang
memungkinkan untuk dilkukan oleh pemerintah dalam mengatasi pengangguran terselebung di wilayah perdesaan, tingkat kesejahteraan rumahtangga penduduk
desa, pembangunan ekonomi desa, yang akan berdampak pada penerimaan keuangan desa. Pertimbangan itu penting untuk keberlanjutan pembangunan
perdesaan karena hampir 82 persen wilayah Kabupaten Lamongan adalah perdesaan yang berbasis padi dan sawah pertanian. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat memberi kontribusi dan informasi terhadap pengembangan pengetahuan, terutama ilmu perencanaan pembangunan wilayah dan perdesaan
PWD, utamanya yang memfokuskan bagi masalah pembangunan dan pengembangan wilayah perdesaan di Indonesia.
Bab I. Pendahuluan
10
1.5. Keterbatasan Penelitian