VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Migrasi Sirkuler
Memahami penyebab munculnya keputusan migrasi dibutuhkan analisa faktor-faktor pada tingkat objektif. Menurut Germani dalam Rusli, 1982 tingkat
objektif menganalisa semua faktor-faktor “pendorong-penarik” dan berbagai kondisi komunikasi, aksessibilitas serta hubungan antara daerah asal dan daerah
tujuan. Pada umumnya analisa sepasial memang relatif agak rumit, hal tersebut tergantung pemahaman daerah atau wilyah penelitian. Tiga faktor penting yang
akan dibahas dalam analisa tingkat obyektif untuk melihat faktor-faktor yang menyebabkan keputusan migrasi sirkuler rumahtangga migran sektor informal
adalah; faktor pendorong dari desa asal, titik berat faktor pendorong meliputi: Potensi sumberdaya manusia memuat rangkaian penjelasan tentang banyaknya
tanggungan anggota rumah tangga di desa asal, jenis pekerjan sebelumnya di desa asal dan pendapatan harian di desa. Kedua adalah potensi sumberdaya
alam desa asal, menjelaskan tentang kepemilikan lahan pertanian di desa asal dan jenis pekerjaan di desa sebelum memutuskan menjadi migran sirkuler.
Faktor penarik dari daerah tujuan membahas tentang: jenis dan lama pekerjaan yang masih dijalani, asal informasi pekerjaan, pendapatan harian yang diperoleh,
dan alasan utama bekerja pada sektor yang di jalani sekarang. Faktor penghambat dan pelancar meliputi: jarak yang ditempuh oleh migran dari daerah
asal ke pemondokan, alat dan kondisi transportasi, ketersediaan transportasi dan ongkos yang dikeluarkan sampai ke daerah tujuan serta faktor pribadi yang
membahas tentang alasan dalam memilih bentuk sirkulasi, karakteristik dan motivasi pribadipersepsi terhadap daerah tujuan.
6.1.1. Faktor Pendorong Rumahtangga Migran Sektor Informal
Sebagai suatu ekosistem, desa memiliki asset pendukung yang penting antara lain berupa sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Dua
sumberdaya ini saling berinteraksi dan saling berinterdependensi. Masyarakat perdesaan akan mampu bertahan hidup secara layak jika mampu melihat
Bab VI. Hasil dan Pembahasan
68
68
peluang yang bisa dikembangkan dari daya dukung sumber daya alam yang dimiliki.
Potensi sumber daya alam dalam suatu desa, merupakan faktor penting dan berpengaruh besar terhadap sikap setiap warga desa dalam memilih jenis
pekerjaan serta bentuk pekerjaan yang sesuai dengan apa yang disediakan oleh alamnya. Masyarakat yang mendiami daerah pantai cenderung menjadi nelayan.
Penduduk yang tinggal di daerah pegunungan cenderung menjadi petani sayur- sayuran dan tanaman perkebunan. Penduduk yang mendiami daerah rawa-rawa
akan cenderung mengusahakan tanaman rawa dan perikanan air tawar. Sebagaimana lingkungan pedesaan pada umumnya, desa-desa tempat
penelitian merupakan areal desa yang terdiri dari bentang sawah yang luas, ditanami dengan padi dan tanaman palawija. Kondisi geologis perdesaan daerah
asal, tempat penelitian memiliki struktur tanah yang kurang subur dan dengan posisi ± 0,5 m lebih rendah dari posisi jalan raya. Kondisi tersebut mempegaruhi
jenis pekerjaan yang dipilih oleh masyarakat. Jenis pekerjaan mempengaruhi tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan seseorang dapat mempengaruhi tingkat
kesejahteraan keluarga. Pada umumnya jenis lapangan pekerjaan yang tersedia di desa-desa tersebut hanya sekitar sektor pertanian padi dan sawah, lebih
meningkat lagi peternakan Unggas. Bila dibandingkan di daerah perkotaan, daerah perdesaan di pulau Jawa jauh dari ketersediaan lapangan pekerjaan,
masyarakat daerah perdesaan sering tidak memiliki alternatif lain selain bertani dan berternak di ladangsawah.
Survei di dua kecamatan asal migran Kabupaten Lamongan, menunjukkan bahwa rata-rata tanggungan anggota rumahtangga di perdesaan
adalah 5 orang. Sebelum mendapatkan pekerjaan yang cocok pada umumnya migran enggan untuk mengajak anggota keluarganya. Namun kemudian,
berangsur akan mengajak kalau telah menemukan pekerjaan yang cocok dan penghasilan yang cukup. Anggota keluarga migran yang biasanya ditinggalkan di
desa asal adalah anak-anak dan orang tua mereka ibu atau bapak kadung, mertua, nenek atau kakek. Tabel 11 menunjukkan jumlah tanggungan anggota
rumahtangga migran di desa asal, sebesar 34,6 persen berjumlah 3 orang, sebesar 28,3 persen mempunyai tanggungan sebanyak 4 orang, sebesar 26,4
persen berjumlah 2 orang dan jumlah 5–6 orang berjumlah 10,7 persen.
Bab VI. Hasil dan Pembahasan
69
69
Tabel 11 Jumlah tanggungan anggota rumahtangga didesa asal Jumlah Tanggungan
orang Frekuensi
Persentase 2
42 26.4
3 55
34.6 4
45 28.3
5 7
4.4 6
10 6.3
Total 159
100
Sumber: Survei Lapangan, Juli 2005
Migran datang kedaerah tujuan pada umumnya secara bertahap. Anggota rumahtangga yang dibawa migran ke daerah tujuan tergantung pada jenis
pekerjaan dan banyaknya penghasilan di daerah tujuan. Sama hal nya jumlah tanggungan anggota keluarga di daerah asal, jumlah tanggungan anggota
keluarga didaerah tujuan sebagian besar 49 adalah satu orang berjumlah 78 responden. Sedangkan yang membawa anggota keluarga ke daerah tujuan dua
orang satu anak dan istri berjumlah 28,9 persen 46 orang, sisanya sebesar 6,9 persen mempunyai tanggungan anggota rumahtangga berjumlah 4–6 orang.
Tabel 12 menunjukkan banyaknya tanggungan anggota rumahtangga di daerah tujuan, yaitu berada di Kecamatan Brondong dan Kecamatan Paciran.
Tabel 12 Banyaknya tanggungan anggota rumahtangga di desa tujuan Tanggungan
Orang Frekuensi
Persentase 1
78 49
2 46
28.9 4
24 15.1
Lebih dari 5 5
3.1 Tidak Jawab
6 3.8
Total 159
100
Sumber: Survei Lapangan, Juli 2005
Mengenai jenis pekerjaan migran di desa asal, dari 159 responden yang diambil sampelnya, sejumlah 59,1 persen berlatar belakang sebagai keluarga
petani yang tidak memiliki lahan cukup atau buruh tani, sebesar 10,1 persen berasal dari petani pemilik lahan dan sisanya 49 orang sebesar 30,8 persen
berlatar belakang pekerjaan wiraswasta. Tabel 13 menyebutkan jenis pekerjaan sebelumnya di desa asal migran.
Bab VI. Hasil dan Pembahasan
70
70
Tabe 13 Jenis pekerjaan sebelumnya di desa asal Jenis Pekerjaan
Frekuensi Persentase
Petani Pemilik 16
10.1 Petani Buruh
94 59.1
Wiraswasta 49
30.8 Total
159 100
Sumber: Survei Lapangan, Juli 2005
Sedangkan alasan utama para migran memilih menjadi migran sirkuler sebagian besar didasarkan pada alasan ekonomi sebesar 62,3 persen. Alasan
ekonomi pada umumnya didasarkan pada rendahnya tingkat pendapatan. Hal itu terkait dengan kepemilikan lahan dan upah buruh mencangkul, membajak,
menanam, menyiangi sektor pertanian yang didapat oleh rumahtangga migran di desa asal. Sedangkan alasan nonekonomi rumahtangga migran yang
memutuskan untuk bersirkulasi banyak didasarkan pada tingginya tingkat pengaruh pihak lain kaum kerabat dan tetangga yang sudah terlebih dahulu
memutuskan bersirkulasi. Dari 159 responden alasan non ekonomi diketahui sebesar 34,6 persen. Berikut Tabel 14 menunjukkan alasan utama keluar dari
desa asal. Tabel 14 Alasan utama memutuskan menjadi migran sirkuler
Keterangan Frekuensi
Persentase Ekonomi
99 62.3
Nonekonomi 55
34.6 Tidak JawabTau
5 3.1
Total 159
100
Sumber: Survei Lapangan, Juli 2005
Alasan non-ekonomi lebih didasarkan pada keinginan seseorang atau individu untuk berbuat sesuatu terhadap masa depan dan keluar dari rasa bosan
untuk mencoba hal yang baru. Umumnya responden yang menginginkannya adalah mereka yang berusia antara 16 sampai 22 tahun.
6.1.2. Faktor Penarik Rumahtangga Migran Sektor Informal