Manajemen Risiko Likuiditas Perbankan.

risiko dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan akan semakin meningkat. Dalam rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika code of conduct yang berlaku secara umum pada industri perbankan, bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip good corporate governance . 125

2. Manajemen Risiko Likuiditas Perbankan.

Memperoleh laba maksimum yang stabil sekaligus menjamin likuiditas setiap hari merupakan suatu strategi bisnis perbankan yang berhasil. Untuk menjamin keberhasilan itu diperlukan strategi manajemen likuiditas liquidity management yang merupakan suatu upaya yang berkesinambungan menentukan jumlah dana yang akan ditahan dalam bentuk uang tunai atau sekuritas dan jumlah dana yang akan ditempatkan dalam berbagai bentuk kredit dengan dukungan informasi mengenai karakteristik setiap titipan dari para nasabah. 126 Liquidity management merupakan faktor penting dalam banking management dalam kaitannya dengan penciptaan prudential regulation sebagai salah satu fungsi 125 Penjelasan Umum PBI No. 84PBI2006, antara lain menyebutkan bahwa pelaksanaan good corporate governance pada industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 lima prinsip dasar : i transparansi transparency yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan; ii akuntabilitas accountability yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif; iii pertanggungjawaban responsibility yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat; iv independensi independency yaitu pengelolaan bank secara profesional tanpa pengaruhtekanan dari pihak manapun, dan ke v kewajaran fairness yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 126 Komaruddin Sastradipoera, Strategi Manajemen Bisnis Perbankan, Konsep dan Implementasi untuk Bersaing, Bandung : Kappa-Sigma, 2004, hlm. 247. Universitas Sumatera Utara pengawasan. Kekurangan likuiditas pada suatu bank dapat mengakibatkan pengaruh yang lebih luas dan berdampak negatif pada sistem perbankan. Kebutuhan likuiditas untuk suatu jangka waktu tertentu sangat dipengaruhi oleh perilaku nasabah dan jenis sumber dana yang dikelola oleh bank. Manajemen likuiditas dilakukan tidak saja untuk mengukur posisi likuiditas bank pada kondisi bank sedang berjalan tetapi juga dipergunakan untuk memeriksa kebutuhan dana pada berbagai skenario jika terjadi kondisi yang berbeda. 127 Menurut Duane B. Graddy, manajemen likuiditas melibatkan perkiraan permintaan dana oleh masyarakat dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan. Sedangkan menurut Oliver G. Wood, manajemen likuiditas melibatkan perkiraan kebutuhan dan penyediaan kas secara terus menerus, baik kebutuhan jangka pendek atau musiman maupun kebutuhan jangka panjang. 128 Sumber utama kebutuhan likuiditas bank, antara lain dari adanya kebutuhan untuk memenuhi : 1 Giro Wajib Minimum GWM 129 127 Hasil Riset Bank Indonesia Satgas BLBI dengan HLB Hadori Rekan, BI dan BLBI, Suatu Tinjauan dan Penilaian Aspek Ekonomi, Keuangan dan Hukum Jakarta : Bank Indonesia, 2002, hlm 42-43. ; 128 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijakan Moneter dan Perbankan Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2005, hlm 153. 129 Giro Wajib Minimum GWM adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga DPK. GWM merupakan salah satu dari instrumen moneter yang dipergunakan Bank Indonesia untuk mempengaruhi sasaran operasional jumlah uang primer dari kebijakan moneter. Instrumen moneter lainnya adalah Operasi Pasar Terbuka OPT, Fasilitas Diskonto dan Imbauan. Bank Indonesia, Bank Sentral Republik Indonesia, Sebuah Pengantar , hlm 104. GWM, terakhir diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 1219PBI2010 tanggal 4 Oktober 2010, antara lain menetapkan sebagai berikut : 1. Pasal 2 : Universitas Sumatera Utara 2 Saldo rekening minimum pada bank koresponden; 3 Penarikan simpanan dalam operasional bank sehari-hari; 4 Permintaan kredit dari masyarakat. Sejalan dengan pemenuhan kebutuhan likuiditas itu, maka manajemen likuiditas ini bertujuan untuk; i menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang ditentukan bank sentral; ii mengelola alat-alat likuid agar selalu dapat memenuhi semua kebutuhan cash flow, termasuk kebutuhan yang tidak diperkirakan seperti penarikan yang tiba-tiba terhadap sejumlah giro atau deposito berjangka yang belum jatuh tempo; iii memperkecil terjadinya idle funds dana yang tidak terpakai. Konsekuensi dari sulitnya mengendalikan dana dan pinjaman yang diberikan, bank harus berusaha mengelola kesenjangan waktu antara assets dan liabilities gap management . Kegagalan dalam pengelolaan liquidity management akan berakibat fatal bagi bank, seperti 130 1 Minimal GWM yang ditetapkan Bank Indonesia kemungkinan tidak terpenuhi. Hal ini membawa akibat Bank Indonesia akan mengenakan denda; : - Bank wajib memenuhi GWM dalam rupiah - GWM dalam rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder, dan GWM LDR. - Bank Devisa selain wajib memenuhi GWM dalam rupiah juga wajib memenuhi GWM dalam valuta asing 8 dari DPK dalam valuta asing. 2. Pasal 3 : - GWM Primer dalam rupiah sebesar 8 dari DPK dalam rupiah - GWM Sekunder dalam rupiah sebesar 2,5 dari DPK dalam rupiah - GWM LDR dalam rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara KPMM bank dengan KPMM insentif. 3. Bank Indonesia memberikan jasa giro setiap hari kerja terhadap bagian tertentu dari pemenuhan kewajiban GWM Primer dalam rupiah. Bagian tertentu tersebut ditetapkan sebesar 3 dari DPK dalam rupiah. Jasa giro hanya diberikan apabila bank telah memenuhi seluruh kewajiban GWM dalam rupiah GWM Primer, Sekunder dan LDR. 130 Hasil Riset Bank Indonesia Satgas BLBI dengan HLB Hadori Rekan, Studi Keuangan...., Loc.Cit, hlm 19. Universitas Sumatera Utara 2 Negatifmerahnya saldo giro di Bank Indonesia yang juga dikenakan denda penalti; 3 Bank tidak dapat memenuhi komitmen yang telah disepakati dengan nasabah kredit, yakni bank tidak dapat menyediakan dana untuk memberikan pinjaman; 4 Bank terlalu banyak memelihara uang tunai yang berarti dana menganggur idle money, yang pada akhirnya akan mengurangi rentabilitas bank. 131

3. Risiko Likuiditas Perbankan