Pedoman Wawancara Pedoman Observasi Alat Tulis dan Kertas untuk Mencatat

1. Pedoman Wawancara

Penelitian ini menggunakan pedoman umum wawancara. Pedoman umum wawancara dibuat berdasarkan teori pola asuh oleh Diana Baumrind dalam Sigelmen, 2002 dan ditambah dengan filsah hidup suku Batak dalam Tinambunan 2010. Pedoman umum wawancara dalam penelitian ini bertujuan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, mengingatkan dan membantu peneliti saat melakukan wawancara mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek apakah aspek-aspek tersebut telah ditanya atau dibahas. Menurut Poerwandari 2009, penggunaan pedoman wawancara berfungsi untuk memuat pokok-pokok pertanyaan yang diajukan yaitu open-ended questions, tujuannya adalah menjaga arah wawancara agar tetap sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Pedoman Observasi

Pedoman umum observasi dibuat sebagai data pelengkap dari hasil wawancara. Hasil observasi akan digunakan sebagai data pelengkap dari hasil wawancara. Adapun hal-hal yang akan diobservasi adalah lingkungan fisik dilakukannya wawancara, penampilan fisik responden, sikap responden selama wawancara, hal-hal yang mengganggu selama wawancara dan hal- hal yang sering dilakukan responden selama wawancara. Patton dalam Poerwandari, 2009 menegaskan observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian. Agar memberikan data yang akurat dan bermanfaat. Universitas Sumatera Utara

3. Alat Tulis dan Kertas untuk Mencatat

Pencatatan dilakukan untuk menunjang data yang terekam melalui perekam dan kertas untuk mencatat berfungsi sebagai data kontrol dan jalannya wawancara dan observasi. 4. Alat Perekam tape recorder Dinyatakan dalam Poerwandari 2009 bahwa sedapat mungkin wawancara perlu direkam dan dibuat transkipnya secara verbatim kata demi kata, sehingga peneliti tidak harus dan tidak bijaksana jika hanya mengandalkan ingatan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti merasa perlu untuk menggunakan alat perekam agar peneliti mudah mengulang kembali hasil rekaman wawancara yang telah dilakukan dan dapat menghubungi kembali responden apabila masih ada hal yang belum lengkap atau belum jelas dipertanyakan. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari responden untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung.

E. KREDIBILITAS PENELITIAN