Bersedia untuk Responden 2 Ibu Lili Pane-samaran

meluangkan banyak waktunya untuk mengajarkan I, meski pada saat awal I tidak merespon ibu Lili tidak putus asa dan terus mengajarkan I cara memberi salam. - Rutinitas sehari-hari ibu Lili difokuskan untuk mengurus I, mulai dari pagi hingga malam hari. Menemani I diberbagai kondisi, terutama di saat-saat I merasa tidak tenang. Seperti awal-awal I mengikuti terapi, membantu prosesa terapi I mencoba menyiasati cara belajar I di rumah dengan lebih fleksibel, menemani saat I merasa bosan di Gereja dan berbagai kegiatan sehari-hari.

5. Bersedia untuk

memberika n kasih sayang dan pujian saat anak berprestasi atau memenuhi harapan - Ibu Lili sangat menyayangi I, seluruh waktu dan tenaga ibu Lili difokuskannya untuk mengurus I. Saat di awal mengetahui kondisi I, ibu Lili mengikhlaskan dirinya dan tetap bersemangat untuk membesarkan I. Ibu Lili bisa menerima kenyataan I berbeda dengan anak lain dan terus menyayangi I serta mengusahakan yang terbaik untuk I. - Ibu Lili juga tetap memperlihatkan kasih sayangnya pada dengan mengkomunikasikan kepada I apa yang menjadi kesalahan I sehingga membuatnya marah. Selain menyampaikan alasannya mengapa marah pada I, ibu Lili juga akan memeluk I. - Selain mengajarkan I kemampuan- kemampuan umum, ibu Lili juga mengajarkan I nilai-nilai atau norma-norma dan nilai-nilai umum. - Dalam pengasuhannya ibu Lili juga tidak lupa memberikan hadiah-hadiah saat I melakukan hal-hal yang positif. Seperti saat I Universitas Sumatera Utara mulai menjalani terapi I sempat sulit untuk diajak belajar. I menangis dan minta pulang kepada ibu Lili. Kemudian ibu Lili membujuk I dengan memberinya jajanan seperti permen. Ibu Lili menghadiahkan permen kepada I jika I dapat menjawab pelajaran dengan benar. Cara ibu Lili tersebut berhasil membuat I menyukai pelajaran dan proses terapinya. - I yang memiliki jadwal sehari-hari bila berhasil melakukan tugas dari ibu Lili akan mendapat pujian dari ibu Lili, begitu juga dengan hal positif lain yang I lakukan sesuai harapan ibu Lili. Ibu Lili akan memuji I dan memberinya hadiah ciuman. I akan terlihat senang. DEMANDING NESS CONTROL 1. Pembatasan - Ibu Lili menentukan hal-hal yang harus I lakukan dan memberikan batasan terhadap hal-hal yang beliau ingin I lakukan. Ibu Lili tegas dalam mengasuh I dengan harapan I dapat disiplin, sehingga pembatasan yang ibu Lili lakukan terhadap I terlihat jelas. - Seperti ketika I sembarangan meminum minuman yang yang disuguhkan ke tamu ibu Lili akan bertindak tegas dengan mengajari I bahwa minuman itu bukan miliknya dan I tidak boleh sembarangan meminum minuman orang lain. Mengulang-ulang hingga I memperlihatkan perubahan. - Perilaku I juga terkadang hiperaktif atau tidak terkontrol. Ibu Lili pernah mendapati kondisi I tidak dapat tenang saat awal-awal menjalani terapi ibu Lili juga memperlihatkan controlnya dengan meminta I tenang dengan tegas. Di rumah ibu Lili juga beberapa kali Universitas Sumatera Utara mendapati I yang membahayakan dirinya sendiri karena bermain tidak terkontrol, hal ini tentu saja mengingat usia I yang memang sedang dalam usia bermain. Akan tetapi ibu Lili tetap berlaku tegas memberi peringatan untuk membatasi perilaku I agar lebih terkontrol, hingga saat ini I berhati- hati dalam bermain. - Pembatasan juga dilakukan ibu Lili terhadap makanan I. Ibu Lili tidak membiarkan I mengkonsumsi makanan sembarangan. Ibu Lili tidak mengizinkan I banyak memakan makanan yang tidak sehat seperti jajanan berpengawet atau Indomie. Hal tersebut ibu Lili lakukan agar asupan makanan I terjaga, dan I tidak hiperaktif. Ibu Lili menggunakan berbagai cara untuk mengontrol makanan I. Seperti mengganti bumbu Indomie dengan garam, menyembunyikan jajanan dan mendietkan I. - Selain membatasi perilaku I di rumah, ibu Lili juga memperhatikan perilaku I di luar rumah. Saat bermain dengan tetangga terkadang I tidak bisa membedakan mana yang merupakan mainanya dan mana yang bukan mainannya. Maka ibu Lili akan bertindak dengan membawa I kepada mainannya dan mengajarkan I dengan mengkomunikasikan kepada I berulang-ulang bahwa yang tadi bukan mainannya dan ini adalah mainannya. - Ibu Lili merasa meskipun menjadi orang tua dari anak yang berkebutuhan khusus tidak berarti orang tua menuruti saja kemauan anak, terutama kemauan yang tidak baik bagi anak. Meski anak Universitas Sumatera Utara berkebutuhan khusus tidak berkembang seperti anak normal, perilaku mereka harus tetapi di atur dan dibatasi.

2. Tuntutan -