Bangunan dan Halaman Kelembaban dan Suhu Ruangan Pada BP4 Medan

observasi ketentuan diatas tidak dilaksanakan dengan alasan tidak adanya dana untuk memenuhi fasilitas tempat sampah yang memnuhi syarat.

5.2.2. Bangunan dan Halaman

Bangunan BP 4 Medan terbuat dari bangunan permanen terdiri dari 2 dua lantai, yaitu lantai 1 satu digunakan untuk tempat pelayanan yang terdiri dari ruangan atau poli-poli tempat berobat jalan sedangkan lantai 2 dua digunakan sebagai ruangan administrasi dan Kepala BP 4 Medan. BP 4 merupakan tempat pelayanan kesehatan dengan kondisi bangunan yang bersih yaitu tidak berdebu karena dilakukan pembersihan ruangan setiap pagi dan sore hari baik pada ruangan dan halaman merupakan kawasan bebas rokok. Bangunan mempunyai batas yang jelas, dilengkapi pagar yang kuat, tersedia tempat parkir bagi petugas dan pengunjung dan bebas dari banjir serta tidak becek, tidak ada genangan air PerMenKes RI No. 1204, 2004. Kondisi halaman BP4 dalam keadaan bersih karena dibersihkan pada pagi dan sore hari bebas dari becek dan banjir dan halaman BP4 menghasilkan sampah yang berasal dari pengunjung dan pasien serta pedagang yang ada di lingkungan BP4 Medan tetapi jumlah tempat sampah di halaman tidak sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan yaitu seharusnya satu tempat sampah untuk radius 10 meter. Kebersihan halaman BP4 Medan adalah suatu keadaan atau kondisi yang bebas dari bahaya dan resiko minimal untuk terjadinya infeksi silang dan masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Luas halaman harus disesuaikan dengan luas Universitas Sumatera Utara keseluruhan sehingga tersedia tempat parker yang memadai dan dilengkapi dengan lampu parkir Permenkes RI No. 1204, 2004.

5.2.3. Kelembaban dan Suhu Ruangan Pada BP4 Medan

Adapun tingkat kelembaban dan suhu ruangan pada BP4 Medan tidak memenuhi persyaratan kesehatan berdasarkan Permenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004 hal ini karena kondisi ruangan yang kurang ventilasi. Dimana kelembaban ruangan poli melebihi baku mutu 45-60 dan suhu melebihi baku mutu 22-24 C kecuali pada unit radiologi dan laboratorium telah memenuhi persyaratan. Sistem suhu dan kelembapan hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga dapat menyediakan suhu dan kelembapan yang memenuhi syarat yaitu suhu 22-24, dan kelembapan 45 – 60. Ruangan yang tidak memiliki AC sitem sirkulasi udara segar dalam ruangan harus cukup apabila kelembapan melebihi 60 maka udara segar dalam tidak segar karena banyaknya uap air melebihi standar. Ruangan lembab terjadi karena udara tidak bebas mengalir melalui jendela karena jendela tertutup, akibatnya jika kelembapan melebihi 65 maka ruangan mudah ditumbuhi jamur. Untuk mencegahnya tidak lembab dapat dilakukan dengan membuat ex haus fan atau melubangi plafon sedikit agar ada jalan udara dan dipastikan lubang plafon dilapisi oleh kawat untuk mencegah masuknya serangga. Agar hasilnya optimal dipasang exhausfan dipasang bersebanyak dengan pintu agar udara dapat berjarak dan berputar diruangan Permenkes RI No. 1204, 2004. Universitas Sumatera Utara Kurang lancarnya sirkulasi udara dan minimal pencahayaan menjadi sumber kelembapan lebih kurang 45 udara kerja mengakibatkan kepanasan dan mudah berkeringat kelembapan tinggi menyebabkan panas atau gerah karena konsentrasi air di udara jauh lebih banyak darpada konsentrasi air di tubuh. Akibatnya nitrogen air tidak dibutuhkan tubuh dalam bentuk keringat dan urine akan akan lebih susah untuk menguap karena tertahan sehingga tubuh merasa gerah. 5.2.4. Pencahayaan Ruangan Pencahayaan di poli sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan Permenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004 yaitu sesuai baku mutu 100-200 lux karena kombinasi cahaya dari sinar matahari yang masuk ruangan dan lampu listrik. Pada dasarnya pencahayaan pada BP4 Medan dilakukan sebagaimana pencahayaan untuk ruangan pasien pada saat tidak tidur. Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Agar pencahayaan sesuai dalam suatu ruang, diperlukan system pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan agar terhindar dari factor resiko di lingkungan kerja dan kesehatan pekerja dapat terjamin Kepmenkes RI No. 1405, 2002. Sistem pencahayaan di tempat kerja terdiri dari 5 lima macam yaitu system pencahayaan langsung, dimana cahaya 90-100 diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi.Sistem ini dinilai paling efektif tapi ada kelemahannya yaitu Universitas Sumatera Utara dapat menimbulkan kesilauan karena sinar langsung ke benda yang dekat dengan pemakai, maka disarankan agar langit-langit dan benda di dalam ruangan diberi warna cerah agar tampak menyegarkan, system pencahayaan semi langsung yaitu cahaya 60 – 90 diarahkan langsung pada benda dan sisanya dipantulkan ke langit- langit dan dinding. Kelemahan system ini dapat dikurangi dengan cara langit-langit dan dinding diplester warna putih sehingga pantulan cahaya dapat dikurangi kesilauannya, system pencahayaan difus yaitu cahaya 40 – 60 diarahkan kebenda dan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Sistem ini memncarkan cahaya kebawah dan sisanya keatas, sistem semi tidak langsung dimana cahaya 60-90 kelangit-langit dan dinding bagian atas sisanya ke bagian bawah, untuk ini perlu perawatan langit-langit dengan baik agarv bayangan dan kesilauan dapat dikurangi dan system yang terakhir adalah system pencahayaan tidak langsungh yaitu cahaya 90-100 diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuik menerangi ruangan. Keuntungannya tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan dan kerugiannya mengurangi efisiensi cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja. dan system yang terakhir adalah system pencahayaan tidak langsungh yaitu cahaya 90-100 diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuik menerangi ruangan. Keuntungannya tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan dan kerugiannya mengurangi efisiensi cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja. dan system yang terakhir adalah system pencahayaan tidak langsungh yaitu cahaya 90-100 diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuik menerangi ruangan. Universitas Sumatera Utara Keuntungannya tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan dan kerugiannya mengurangi efisiensi cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.Kepmenkes RI No. 1405, 2002. Adapun pencahayaan ruangan sebaiknya tidak kurang atau melebihi ketentuan dimana setiap ruangan harus tersedia pencahayaan sesuai dengan yang dibutuhkan. Ruangan yang banyak dilakukan aktifitas penting yang membutuh pengelihatan yang jelas harus memiliki cahaya yang cukup seperti ruang operasi dan ruang perawatan untuk pasien. Grandjean, 2003.

5.2.5. Kebisingan