3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara observasi langsung ke lokasi penelitian dan mengadakan wawancara kepada petugas kesehatan yang menangani pasien secara
langsung di setiap poli. Observasi juga dilakukan kepada fasilitas sanitasi di dalam dan luar gedung BP 4 Medan dengan menggunakan formulir penilaianpemeriksaan
hygiene sanitasi sesuai Permenkes RI Nomor 1204MENKESSKX2004.
3.4.2. Data sekunder
Data sekunder terdiri dari data yang diperoleh dari BP 4 Medan berupa profil BP4 dan dokumen UKL dan UPL BP 4.
3.4.3. Observasi
Observasi kepada petugas kesehatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi tentang hygiene petugas kesehatan dan fasilitas sanitasi.
3.5.Defenisi Operasional
1. Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru BP 4 Medan adalah Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara yang menyelenggarakan upaya kesehatan paru untuk mengatasi masalah kesehatan paru masyarakat
secara berkesinambungan, paripurna, menyeluruh dan terpadu yang melayani penyakit khusus rawat jalan spesialistik di bidang kesehatan paru.
2. Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan individu. Misalnya mencuci tangan sampai bersih dengan 46
Universitas Sumatera Utara
memakai sabun, mencuci peralatn makan sampai bnersih, mensterilkan alat, melindungi diri dengan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan.
3. Sanitasi adalalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subjeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak dibuang
sembarangan. 4.
Kesehatan lingkungan adalah usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkiraka dapat menimbulkan hal-hal yang
mengganggu perkembangan fisik atau kelangsungan hidupnya. 5.
Hygiene sanitasi BP 4 adalah upaya untuk mengendalikan faktor tempat, orang dan fasilitas sanitasi yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
gangguan kesehatan atau penyakit pada pasien, pengunjung dan petugas serta pengendalian kerusakan lingkungan akibat kegiatan yang ada.
6. Fasilitas sanitasi adalah ketersediaan sarana sanitasi yang meliputi :
Penyediaan air minum dan air bersih, toiletkamar mandi, pengelolaan limbah padat, limbah cair, tempat pencucian linen, pengendalian serangga dan tikus,
dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi. 7.
Permenkes RI No. 1204MenkesSKX2004 adalah Keputusan Menteri Kesehatan Republikm Indonesia tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
Universitas Sumatera Utara
8. Pencahayaan di dalam ruang bangunan adalah intensitas penyinaran pada
suatu bidang kerja yang ada di dalam ruang bangunan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
9. Kelembaban adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara yang biasanya
dinyatakan dalam persen . 10.
Penghawaan ruangan adalah aliran udra segar di dalam ruang bangunan yang memadai untuk menjamin kesehatan penghuni ruangan.
11. Kebisingan adalah terjadinya bunyi dari yang tidak dikehendaki sehingga
mengganggu dan atau membahayakan kesehatan. 12.
Pengelolaan limbah padat adalah penganan limbah berupa sampah berbentuk padat yang dimulai dari pemilahan dan pengemasan, pengumpulan dan
pengangkutan, pengolahan dan pemusnahan dan pembuangan ke tempat akhir. 13.
Pengelolaan limbah cair adalah sarana perlengkapan yang berhubungan dengan limbah cair mulai dari pengumpulan, proses pengaliran, sampai pada
pengolahannya beserta bangunan pengolahnya sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan.
14. Pengelolaan linen adalah penanganan kain kotor yang berasal dari kegiatan
rumah sakit mulai dari pemilahan dan penanganannya sehingga tidak menjadi sumber infeksi bagi petugas dan pasien.
15. Pengendalian serangga, tikus dan binatang penggangu adalah upaya untuk
mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang penganggu lainnya sehingga keberadaanya tidak menjadi vektor penularan penyakit.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Aspek Pengukuran