Infeksi nosokomial adalah suatu kondisi lokal atau sistemik sebagai reaksi lanjut dari agen infeksi yang ada toksinnya, yang tidak tampak atau dalam masa
inkubasinya pada saat masuk rumah sakit Dirjen PPM dan PL Depkes RI, 2010. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat penderita ketika penderita
tersebut dirawat di rumah sakit, atau pernah dirawat di rumah sakit dan baru menampakkan gejala setelah pulang dari rumah sakit Djojodugito, 2004.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit, atau infeksi yang disebabkan oleh kuman yang di dapat selama berada di rumah sakit dengan
ketentuan: 1.
Pada saat masuk RS tidak didapat tanda-tanda klinis dan tidak sedang dalam masa inkubasi penyakit tersebut.
2. Infeksi timbul sekurang-kurangnya 3 x 24 jam sejak dirawat di RS.
3. Infeksi terjadi pada pasien dengan masa rawat lebih lama dari masa inkubasi
penyakit tersebut Dirjend Pelayanan Medik, 2002.
2.3.2. Sumber Infeksi
A. Manusia Manusia sebagai pasien yang berobat merupakan sumber infeksi bagi
penderita lain dan petugas kesehatan seperti dokter, perawat, petugas lain yang sedang sakit serta pengunjung bisa berperan sebagai karier sehat.
B. Benda
Universitas Sumatera Utara
Benda, bahan, dan alat berperan sebagai sumber infeksi dan juga sebagai perantara. Tangan petugas rumah sakit mempunyai peranan sangat penting akan
penularan infeksi nosokomial.
2.3.3. Proses Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial bisa berupa : 1.
Infeksi Silang Cross Infection. Hal ini disebabkan oleh kuman yang didapat dari orangpenderita lain di
rumah sakit secara langsung atau tidak langsung. 2.
Infeksi lingkungam environmental infection. Disebabkan oleh kuman yang berasal dari bendabahan tak bernyawa yang
berada di lingkungan rumah sakit. 3.
Infeksi sendiri self infection auto infection. Disebabkan oleh kuman dari penderita itu sendiri yang berpindah tempat
dari satu jaringan ke jaringan lain Dinas Kesehatan Pemprovsu,2000.
2.3.4. Pencegahan Infeksi Nosokomial
Dasar upaya pencegahan yang berkaitan dengan petugas kesehatan adalah dengan melaksanakan hygiene perorangan seperti selalu mancuci tangan sampai
bersih dengan sabunantiseptik sebelum dan sesudah memasuki ruangan pasien, melaksanakan teknik antiseptik pada ruangan, selalu memakai alat steril, menjaga
kebersihan lingkungan dan memakai alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan serta isolasi pasien penyakit saluran pernafasan misalnya pasien TBC.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan faktor lingkungan yang mempengaruhi infeksi nosokomial yaitu ruangan pemeriksaan pasien yang ditetapkan seperti pengaturan bangunan, lalu
lintas atau jalur jalan, pencahayaan, ventilasi, penyediaan air bersih, fasilitas cuci tangan, pembuangan limbah, sanitasi ruangan dan dapur serta pengawasan terhadap
serangga dan tikus Dokumen RKL RPL BP4, 2005.
A. Sumber dampak
Penggunaan peralatan medis yang terkontaminasi oleh kuman berupa : 1.
Tindakan yang dapat menyebabkan masuknya kuman ke dalam saluran pernafasan.
2. Banyaknya pasien yang berobat dan menjadi sumber infeksi bagi pasien
lain. 3.
Kontak langsung antara pasien yang menjadi sumber infeksi dengan pasien lainnya.
4. Kontak langsung antara petugas yang terkontaminasi oleh kuman dengan
pasien yang dirawatnya. 5.
Kondisi pasien yang lemah akibat penyakit yang dideritanya.
B. Jenis dan ukuran dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan yaitu infeksi silang dari pasien atau infeksi lingkungan yaitu masuknya kuman yang berasal dari benda atau bahan yang ada
Universitas Sumatera Utara
di sekitarnya. Penularan bisa melalui percikan dahak pasien atau kondisi pengelolaan ruangan yang kurang baik lembab dan tidak steril yang
menyebabkan daya tahan kuman bakteri mycobakterium tuberkulosis lebih lama. Kontak langsung pasien dengan seseorang yang memiliki daya tahan tubuh
rendah menyebabkan mudah tertularnya penyakit Depkes RI, 2007.
C. Upaya pengelolaan dampak
Melakukan kegiatan yang berbentuk penghilangan kuman penyebab infeksi misalnya pembersihan ruangan dengan antiseptik 2 x sehari pagi dan sore,
mencegah kuman agar tidak sampai pada pasien dan orang lain serta menjauhkan pasien yang rentan dengan cara isolasi sumber kuman patogen Depkes RI,
2002.
D. Dampak resiko
Bagi pasien, dapat menambah biaya perawatan dan pengobatan, menambah waktu perawatan, menambah jenis dan kekuatan obat-obatan dan menambah
terapi dan diagnostik. Bagi petugas, dapat menurunkan kondisi kesehatan, menurunkan produktivitas dan menurunkan kesempatan berkarya. Bagi
manajemen, dapat mengurangi jumlah pasien masuk, kesan dan citra negatif, serta penambahan biaya perbaikan kesehatan karyawan Depkes RI, 2004.
2.4.
Tuberkulosis dan Kejadiannya.
Penyakit TB menjadi masalah utama di Indonesia karena berada di peringkat kelima setelah India , Cina, Afrika Selatan dan Nigeria. Prevalensi secara nasional
Universitas Sumatera Utara
mengalami penurunan yang lambat pada wilayah Sumatera dan KTI Depkes RI,2007.
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB Mycobacterium Tuberculosis sebagian besar kuman TB menyerang paru.
Adapun cara penularannya yaitu tertular langsung oleh pasien penderita TB BTA positif, ketika pasien batuk atau bersin menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak. Tempat terjadinya penularan dalam ruangan yang terdapat percikan dahak dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi dampak percikan dahak
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman Depkes RI, 2008.
2.5. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Berdasarkan Permenkes RI Nomor 1204MenkesSKX2004