Pengelolaan Limbah Cair Pengelolaan Tempat Pencucian Linen Laundry

Untuk pengelolaan limbah padat dapat dilakukan mulai dari sumber limbah, wadah seharusnya terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, permukaan dalam halus dan memiliki tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan, tersedia wadah pada setiap sumber sampah medis. Alat bahan dapat digunakan kembali setelah disterilkan seperti pisau bedah scalpel, jarum hipodermik, syringers, botol gelas dan container dan radionukleida diatur tahan lama untuk radioterapi seperti pins, needles, atau seeds. Cara lain adalah dengan melakukan pemilahan antara yang dapat digunakan kembali atau yang tidak, antara limbah basah atau yang kering. Pada proses pengangkutan dari setiap ruangan ke TPS dapat menggunakan troli tertutup. Adapun pada proses tempat penampungan sementara seharusnya terpisah antara limbah yang bisa dimanfaatkan dan yang tidak bisa, tidak bau dan menjadi sumber lalat, dilengkapi dengan saluran untuk cairan Ilndi, kedap air tertutup dan harus selalu dalam keadaan tertutup, mudah dibersihkan, mudah dijangkau kenderaan pengangkut sampah, dikosongkan dan dibersihkan minimal 1 x 24 jam.

5.2.9. Pengelolaan Limbah Cair

Berdasarkan hasil observasi pengelolaan limbah cair medis BP 4 Medan yang berasal dari laboratorium tidak dilakukan pengolahan melaui IPAL dan kualitas effluent tidak diperiksa karena IPAL dalam keadaan rusak. Tidak memenuhi persyaratan kualitas effluent limbah cair berdasarkan Kepmen LH No. 58 tahun 1995 karena tidak pernah diperiksa sejak tahun 2005 sampai sekarang dan air limbah di IPAL dalam kondisi berbau dan warnanya kehitaman. Universitas Sumatera Utara Pengelolaan limbah cair sebaiknya terlebih dahulu dikumpulkan dalam container yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan penyimpanannya, saluran limbah merupakan system saluran tertutup, kedap air, dan mengalir dengan lancar. Saluran limbah terpisah dengan saluran air hujan. Memiliki fasilitas IPAL sendiri atau kolektif dengan bangunan sekitarnya yang memenuhi syarat teknis apabila belum terjangkau oleh SPAL perkotaan. Memiliki alat pengukur debit limbah harian dan limbah dari dapur harus dilengkapi dengan perangkap lemak dan harus ditutup dengan grill. Limbah cair dari laboratorium harus diolah di IPAL atau sesuai ketentuan. Frekuensi pemeriksaan efluen 1 x sebulan dan minimal 1 x3 bulan untuk uji petik. Limbah cair radioaktif dikelola sesuai dengan ketentuan BATAN. Parameter radioaktif diberlakukan sesuai dengan bahan radioaktif yang dipergunakan di rumah sakit yang bersangkutan.

5.2.10. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen Laundry

Berdasarkan hasil observasi pengelolaan tempat pencucian linenlaundry Linen pada BP4 Medan belum memenuhi peryaratan sesuai Permenkes RI No. 1204 Tahun 2004 yaitu tidak tersedia keran air panas untuk desinfeksi, tidak terdapat sarana pengering untuk alat-alat sehabis cuci, dan suhu pencucian tidak 70 C. Kemiringan lantai laubdry diperoleh memenuhi syarat setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan timbangan air Water Pass sehingga diketahui kemiringan ±2-3 Untuk linen dapat dilengkapi dengan sarana penunjang seperti : Mesin cuci, alat desinfektan, bahan desinfektan, mesin uap steam boiler, pengering, meja setrika Universitas Sumatera Utara dan setrika. Jika tersedia air panas untuk pencucian maka sebaiknya suhunya adalah 70 o C dalam waktu 5 menit atau 95 o C dalam waktu 10 menit. Deterjen dan desinfektan dipilih yang ramah lingkungan. Standar kuman pada linen setelah dicuci, tidak mengandung 6 x 10 3 spora spesies Bacillus per inci persegi Permenkes RI No. 1204, 2004. Pada linen harus tersedia keran air bersih, air panas dan desinfektan, memiliki mesin cuci yang dapat mencuci jenis linen yang berbeda. Mesin cuci dibedakan untuk linen infeksius dan non infeksius. Saluran limbah tertutup yang dilengkapi dengan pre treatment pengolahan awal sebelum dialirkan ke IPAL. Linen terpisah ruang linen kotor dan ruang linen bersih, ruang linen perlengkapan kebersihanperlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi, ruang penirispengering. Linen dipisahkan sesuai jenisnya, linen yang beru diterima ditempatkan di bagian bawah, pintu lemari harus selalu tertutup. Untuk pengangkutan linen kantong pembungkus linen harus bersih harus berbeda dengan pembungkus linen kotor, selalu menggunakan kereta pendorong tertutup dan berbeda warna antara linen bersih dan linen kotor. Kereta harus didisinfektan setelah mengangkut linen kotor. Bagi petugas harus menggunakan pakaian kerja khusus, alat pelindung diri dan dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala, dan dianjurkan imunisasi Hepatitis B.

5.2.11. Pengendalian Serangga dan Tikus Serta Binatang Penganggu Lainnya