Citra Perusahaan Strategi Humas dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Humas Terhadap Citra Perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan)

9. Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap periode jangka pendek sebagai suatu proses untuk melakukan control dan sebagai input bagi pengambilan keputusan di masa depan Oliver, Sandra, 2001:8.

II.5 Citra Perusahaan

Citra positif merupakan harta yang sangat tinggi nilainya bagi perusahaan manapun. Citra mendukung daya saing perusahaan dalam jangka menengah dan panjang. Citra positif dapat menjadi perisai saat berada dalam masa krisis. Oleh karena itu, setiap perusahaan mempunyai kewajiban untuk membangun citra positif perusahaan. Citra adalah gambaran yang dimiliki oleh banyak orang mengenai pribadi perusahaan, organisasi atau produk Kamus Besar Bahasa Indonesia 1995. Citra adalah tujuan utama dansekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari masyarakat luas Roeslan, 1998:62. Untuk mengetahui citra perusahaan, baik citra positif maupiun negatif diperlukan alat ukur pembentuk citra perusahaanAda empat hal Roeslan, 1998:25, yaitu: 1. Kepercayaan Kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak terhadap suatu perusahaan. 2. Realitas Universitas Sumatera Utara Realistis, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden. 3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan Yaitu saling memberikan keuntungan sesame pihak bagi perusahaan maupun khalayak. 4. Kesadaran Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan. II.5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Citra Perusahaan Kegiatan PR sebagai mediator yang menjembatani kepentingan perusahaan dengan publiknya yang terkait dengan kegiatan PR itu sendiri. Berbagai aktivitas senantiasa menciptakan, menjaga dan meningkatkan citra yang positif. o Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain: - Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang. - Keberhasilan-keberhasilanprestasi yang pernah diraih. - Hubungan yang baik. - Reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar. - Kesediaan melakukan tanggung jawab sosial. - Komitmen mengadakan riset, dan sebagainya Anggoro, M. Linggar, 2000:67. Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Bank Indonesia Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam kaitannya dengan sejarah perjalanan bangsa telah mengalami berbagai perubahan. Berdasarkan UU No. 11 Tahun 1953 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1953, maka Bank Indonesia tidak hanya bertindak sebagai Bank Sentral yang dengan tugasnya sebagai Bank Sirkulasi tetapi juga sebagai Bank Komersil sampai dengan akhir tahun 1965. Dalam rangka upaya penataan perekonomian dan perbankan nasional maka secara murni sebagai Bank Sentral yang tugas utamanya mendorong kelancaran pembangunan. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menetapkan Bank Indonesia sebagai Lembaga Negara yang Independen di bidang tugasnya berada di luar pemerintahan dan lembaga lainnya. Bank Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik bahkan telah memiliki Kantor Perwakilan di luar negeri guna menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Bank Indonesia secara maksimal. Bank Indonesia telah memiliki peran yang sangat besar dalam usaha memelihara kestabilan nilai rupiah serta keadaan ekonomi dan moneter Indonesia. Universitas Sumatera Utara III.1..2 Gambaran Umum Kantor Bank Indonesia Medan Kantor Bank Indonesia Medan yang dibuka pada tanggal 30 Juli 1907 merupakan Kantor Cabang De Javasche Bank yang ke-11. Pembukaan Kantor Bank Indonesia Medan dibutuhkan untuk menunjang kebijaksanaan moneter pemerintah Hindia Belanda atas usul De Javasche Bank yang ketika itu memberlakukan “Guldenisasi” bagi “Residentie Oostkust van Sumatera” atau Keresidenan Pantai Timur Sumatera. Pemimpin Bank Indonesia Medan yang pertama adalah L. Von Helmert. Pada tahun 1951 saat nasionalisasi mulai diberlakukan, Kantor Bank Indonesia Medan dipimpin oleh S.F. Van Musschenbroek. Ketika Undang-Undang tentang Bank Indonesia 1953 diberlakukan, Pemimpin Bank Indonesia Medan adalah M.Plantema dan putera Indonesia pertama yang mengendalikan Kantor Bank Indonesia Medan adalah M. Rifai. Pada perkembangannya, Kantor Bank Indonesia Medan mengalami perubahan yang cukup baik dan ditetapkan sebagai Kantor Bank Indonesia kelas I sebagai Kantor Koordinator Bank Indonesia KKBI yang membawahi membawahi 4 empat KBI yaitu KBI Banda Aceh, KBI Lhokseumawe, KBI Pematang Siantar, dan KBI Sibolga.

a. Dasar Hukum Pendirian KBI Medan