Perilaku Elastis Karet. KARET.

akan berpengaruh terhadap sifat-sifat dan perilaku karet alam. Kekerasan dan kekakuan dari karet alam akan meningkat dengan proses vulkanisasi. Karet alam dengan jumlah ikaitan silang sedikit akan bersifat relatif lebih lunak dan fleksibel dari pada karet alam dengan jumlah ikaitan silang lebih banyak Rahmat Saptono,2008 . Gambar .2.13. Pembentukan Ikaitan Silang dengan Proses Penambahan Sulfur Vulkanisasi

2.3.3. Perilaku Elastis Karet.

Karet pada saat diberi pembebanan akan mengalami deformasi elastis nonlinier dalam jumlah yang sangat besar hingga 800. Perilaku karet yang terlihat hampir seluruhnya elastis dengan modulus elastisitas yang bervariasi dengan bertambahnya regangan .Gambar 2.14 menunjukan grafik hubungan antara tegangan dan regangan pada karet . Gambar. 2.14. Deformasi Elastis pada Karet. Mekanisme dasar yang terjadi pada proses deformasi elastis karet adalah 1 pelurusan dari gulungan rantai molekul, serta 2 peregangan dari ikatan-ikatan kovalennya. Sebagian memperlihatkan fenomena histerisis yang menunjukkan Universitas Sumatera Utara perbedaan lintasan regangan pada saat beban diberikan dan dilepaskan. Ikaitan silang sangat berperan di dalam menentukan perilaku elastik dari karet atau elastomer. Ikaitan silang berfungsi sebagai pengingat bentuk shape memory yang memungkinkan terjadinya deformasi elastis dalam jumlah sangat besar, sebagaimana diilustrasikan dalam Gambar 2.15. a. Tanpa adanya ikaitan silang deformasi plastis akan mudah terjadi. Gambar. 2. 15 . Peran Ikaitan Silang di Dalam Deformasi Elastis Karet. Adanya kaitan silang juga akan berpengaruh terhadap perilaku elastis dari karet atau elastomer sebagaimana diilustrasikan dalam Gambar 15 b . Karet alam yang telah divulkanisasi misalnya, akan memiliki jumlah ikaitan silang lebih banyak sehingga modulus elastisitas atau kekakuannya lebih besar dari pada karet alam yang belum divulkanisasi.Gambar 2.16 memperlihatkan kekuatan karet alam yang divulkanisasi lebih besar jika dibandingkan dengan karet alam tanpa vulkanisasi Gambar. 2.16. Perilaku Elastis Karet Alam yang Belum dan Telah Divulkanisasi. Seperti halnya termoplastik perilaku elastomer berbeda pula dengan kenaikan temperatur, transisi sifat mekanik terjadi terutama pada temperatur transisi gelas Tg, di mana ikatan sekunder mulai melebur. Pada Gambar 2.17 tampak Universitas Sumatera Utara perbedaan struktur elastomer di bawah dan di atas temperatur transisi gelasnya. Di bawah Tg, di samping ikaitan silang cross link, terdapat pula ikatan-ikatan sekunder gaya Van der Waals yang menyebabkan kelompok –kelompok rantai molekul semakin rapat. Di samping mekanisme elastisitas dengan ikaitan silang sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, perilaku elastis dapat pula terjadi tanpa mekanisme ini. Fenomena ini misalnya terjadi pada kopolimer Styrene-Butadiene SB polimer yang dikenal pula sebagai termoplastik elastomer . Elastisitas terutama disebabkan karena adanya tarik menarik polar yang kuat dari domain styrene yang bersifat gelas sebagaimana diilustrasikan dalam Gambar 2.17. Gambar .2.17 . Struktur Rantai Molekul Karet di Bawah dan di Atas Temperatur Transisi Gelas. Gambar 2.18 . Perilaku Elastis Tanpa Ikatan Silang pada Elastomer Termoplastik. Tabel 2.6 adalah sifat sifat fisis kekuatan tarik dan perpanjangan dari karet alam dan sintesis yang divulkanisasi dan diperkuat dengan bahan pengisi karbon hitam . Universitas Sumatera Utara Tabel. 2.6. Sifat-sifat fisis dari elastomer.

2.4 . Zeolit Alam .