Morfologi Nano Partikel Zeolit Alam Kalsinasi dan Tanpa Kalsinasi.

Tabel 4 .3. Data Hasil Pengujian Partikel zeolit alam tanpa kalsinasi dengan Alat PSA .

4.1.3. Morfologi Nano Partikel Zeolit Alam Kalsinasi dan Tanpa Kalsinasi.

Bentuk nano partikel zeolit alam yang diamati dengan Scanning Electron Microscope SEM diperlihatkan pada Gambar 4.3. Dari foto SEM terlihat bahwa warna gelap merupakan pori atau rongga yang ukuranya 5 mikron , dan warna terang merupakan partikel nano zeolit alam, apabila dilihat dari ukuran partikelnya maka zeolit ini adalah termasuk jenis macropore karena ukuran partikelnya 50 nm . Pada Gambar 4.4, memperlihatkan hasil SEM dan EDX untuk nano partikel zeolit alam tanpa kalsinasi , komposisi yang dominan serupa dengan hasil yang diperlihatkan dari data XRF, dari gambar terlihat terjadi algomert atau penggumpalan , hal ini disebabkan zeolit bersifat hidropilik mudah menyerap air karena adanya gugus OH pada disekitar pori , demikian juga distribusi partikel tidak merata dengan ukuran parikel 144,8 nm Gambar 4. 3 . Morfologi nano partikel zeolit alam kalsinasi dengan pembesaran 3500 x . Rongga partikel zeolit Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Morfologi nano partikel zeolit alam tanpa kalsinasi Dengan pembesaran 500 X, dan hasil EDX 4.1.4. Hasil Analisa XRD Nano Partikel Zeolit Alam kalsinasi dan Tanpa Kalsinasi . Karakterisasi X-Ray diffractometry X-RD,yang digunakan dalam temperature ruang dengan mengunakan alat Shimadzu XRD 600 X-ray diffractometer 40 kV, 30 mA dengan mengunakan nikel untuk menyaring radiasi Cu K α dimana laju pencacahan scanning yang digunakan adalah dari 2 menit pada jangkauan range 2θ = 5-75 Pada Gambar 4.5 diperlihatkan hasil analisis X-Ray Difraksi XRDdari bahan zeolit alam dengan proses kalsinasi pada suhu 600 . C , berdasarkan hasil analisis XRD nano zeolit alam dengan pemurnian dan kalsinasi diperoleh fasa mayor mengandung jenis mineral mordenite CaAl 2 Si 10 O 24 .7 H 2 O .Puncak maksimum terdapat pada sudut 2θ = 27,69 dengan jarak sepasi 3,219 Å dengan FWHM 1,06 yang mana pada hal ini membentuk fasa Al 2 Si 50 O 103 alumenium silicate Sesuai dengan hasil penelitian Sebayang .P ,2009, pembuatan bahan filter keramik berpori bebasis zeolit alam dan arang sekam padi dengan sintering pada suhu 900 C diperoleh jenis mineral mordenite Na 8 Al 8 Si 40 O 96 .24 H 2 O . Tabel 4.4 memperlihatkan hasil difraksi sinar-x untuk nano partikel zeolit alam kalsinasi , dari Tabel terlihat jarak d spasi terbesar yakni 3,773 Å pada sudut 2 θ 23,56 dengan unsur alumenium oksida , sedangkan intensitas relatif terbesar diperoleh pada sudut 2 θ adalah 27.6900 dengan d spasi 3.21902 Å Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Hasil Analisa Difraksi Sinar- X Nano partikel zeolit alam kalsinasi Sudut 2θ d Å II1 FWHM deg Intensity Counts Integrated Int Counts 27.6900 3.21902 100 1.06000 36 3432 23.5600 3.77313 94 0.00000 34 25.4000 3.50381 81 0.00000 29 Gambar 4.5 memperlihatkan pola difraksi sinar –x antara intensitas terhadap sudut 2 θ , dari gambar terlihat pola unsur zeolit alam masih bersifat amorf dan kristal , dan data formula kimia yang diperoleh . Gambar 4. 5. Hasil Analisis Nano Partikel Zeolit Alam Kalsinasi 2. Nano Partikel Zeolit Alam Tanpa Kalsinasi Hasil pola difraksi nano partikel zeolit alam tanpa kalsinasi diperlihatkan pada Tabel 4.5 , dari hasil tersebut telihat d spasi terbesar yakni 3.48492 Å pada sudut 2θ = 25.5400 . Tabel 4.5. Hasil Analisa Difraksi Sinar- X Nano partikel zeolit alam tanpa kalsinasi . Sudut 2θ d Å II1 FWHM deg Intensity Counts Integrated Int Counts 27.8050 3.20597 100 0.89000 62 3193 25.5400 3.48492 73 0.00000 45 26.6000 3.34841 55 0.00000 34 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 memperlihatkan pola difraksi sinar –x antara intensitas terhadap sudut 2 θ , dari gambar terlihat pola unsur zeolit alam masih bersifat amorf dan kristal dan formula kimia yang dominan diperoleh . Gambar 4. 6. Hasil Analisis Difraksi Nano Partikel Zeolit Alam Tanpa Kalsinasi Gambar 4. 7. Hasil analisis Difraksi Nano Partikel Zeolit Alam Kalsinasi dan tanpa Kalsinasi. Berdasarkan hasil analisis XRD nano partikel zeolit alam dengan tanpa pemurnian dan kalsinasi diperoleh fasa mayor mengandung jenis mineral mordenite CaAl 2 Si 10 O 24 .7 H 2 O . Pu ncak maksimum terdapat pada sudut 2θ =27,8050 dengan jarak sepasi 3,2059 Å dengan FWHM 10,89 yang mana pada hal ini membentuk fasa NH 4 I amonium iodide.Dari gambar terlihat pola difraksi berbentuk seperti struktur amorf , hal ini karena pada serbuk yang sudah menjadi Universitas Sumatera Utara halus , kristalinitas menurun , dimana tingkat keteraturanya menjadi lebih kecil dan terjadi tubukan difraksi yang lebih banyak pada kristal tersebut sehingga pada difraktometer gambar terlihat menebal . 4.2.Hasil Analisis Kekuatan Tarik , Perpanjangan Putus dan Modulus Young’s . Pada hasil karakterisasi kekuatan tarik yang dilakukan dengan mesin uji mekanik diperoleh data gaya , kekuatan tarik , regangan , perpanjangan putus . dari hasil tersebut dapat dianalisis sifat sifat komposit termoplastik elestomer untuk campuran polipropilena kompon SIR 20 dan PPMA dengan variasi komposisi nano partikel zeolit alam hasil kalsinasi dan tanpa kalsinasi diperlihatkan pada Tabel 4.6 . 4.2.1. Hasil Analisis Kekuatan Tarik , Perpanjangan Putus dan Modulus Young,s Komposit TPE campuran PPKompon SIR -20PPMANano partikel zeolit alam . Dari hasil sifat mekanik yakni gaya tarik dan kekuatan tarik serta perpanjangan putus yang diperoleh dari mesi uji mekanik dengan sampel dumbbell JIS K 6781 dapat dilihat pada Tabel 4.6 . Tabel 4.6 .Data Hasil Pengujian Kekuatan Tarik ,Perpanjangan Putus Modulus Elasitas Komposit TPE campuran PPKompon SIR 20PPMAnano partikel zeolit alam . Komposisi nano partikel zeolit alam wt Sampel Luas A m 2 max P kN max ε max σ Mpa max E Mpa 1 10 0,066 -5 66,90 6,60 9,865 2 kalsinasi 2 0,080 82,83 8,00 9,658 4kalsinasi 3 0,067 71,25 6,70 9,361 6kalsinasi 4 0,065 53,83 6,50 12,081 2tanpa kalsinasi 5 0,064 58,66 6,40 10,910 4tanpa kalsinasi 6 0,057 35,83 5,70 15,908 6tanpa kalsinasi 7 0,077 82,00 7,70 9,390 Dari Tabel 4.6 , terlihat bahwa kekuatan terbesar diperoleh pada komposisi nano partikel zeolit alam kalsinasi 2 berat sedangkan untuk bahan pengisi nano partikel zeolit alam tanpa kalsinasi pada komposisi 6 berat, hal ini disebabkan oleh adanya ikatan antara nano partikel zeolit alam kalsinasi dengan ukuran partikel nano menunjukkan adhesi antar muka antara NR dan matriks PP Universitas Sumatera Utara meningkat. Kecocokan antara dua fase polimer tidak hanya mempengaruhi adhesi antarmuka tapi juga ukuran dan distribusi fase terdispersi , serta keseragaman dari fase terdispersi dalam fase terus-menerus . Akibatnya , kekuatan dan ketangguhan dari campuran secara langsung dipengaruhi . Gambar 4.8. Grafik hubungan antara gaya terhadap perpanjangan pada komposisi nano partikel zeolit alam kalsinasi dan tanpa kalsinasi 2,4,6 wt campuran PPKompon SIR20PPMA Dari Gambar 4.8 memperlihatkan Grafik hubungan gaya tarik terhadap perpanjangan dari beberapa komposisi nano partikel zeolit alam yang diperoleh dari mesin uji tarik, dari gambar tersebut diperoleh informasi bahwa untuk bahan pengisi nano partikel zeolit alam yang dikalsinasi ZK pada campuran kompon karet SIR- 20 dengan termoplastik polipropilena dan kompatibeliser PPMA diperoleh gaya terbesar 80 N dengan komposisi 2 berat. Makin besar komposisi nano partikel zeolit alam maka gaya tarik semakin kecil , demikian juga halnya dengan nano partikel zeolit alam tanpa kalsinasi ZTK , khusus pada komposisi 6 berat nano partikel zeolit alam tanpa kalsinasi gaya tarik meningkat . Paduan polimer tak dapat campur immiscible blend mempunyai tarikan fisik antara komponen yang lemah pada batas fasa, sehingga dapat menyebabkan pemisahan fasa pada kondisi tertentu dan menyebabkan sifat-sifat mekanik campuran menjadi kurang baik Utracki,1990 . Gambar 4.9 Grafik hubungan antara tegangan terhadap regangan dari beberapa komposisi nano partikel zeolit alam kalsinasi dan tanpa kalsinasi 2,4,6 wt campuran PPKompon SIR20PPMA, sedangkan Gambar 4.10 adalah hasil rata-rata gaya terhadap komposisi nano Universitas Sumatera Utara partikel zeolit, Gambar 4.11 memperlihatkan rata-rata perpanjangan putus terhadap komposisi nano partikel zeolit alam . Gambar 4.9.Grafik hubungan antara tegangan terhadap regangan dari beberapa komposisi nano partikel zeolit alam kalsinasi dan tanpa kalsinasi2,4,6 wt campuran PPKompon SIR20PPMA. Gambar 4.10. Grafik Hubungan Gaya terhadap Komposisi nano partikel zeolit alam pada Campuran PPPPMAKompon SIR -20 Gambar 4.11. Grafik Hubungan Perpanjangan Putus terhadap Komposisi Nano Partikel Zeolit Alam pada Campuran PPPPMAKompon SIR- 20. Universitas Sumatera Utara Dari Gambar 4.11 terlihat perpanjangan putus ada peningkatan pada komposisi nano zeolit alam kalsinasi pada komposisi 2 wt, hal ini disebabkan adanya inter klasi antara nano zeolit alam kalsinasi dan PPMA lebih homogen , akan tetapi untuk komposisi nano zeolit alam lebih dari 2 wt terjadi penurunan , dalam hal ini semakin banyak kandungan pengisi yang ditambahkan maka bahan tersebut semakin kaku sehingga nilai pemanjangan pada saat putus semakan rendah . Sesuai menurut Ray ,1990 penambahan pengisi akan menimbulkan pengaruh terhadap sifat perpanjangan komposit . Gambar 4.12 memperlihatkan kekuatan tarik rata-rata terhadap komposisi nano partikel zeolit alam, Gambar 4.13 memperlihatkan Modulus Young terhadap komposisi nano partikel zeolit alam pada campuran PPPPMAKompon SIR-20 . Gambar 4.12. Grafik Hubungan Kekuatan Tarik Terhadap Komposisi Nano Partikel Zeolit Alam Kalsinasi dan tanpa Kalsinasi pada Campuran PPPPMAKompon SIR 20 . Gambar 4.13. Grafik Hubungan Modulus elasitas terhadap Komposisi Nano partikel zeolit alam kalsinasi dan tanpa kalsinasi pada campuran PPPPMAKompon SIR -20. Universitas Sumatera Utara Dari hasil pengujian mekanik untuk kekuatan tarik Gambar 4.12 secara umum diperoleh kekuatan tarik TPE dengan bahan pengisi nano partikel zeolit alam kalsinasi lebih baik dibanding dengan nano partikel zeolit alam tanpa kalsinasi demikian juga halnya dengan perpanjangan putus . Dengan bertambahnya komposisi nano partikel zeolit alam hasil kalsinasi kekuatan tarik dan perpanjangan putus semakin berkurang demikian juga untuk komposisi nano partikel zeolit alam tanpa kalsinasi ,akan tetapi pada komposisi 6 wt kekuatan tarik meningkat, kondisi yang baik diperoleh pada kondisi campuran PPPPMAKompon SIR -20 dengan nano partikel zeolit alam kalsinasi pada komposisi 2 wt ,dengan bahan pengisi dalam ukuran nano maka campuran antara poliropilen dan karet alam SIR 20 lebih homogen dan kompatibel . Hal ini kemungkinan disebabkan karena lapisan silikat pada zeolit alam yang berukuran nanometer dapat tersebar secara acak dan merata yang memberikan struktur eksfoliasi pada nanokomposit. Lapisan silikat yang tersebar secara individu memiliki luas kontak permukaan yang besar sehingga dapat berikatan kuat dengan matrik polipropilena dan kompon SIR- 20 yang selanjutnya memberikan efek pada peningkatan kekuatan tarik. Penggabungan nano partikel zeolit alam lebih dari 2 wt justru sebaliknya memberikan efek negatif yakni menurunkan kekuatan tarik. Hal ini kemungkinan disebabkan karena terjadinya penurunan derajat penyebaran eksfoliasi dari lapisan silikat nano partikel zeolit alam pada nano komposit dengan kandungan nano partikel zeolit alam yang tinggi 6 wt. Selain itu, adanya aglomerasipengumpulan partikel zeolit alam juga menyebabkan penurunan kekuatan tarik. Aglomerasi partikel zeolit alam dipercaya menjadi tempat konsentrasi tegangan dan menjadi awal terjadinya retak sehingga kekuatan tarik akan menurun. Hal yang sama hasil penelitian Kusmono , 2010 Penggabungan clay lebih dari 4 phr justru sebaliknya memberikan efek negatif yakni menurunkan kekuatan tarik. Hal ini kemungkinan disebabkan karena terjadinya penurunan derajat penyebaran eksfoliasi dari lapisan silikat clay pada nanokomposit.Penambahan kompatibeliser PPMA dapat meningkatkan kekuatan tarik dan morfologi serta kompatibilisasi yang baik antara matrik polimer dan bahan pengisi sesuai dengan hasil penelitian Ragunatan Santiagoo ,2010 . Demikian juga halnya hasil penelitian T. Laose ,1998 secara umum kekuatan Universitas Sumatera Utara tarik campuran polipropilena dengan karet alam menurun , akan tetapi dengan penambahan kompatibeliser PPMA akan meningkatkan interaksi antara karet alam dengan polipropilena . 4.2.2. Hasil Analisis Kekuatan Tarik , Perpanjangan Putus dan Modulus elasitas Komposit Termoplastik Campuran PP PPMAnano partikel zeolit alam. Pada hasil karakterisasi kekuatan tarik yang dilakukan dengan mesin uji mekanik diperoleh data gaya , kekuatan tarik , regangan , perpanjangan putus , modulus elasitas . dari hasil tersebut dapat dianalisis sifat sifat komposit termoplastik untuk campuran polipropilena dan kompatibeliser PPMA dengan variasi komposisi nano partikel zeolit alam hasil kalsinasi dan tanpa kalsinasi diperlihatkan pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 . Data Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Komposit TP campuran PP PPMANano Partikel Zeolit Alam Komposisi nano partikel zeolit alam wt Maximum point Stress Mpa Break point Elongation mm Modulus Young MPa 23,60 10,650 1407,3 2 kalsinasi 24,46 18,997 1531,8 4kalsinasi 24,02 20,277 1625,2 6kalsinasi 23,33 3,260 1493,6 2tanpa kalsinasi 23,80 6,693 1440,4 4tanpa kalsinasi 23,86 9,603 1475,9 6tanpa kalsinasi 23,66 5,033 1361,4 Gambar 4.14 . Grafik Hubungan Kekuatan tarik terhadap Perpanjangan Campuran PP PPMAnano partikel zeolit alam 2,4,6wt kalsinasi dan tanpa kalsinasi . Universitas Sumatera Utara Gambar 4.15 . Grafik Hubungan Kekuatan tarik terhadap Komposisi Nano Partikel zeolit alam pada campuran PP PPMA nanopartikel zeolit alam kalsinasi dan tanpa kalsinasi . Dari Gambar 4.15 didapat kekuatan tarik untuk nano partikel zeolit alam hasil pemurnian terbesar diperoleh komposisi campuran 2 wt yakni 24,46 MPa dan 4 wt sebesar 24,02 MPa, sedangkan untuk nano partikel zeolit tanpa kalsinasi diperoleh pada komposisi 4 sebesar 23,86 MPa, untuk tanpa mengunakan nano partikel zeolit diperoleh kekuatan tarik sebesar 23,6 MPa.Secara umum besar kekuatan tarik tarik lebih baik menggunakan campuran nano partikel zeolit alam yang dilakukan dengan proses kalsinasi . Hal ini kemungkinan disebabkan karena lapisan silikat pada zeolit alam yang berukuran nanometer dapat tersebar secara acak dan merata yang memberikan struktur eksfoliasi pada nanokomposit. Lapisan silikat yang ada pada zeolit yang tersebar secara individu memiliki luas kontak permukaan yang besar sehingga dapat berikatan kuat dengan matrik poliropilena dan kompatibeliser PPMA yang selanjutnya memberikan efek pada peningkatan kekuatan tarik. Penggabungan nano zeolit alam lebih dari 4 wt justru sebaliknya memberikan efek negatif yakni menurunkan kekuatan tarik akan tetapi lebih besar jika tanpa bahan pengisi nano partikel zeolit. Hal ini kemungkinan disebabkan karena terjadinya penurunan derajat penyebaran eksfoliasi dari lapisan silikat zeolit alam pada nanokomposit dengan kandungan nano partikel zeolit alam yang tinggi 6 wt . Selain itu, adanya aglomerasi atau pengumpalan nano partikel zeolit alam juga menyebabkan penurunan kekuatan tarik. Aglomerasi zeolit alam dipercaya menjadi tempat konsentrasi tegangan dan menjadi awal terjadinya retak sehingga Universitas Sumatera Utara kekuatan tarik akan menurun .Hal yang sama dari penelitian Kusmono , 2010 Penggabungan clay lebih dari 4 phr justru sebaliknya memberikan efek negatif yakni menurunkan kekuatan tarik. Hal ini kemungkinan disebabkan karena terjadinya penurunan derajat penyebaran eksfoliasi dari lapisan silikat clay pada nano komposit . Gambar 4.16. Grafik Hubungan Perpanjangan Putus terhadap Komposisi Nano Partikel Zeolit Alam Campuran PP PPMA nanopartikel zeolit alam kalsinasi dan tanpa kalsinasi. Dari Gambar 4.16 didapat perpanjangan putus terbesar diperoleh pada komposisis nano partikel zeolit alam hasil pemurnian 4 wt sebesar 20,27 mm secara umum perpanjangan putus lebih besar apabila menggunakan nano partikel zeolit alam hasil kalsinasi dari pada tanpa kalsinasi . Gambar 4.16 , menunjukkan bahwa penambahan nano partikel zeolit alam tanpa kalsinasi menurunkan regangan atau keuletan campuran PPPPMA pada komposisi 6 wt. Penurunan keuletan ini disebabkan karena terbatasnya gerakan rantai molekul dari polimer akibat adanya partikel zeolit alam yang kaku. Semakin meningkatnya nano partikel zeolit alam pada campuran PPMAPP dapat menyebabkan penurunan Modulus Young’s. Pengaruh penambahan nano partikel zeolit alam kalsinasi dan tanpa kalsinasi terhadap Modulus Young’s dari nano komposit PPMAPPnano partikel zeolit alam ditunjukkan pada Gambar 4.17. Tampak bahwa penambahan komposisi nano partikel zeolit alam terhadap campuran PPMAPP meningkatkan Modulus Young . Ini berarti bahwa adanya partikel zeolit alam telah menambah kekakuan campuran PPMAPP. Penambahan kekakuan akibat adanya partikel zeolit alam dimungkinkan disebabkan karena sifat dasar dari zeolit alam sendiri Universitas Sumatera Utara yang yang merupakan material yang memiliki kekakuan yang tinggi yang kemudian membatasi gerakan molekul polimer. Gambar 4.17 . Grafik Hubungan Modulus elasitas terhadap Komposisi nano partikel zeolit alam Campuran PP PPMA nanopartikel zeolit alam kalsinasi dan tanpa kalsinasi. Ukuran partikel bahan pengisi yang kecil meningkatkan darajat penguatan polimer berbanding dengan ukuran partikel yang besar Leblanc, 2002. Ukuran partikel mempunyai hubungan secara langsung dengan luas permukaan per gram bahan pengisi. Oleh itu, ukuran partikel yang kecil menyediakan luas permukaan yang besar bagi interaksi di antara polimer matrik dan bahan pengisi seterusnya meningkatkan penguatan bahan polimer. Ringkasnya, semakin kecil ukuran partikel semakin tinggi interaksi antara bahan pengisi dan matrik polimer. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kohls Beaucage ,2002 melaporkan menyatakan bahwa luas permukaan dapat ditingkatkan dengan adanya permukaan yang poros atau rongga pada permukaan pengisi. Dimungkinkan bahwa polimer dapat menembus masuk ke dalam permukaan yang poros ketika proses pencampuran . Partikel yang terserak secara homogen meningkatkan interaksi melalui penjerapan polimer di atas permukaan bahan pengisi. Sebaliknya, partikel yang tidak terserak secara homogen mungkin menghasilkan aglomerat atau penggumpalan di dalam matriks polimer. Kewujudan aglomerat mengurangkan luas permukaan seterusnya melemahkan interaksi di antara bahan pengisi dan matriks dan mengakibatkan penurunan sifat fisik bahan polimer. Hasil penelitian Tserki ,2006 melaporkan dengan penambahan bahan kompatibeliser PPMA akan membentuk reaksi esterfikasi atau ikatan hidrogen pada antar muka grup hidroksil Universitas Sumatera Utara yang ada pada partikel pengisi alami di satu sisi dan group karbosilat pada kompatibeliser PPMA yang berdisfusi kedalam matrik polimer disisi yang lain. Demikian juga hasil penelitian Lee et al. ,1996 kehadiran kelompok kutub yang lebih dan interaksi ionik antara rantai polimer dan meningkatkan lapisan silikat kekuatan tarik nano komposit .Gambar 4.18 memperlihatkan skema ilustrasi campuran antara polimer dan clay . Gambar 4.18. Ilustrasi sekema campuran antara polimer dan clay atau zeolit pada proses kogulasi. Bussaya Rattanasupa and Wirunya Keawwattana, 2007 melakukan penelitian menggunakan canpuran polipropilena dan karet alam dengan bahan pengisis zeolit alam sebanyak 50 phr dengan ukuran partike l 45μm diperoleh kekuatan tarik sebesar 2,73 MPa untuk jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan nano partikel zeolit alam kalsinasi dan tanpa kalsinasi sebesar 190 nm diperoleh kekuatan tarik sebesar 8 MPa untuk komposisi 2 nano partikel zeolit alam , hal ini disebabkan karena ukuran partikel semakin kecil menyebabkan campuran lebih homogen dan kompatibel . Gambar 4.19 memperlihatkan skema ilustrasi campuran polipropilena denga kompatibeliser PPMA dan clay . Gambar 4.19. Ilustrasi Sistimatik campuran polipropilena dengan kompatibeliser PPMA dan clay Lim Jian wei,2006 Universitas Sumatera Utara Pada umumnya penggabungan polimer dengan zeolit alam akan menghasilkan pembentukan tiga jenis material komposit. Jenis pertama adalah komposit konvensional, yang mana ukuran dari material penguatnya berukuran mikrometer. Jenis komposit kedua adalah nano komposit yang memiliki struktur interkalasi, di mana dibentuk dengan penyisipan satu atau lebih rantai molekul dari polimer ke dalam antar lapisan silikat dari zeolit alam. Jenis yang ketiga adalah nano komposit yang memiliki struktur eksfoliasi, di mana nano komposit ini dibentuk ketika lapisan silikat partikel zeolit alam yang berukuran kecil tersebar secara individu di dalam matrik polimer yang kontinu . Dari hasil teori yang mana zeolit alam adalah bersifat senyawa anorganik yang bersifat hydrophilic. Sesuai dengan sifat alamnya, maka pencampuran dengan matrik polimer yang membawa sifat hydrophobic adalah sangat mustahil. Oleh sebab itu untuk menghasilkan kesesuaian dengan polimer, maka partikel zeolit alam perlu dimodifikasi sebelum dikalsinasi menjadi nano partikel , dari hasil penelitian ini, nano komposit yang diperoleh kekuatan tarik meningkat setelah partikel zeolit alam dibuat dalam ukuran nanometer dari pada zeolit alam dalam ukuran makro. Untuk mendapatkan dispersi yang homogen dari lapisan silikat dalam matrik polipropilena maka perlu penambahan kompatibeliser PPMA untuk polipropilena nano komposit sebagai kompatibiliser untuk menengahi polaritas antara permukaan nano partikel zeolit alam dan matriks polipropilena menyebabkan non-polar makromolekul segmen polipropilena mampu intercalate ke interlayers dari nano partikel zeolit alam kalsinasi maupun tanpa kalsinasi dan membentuk polipropilen nano komposit interkalasi. Hal ini menjelaskan kemampuan polipropilena nano komposit untuk menjaga utama stres pada tingkat yang dapat diterima. Dalam hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hagegawa dkk, 1998 yang pada prinsipnya dispersi nano diinginkan organoclay dalam matriks polipropilena dicapai dengan kompatibeliser PPMA oleh ikatan hidrogen yang kuat antara kelompok hydroxil dari silikat dan kelompok maleat anhidrida , sementara mengutamakan pada kesamaan kimia polipropilena maleated anhidrida dan dicangkokkan pada polopropilena Hagegawa dkk., 1998.Vulkanisasi dinamik fasa karet alam selama proses pencampuran juga dapat meningkatkan viskositas campuran Kuriakse dkk ,1985 , akibatnya aksi gesekan yang terjadi Universitas Sumatera Utara semakin meningkat selama proses campuran , sehingga dengan ukuran partikel yang kecil dan dispersi fasa karat alam dalam matrik polipropilen lebih merata . Menurut penelitian Supri dan Salmah ,2008 bahwa kekuatan tarik untuk LDPE nano clay komposit meningkat pada komposisi campuran clay dan 2,5 phr dan nano clay 5 phr kompatibilisasi pada campuran polimer dengan metode penambahan suatu kompatibiliser dapat meningkatkan adhesi antara fasa Utracki ,2002. Adanya antar muka adhesi dan kompatibilitas antara partikel nano partikel zeolit alam dan matriks polipropilena dan adhesi antar muka antara matriks dan pengisi mempengaruhi kekuatan tarik dan modulus elasitas bahan nano Dari analisis pengaruh dari variasi komposisi nano partikel zeolit alam yang dikalsinasi dan tanpa kalsinasi terhadap campuran antara PP PPMA dan PP PPMA kompon SIR -20 pada sifat mekanik . Diperoleh untuk campuran PP PPMA kompon SIR -20 diperoleh kekuatan tarik terbesar untuk komposisi nano partikel zeolit alam kalsinasi 2wt sebesar 8 MPa dengan modulus 9,68 MPa, sedangkan untuk nano partikel zeolit tanpa kalsinasi diperoleh kekuatan tarik 7,70 Mpa dengan modulus 9,39 Mpa ,untuk tanpa nano partikel zeolit kekuatan tarik 6,6 Mpa . Untuk campuran PPPPMAnano zeolit alam kalsinasi dan tanpa kalsinasi diperoleh kekuatan tarik terbesar pada komposisi 2 wt sebesar 24,46 MPa dengan modulus elasitas 1531,8 Mp a , sedangkan untuk nano partikel zeolit tanpa kalsinasi diperoleh kekuatan tarik terbesar pada komposisi 4 wt sebesar 23,86 MPa dengan ModulusYoung’s 1475,9 MPa. komposit.

4.3. Hasil Analisis Termal Nano Komposit .