Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

52 bagian tumbuhan yang bisa dimakan. Di soal tersebut telah disediakan gambar untuk masing-masing tumbuhan. Ketika itu ada salah satu siswa yang bertanya, “Sawi itu yang dimakan apanya Bu?”. Guru tidak memberikan jawaban pada siswa, tetapi meminta siswa untuk mencermati gambar sawi yang telah disediakan. Bapak P dan ibu Y melakukan evaluasi dengan tes tertulis berbentuk essay. Bapak P membagikan kertas berisi enam soal yang telah dipersiapkan sebelumnya, sehingga siswa tinggal menuliskan jawabannya di tempat yang telah disediakan. Sementara itu, ibu Y menggunakan soal yang telah tersedia di buku paket untuk dikerjakan siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, bapak P dan ibu Y sama-sama melakukan kegiatan untuk membahas soal tersebut bersama siswa dengan cara satu per satu siswa membaca soal dan menjawabnya. Setelah soal selesai dibahas, kemudian dikumpulkan untuk dinilai. Sementara itu, ibu SK melakukan evaluasi pembelajaran dengan menuliskan di papan tulis soal matematika hitung campuran. Kemudian, setelah siswa selesai mengerjakan, satu per satu siswa maju untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan dicocokkan bersama. Setelah selesai, guru memberikan nilai terhadap siswa. Evaluasi secara lisan misalnya seperti yang dilakukan oleh ibu E. Setelah siswa selesai melakukan percobaan menanam kacang, guru melakukan evaluasi dengan melakukan tanya jawab terhadap siswa terkait langkah-langkah yang dikerjakan dalam menanam kacang. G uru bertanya pada siswa, “Anak-anak kita tadi sudah belajar apa?”, siswa secara serentak menjawab “Menanam kacang”, “Lalu apa yang akan kita amati?”imbuh guru. Siswa menjawab “Tumbuhnya”, 53 “Tumbuh itu apa?” tanya guru kepada siwa. Kemudian, salah satu siswa me njawab “Dari kecil jadi besar”. Setelah itu guru menanyakan mengenai langkah-langkah menanam kacang dan memberikan penguatan bahwa anak-anak sudah pintar. Selain itu, ibu RW juga melakukan evaluasi secara lisan. Beliau bertanya pada siswa mengenai langkah-langkah dalam meringkas buku. Jadi, selain memberikan tugas pada siswa untuk meringkas, ibu RW melakukan evaluasi secara lisan mengenai langkah-langkah yang benar dalam meringkas. Pada pelaksanaan evaluasi dalam bentuk tertulis, setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, semua guru selalu membahas soal tersebut bersama siswa. Hal ini dilakukan biasanya dengan meminta satu per satu siswa untuk menjawabnya. Jadi, guru sangat jarang langsung menunjuk satu siswa, melainkan mengatakan pada siswa siapa yang berani atau mau menjawabnya dan siswa- siswa tersebut selalu terlihat bersemangat untuk berebut menjawab dengan tunjuk jari. Pada kelas IA dan IB biasanya setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, hasil pekerjaan siswa langsung dinilai oleh guru. Jadi, setelah selesai mengerjakan soal, semua siswa langsung ke depan kelas, namun dibiasakan untuk antri satu per satu membentuk barisan, sehingga suasana kelas tetap tertib dan guru bisa menilai dengan tenang. Setelah itu baru dibahas dengan mengulas kembali soal evaluasi tersebut. Guru selalu melakukan evaluasi karena evaluasi pelajaran diyakini guru penting untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari, sehingga apabila masih ada kekurangan dapat diperbaiki. 54

5. Memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensinya

Setiap guru telah ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensinya. Di SD N Bantul Timur terdapat cukup banyak ekstrakurikuler yang diperuntukkan untuk mengembangkan potensi siswa. Adapun ekstrakurikuler tersebut antara lain drumband, paduan suara, karawitan, membatik, qiro’ah, seni tari, serta menggambarmelukis. Adanya berbagai macam ekstrakurikuler di SD N Bantul Timur merupakan gambaran bahwa SD ini memiliki perhatian yang besar terhadap potensi siswa. Sekolah kebanyakan mendatangkan pengampu dari luar untuk membimbing siswa dalam ekstrakurikuler. Guru berperan untuk ikut mendampingi kegiatan ekstrakurikuler. Tujuh guru kelas bersertifikat pendidik di SD N Bantul Timur yang peneliti teliti, semuanya ikut mendampingi kegiatan ekstrakurikuler. Guru kelas IA, IB, dan IIB bertugas untuk mendampingi ekstrakurikuler karawitan yang dilakukan pada hari Sabtu jam 11.00. Pelatih utamanya didatangkan dari luar, tetapi guru tetap ikut mendampingi dan mengkondisikan siswa. Sekolah ini telah memiliki gamelan yang lengkap dan setiap siswa bertugas memegang satu gamelan. Guru kelas IB, bertugas untuk mendampingi ekstrakurikuler paduan suara yang dilakukan pada hari Kamis jam 15.30. Sama seperti ekstrakurikuler karawitan, pada ekstrakurikuler paduan suara juga mendatangkan pelatih dari luar dan guru bertugas mendampingi. Ibu Y selaku guru kelas IIIA bertugas mengampu kegiatan membatik dan beliau menjadi pengampu utamanya. Jadi, mulai dari persiapan untuk membeli kain, malam lilin batik, alat-alat, dan membimbing anak-anak pada saat