Melaksanakan evaluasi pembelajaran Hasil Penelitian

55 membatik dilakukan sendiri oleh ibu Y. Namun, ibu Y tidak menanganinya sendiri tetapi tetap ada bantuan dari guru lain untuk membantu mengarahkan siswa. Kegiatan membatik biasanya dilakukan di halaman sekolah, karena memang SD N Bantul Timur ini memiliki halaman yang luas yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan membatik. Pelaksanaan kegiatan membatik dilakukan pada hari Kamis setelah siswa pulang sekolah. Selanjutnya, ibu RW dan bapak P ikut mendampingi ekstrakurikuler drumband. Pelatih utamanya tetap didatangkan dari luar. Guru bertugas untuk mendampingi, menyiapkan alat-alat, serta mengarahkan siswa. Latihan drumband biasanya dilaksanakan pada hari Jum’at jam 15.30. Hal ini agar siswa tidak terlalu letih dan tidak mengganggu kegiatan lain di sekolah, karena suara yang timbul dari kegiatan ini cukup keras sehingga dilakukan ketika sekolah sudah tidak ada kegiatan lain.

B. Pembahasan

Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh guru kelas bersertifikat pendidik sudah memiliki kompetensi pedagogik yang baik. Guru telah melaksanakan lima aspek kompetensi pedagogik, yaitu pelaksanaan pembelajaran yang mendidik, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensinya, sebagian besar guru telah melaksanakannya dengan baik. 56 Pada aspek pelaksanaan pembelajaran yang mendidik, guru telah melaksanakannya dengan cukup baik. Hal ini tercermin dari empat kegiatan, yaitu menjelaskan manfaat pelajaran, memberikan motivasi belajar, melakukan pembelajaran yang berorientasi ke siswa, serta menerapkan berbagai metode pembelajaran. Pertama, sebagian besar guru telah menjelaskan manfaat pelajaran pada siswa. Dari tujuh guru kelas bersertifikat pendidik, hanya dua guru yang jarang menyampaikannya dalam pembelajaran karena merasa lebih terfokus pada pembelajaran yang akan diberikan. Sementara itu, lima guru lainnya selalu berusaha menyampaikan manfaat pelajaran pada siswa. Temuan ini sejalan dengan pendapat Rusman 2012: 51 yang menyatakan bahwa salah satu hal yang harus menjadi perhatian guru ialah guru harus mampu menunjukkan kelebihan bidang yang dipelajari dan manfaat yang akan didapat dengan mempelajarinya. Hal yang demikian juga diungkapkan oleh Suparlan 2005: 108 bahwa salah satu ciri guru yang baik adalah menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa, yaitu dengan menjelaskan manfaat atau faedah yang terkandung dalam bahan pelajaran yang diajarkan. Kedua, guru selalu memberikan motivasi belajar pada siswa, karena dengan begitu siswa akan merasa lebih diperhatikan. Motivasi belajar yang diberikan oleh guru yaitu berupa penguatan pujian dan pemberian reward, teguran, pesan, yel-yel, nyanyi, nasehat dan tepuk tangan. Bentuk motivasi yang paling sering diberikan yaitu berupa penguatan verbal pujian. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik 2011: 167 yang mengemukakan bahwa salah satu cara menggerakkan motivasi belajar siswa adalah melalui pemberian pujian. 57 Pemberian pujian pada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil, besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang. Ketika memberikan pujian, guru sering kali menyebutkan nama siswa, seperti mengatakan “100 buat Mas Yoga”, “100 buat Mas Galih”. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusman 2012: 71 bahwa penguatan harus jelas ditujukan kepada siapa, yaitu dengan cara menyebut namanya, sebab bila tidak jelas akan tidak efektif. Ketiga, guru selalu melakukan pembelajaran yang berorientasi ke siswa. Hal ini karena menurut guru, pada saat ini siswa memang harus aktif dan guru sebagai fasilitator. Dari tujuh kelas bersertifikat pendidik, semua guru selalu membuat kegiatan agar siswa aktif, baik dalam bentuk individu ataupun kelompok. Temuan ini sejalan dengan pendapat dari Suparlan 2012: 108 bahwa salah satu ciri guru yang baik adalah mengaktifkan siswa dalam hal belajar dengan menghindari cara mengajar D4 datang, duduk, dengar, dan diam. Hal ini juga diungkapkan oleh Masykur Arif Rahman 2012: 59 yang menyatakan bahwa guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk turut aktif di kelas. Jadi, kegiatan belajar mengajar tidak terfokus pada satu arah, melainkan dapat berpartisipasi semuanya, baik guru ataupun siswa. Jangan sekali-sekali dalam pembelajaran, guru tidak melibatkan siswa sehingga menjadi pasif. Lebih jauh, Masykur Arif Rahman 2012: 88 juga mengemukakan bahwa siswa juga perlu bergerak, berbicara, dan berpikir, bukan hanya meng-copy paste sesuatu yang disampaikan oleh guru. Siswa juga perlu diajak untuk bersama-sama aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 58 Keempat, guru telah menerapkan berbagai metode pembelajaran. Metode yang digunakan guru antara lain tanya jawab, diskusi, eksperimen percobaan, kerja kelompok, serta bermain peran. Masykur Arif Rahman 2012: 55 mengemukakan bahwa seorang guru tidak hanya perlu menguasai materi yang akan diajarkan, tetapi ia juga harus menguasai berbagai metode pembelajaran yang akan diterapkan di kelas. Guru mengungkapkan bahwa mereka memang harus variatif dalam menerapkan metode pembelajaran. Hal ini karena menurut guru, jika mereka hanya selalu berceramah maka siswa justru akan bosan dan ramai sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Masykur Arif Rahman 2012: 54 yang menyatakan bahwa guru yang mengajar secara monoton atau selalu menggunakan metode konvensional akan sangat membosankan bagi siswanya. Sejalan dengan pendapat tersebut Dalyono 2009: 243 juga menyatakan bahwa metode mengajar yang menyebabkan siswa pasif akan mengakibatkan siswa menjadi jenuh, sehingga anak tidak ada aktivitas. Menurut guru, penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi dan tujuan yang akan dicapai, sehingga tidak harus memakai satu metode tertentu, tetapi yang terpenting sesuai dengan materi dan tujuan yang akan dicapai. Temuan ini sesuai dengan pandangan Kamsiah 2008 bahwa untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses pembelajaran perlu diketahui bahwa setiap metode pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Suparlan 2005: 107 mengemukakan bahwa salah satu ciri guru yang baik adalah menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran. Ia tidak hanya menggunakan metode