Memberikan motivasi belajar Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik

45 Selanjutnya, kegiatan di kelas IIB, guru memberikan tugas matematika pada siswa untuk dikerjakan oleh siswa secara individu. Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan dan menuntun siswa yang masih kesulitan. Setelah semua selesai, satu per satu siswa maju untuk menuliskan jawabannya. Sementara itu, kegiatan di kelas IIIA, guru membagikan selembar kertas yang bergambar taman pada masing-masing siswa. Guru membebaskan mereka untuk mewarnai sesuai dengan selera dan menambahkan gambar apapun yang mereka inginkan. Siswa terlihat begitu antusias dalam mewarnai dan menggambar sesuai keinginan mereka. Selama kegiatan mewarnai, guru sesekali berkeliling untuk melihat karya siswa. Kegiatan di kelas VC pada materi meringkas buku, guru memberlakukan kerja kelompok dan siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang beranggotakan empat siswa. Guru memberikan gulungan kertas yang berisi cerita untuk masing-masing kelompok. Walaupun tugas yang diberikan dikerjakan secara berkelompok, tetapi guru juga memberikan tugas pada setiap individu, sehingga semua anggota kelompok dapat aktif dan berkontribusi terhadap keberhasilan kelompoknya. Sementara itu, guru kelas IIIB memberikan tugas pada siswa untuk memperagakan salah satu wujud keramahtamahan. Salah satu kelompok yang beranggotakan lima orang maju untuk memperagakan cara menerima tamu yang benar. Guru mengarahkan siswa mengenai peran yang harus dilakukan, ada yang menjadi tuan rumah dan tamu. Sementara untuk pembicaraan yang akan dilakukan dalam menerima tamu diserahkan sepenuhnya pada siswa. 46 Dengan adanya berbagai kegiatan pembelajaran seperti itu, siswa dituntut untuk selalu aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu dalam setiap pembelajaran, guru selalu berusaha menempatkan diri sebagai fasilitator. Hal ini dilakukan dengan mengutamakan siswa yang melakukan kegiatan, sementara guru memfasilitasi dan membimbing siswa. Walaupun begitu, menurut ibu SK, guru harus tetap ikut andil khususnya bagi kelas rendah, tetapi tetap harus diutamakan kegiatan untuk siswa.

d. Menerapkan berbagai metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sudah bervariasi. Menurut guru, mereka tidak hanya mengandalkan satu metode pembelajaran tertentu, melainkan dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran. Hal ini karena guru meyakini bahwa pemilihan metode pembelajaran haruslah disesuaikan dengan materi pembelajaran, karena penggunaan metode pembelajaran tidak bisa dipaksakan harus memakai metode pembelajaran tertentu, yang terpenting metode tersebut sesuai dengan materi, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai. Metode yang pernah diterapkan dalam pembelajaran antara lain tanya jawab, penugasan, percobaan, pengamatan, kerja kelompok, diskusi, dan bermain peran. Metode pembelajaran yang selalu ada dan digunakan oleh para guru dalam setiap pembelajaran yaitu dengan melakukan tanya jawab. Misalnya saja seperti di kelas IIIB ketika bapak P menyampaikan materi mengelola uang, beliau tidak langsung menjelaskan panjang lebar pada siswa tentang materi yang dipelajari, tetapi beliau selalu melakukan tanya jawab, diawali dengan menanyakan apakah 47 yang dimaksud mengelola. Dengan begitu akan terjadi diskusi baik antara siswa dan guru, ataupun siswa dan siswa. Selain tanya jawab, guru juga sering memberikan penugasan-penugasan pada siswa yang akan dijadikan portofolio. Kegiatan seperti ini banyak dilakukan di kelas IA, IB, dan IC. Jadi, di setiap kelas selalu ada map-map siswa yang digunakan untuk menyimpan tugas yang selama ini dikerjakan. Guru juga memberikan penugasan dengan meminta siswa untuk melakukan kegiatan diluar kelas sesuai dengan materi yang dipelajari. Hal ini dilakukan agar siswa belajar dari lingkungan, artinya lingkungan juga dijadikan sumber belajar bagi siswa. Misalnya ibu S meminta kepada siswa untuk menuliskan nama-nama benda yang memiliki permukaan halus dan kasar. Ketika itu, siswa diminta untuk menuliskan benda yang memiliki permukaan kasar dan halus dengan cara langsung merabanya dan kegiatan ini boleh dilakukan di dalam ataupun diluar kelas. Dengan begitu, siswa tidak hanya mengada-ada, tetapi mereka benar-benar merasakan mana benda yang permukaannya halus dan kasar. Sementara itu, di kelas IB dan IC guru menerapkan metode pengamatan dan percobaan pada materi menanam tanaman. Kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan percobaan menanam kacang. Sebelum melakukan percobaan menanam kacang, siswa diajak terlebih dahulu untuk mengamati berbagai jenis kacang dan menyebutkan ciri-cirinya. Setelah semua diamati, siswa boleh memilih salah satu jenis kacang untuk ditanam. Metode kerja kelompok juga sering diterapkan oleh guru. Jika ada materi yang cocok untuk kerja kelompok, maka guru akan membuat kegiatan secara 48 berkelompok dengan susunan tempat duduk yang dibuat perkelompok. Hal ini seperti yang dilakukan oleh ibu RW, beliau meminta siswanya untuk bekerja kelompok dalam membuat ringkasan cerita. Penentuan kelompok pun dilakukan secara acak dengan berhitung, hal ini agar semua siswa siap untuk berbaur dengan siapa saja tanpa pilih-pilih.

2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

Guru telah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum mereka melakukan pembelajaran. Guru meyakini bahwa dengan adanya RPP yang telah disusun terlebih dahulu maka kegiatan pembelajaran akan lebih terarah, karena jika tanpa RPP pembelajaran bisa kacau dan awut-awutan. Sebagian besar guru telah menyusun RPP untuk setiap semester. Namun ada juga guru yang menyiapkan RPP per tema. RPP tersebut dibuat oleh masing-masing guru kelas yang bersangkutan. Mereka menyusun RPP sesuai dengan petunjuk dari pemerintah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu N selaku kepala sekolah di SD N Bantul Timur. Beliau mengatakan bahwa RPP yang dibuat disesuaikan dengan pedoman dari pemerintah. Komponen yang ada dalam RPP yang dibuat oleh guru memuat identitas RPP, standar kompetensikompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode, langkah-langkah kegiatan, sumber dan media pembelajaran, serta sistem penilaian yang digunakan. Namun, dalam pelaksanaannya apa yang ada di RPP belum tentu bisa dilakukan semua. Artinya, RPP memang digunakan sebagai pedoman dalam mengajar, tetapi kegiatan yang