Penyiapan Segmen Jalan Pekerjaan Konstruksi Jalan

Pengukuran disesuaikan dengan lebar dan panjang segmen jalan atau pelat slab beton yang akan dikerjakan. Pengukuran elevasi disesuaikan dengan kondisi dilapangan yang diukur dengan selang timbang. Pelat yang digunakan pada perkerasan kaku, digunakan pelat lebar 3,5 m, 5 m, dan 6 m sedangkan panjang 1 segmen jalan atau pelat slab beton adalah 5,5 m. Jika posisi segmen jalan yang akan dikerjakan pada posisi setelah jembatan pedestrian, maka digunakan kemiringan 2-3 pada posisi memanjang jalan hal ini dikarenakan agar para pengemudi kendaraan dapat menerima layanan jalan yang aman dan nyaman. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.8. Proses Pengukuran Penentuan Lebar Segmen Jalan b. Pemasangan Patok Pemasangan Patok dimaksudkan sebagai penanda lebar segmen jalan yang akan dikerjakan sekaligus untuk menempatkan papan bekisting agar bisa dipasang dengan kuat dan kaku. Patok kayu berukuran 5 x 7 cm Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.9. Pemasangan Patok Kayu c. Pemasangan Benang Pemasangan benang dimaksudkan agar memberikan penanda elevasi segmen jalan yang akan di cor guna menghindari kesalahan dalam proses perataan permukaan jalan beton. Benang yang digunakan berupa benang nylon. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.10. Pemasangan Benang Nylon d. Pemasangan Bekisting Pemasangan Bekisting yang dijadikan sebagai cetakan beton yang berbentuk persegi panjang dari kayu tebal 10 mm panjang dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan. Papan bekisting bisa digunakan beberapa kali jika papan tersebut masih layak digunakan, hal ini disebabkan penggunaan bahan material dan volume yang hampir sama dalam pada adukan beton satu segmen jalan slab beton. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.11. Pemasangan Papan Bekisting

3.4.2. Perakitan Tulangan -

Balok Pada pekerjaan perakitan Tulangan balok dilaksanakan di base camp Gudang. Balok memakai tulangan polos ∅ 10 , dan sengkang ∅ 8 dengan jarak sengkang 150 mm. Perakitan tulangan balok yang dilakukan di gudangbarak kerja dianggap efisien dikarenakan perhitungan ketelitian dan kerapihan dalam merakit tulangan balok. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.12. Proses Perakitan Tulangan Balok - Pelat Pelat pada pelaksanaan pekerjaan menggunakan tulangan wiremesh. wiremesh adalah besi yang bentuknya seperti kawat dan dianyam menjadi lembaran, sehingga pelat tidak dirakit dilokasi pekerjaan, wiremesh dilokasi pekerjaan digunakan type M 10 dengan diameter besi ulir 10 mm Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.13. Wiremesh 2,1 m x 5,4 m ∅ 10 - Rujidowel Rujidowel pada pekerjaan ini menggunakan tulangan baja ulir dengan ∅ 19 , pada masing – masing lebar jalan memiliki jumlah dowel yang berbeda-beda. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.14. RujiDowel 3.4.3. Pemasangan Tulangan Sebelum pemasangan tulangan pada lokasi segmen-segmen yang telah diberi tanda oleh tukang, terlebih dahulu pemasangan mallbekisting pada lokasi segmen yang telah dikerjakan, setelah mallbekisting selesai dipasang kemudian disusul dengan Pemasangan tulangan dilakukan secara manual oleh tukang, yaitu dengan meletakkan balok, kemudian tulangan pelat dan menguncinya dengan kawat baja, setelah terpasang baru kemudian disusul dengan pemasangan dowel.