Data Umum Kegiatan Perhitungan Realisasi Progress Pekerjaan

e. Mobilisasi penyediaan dan pemeliharaan base camp kontraktor, jika perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya. f. Mobilisasi pengangkutan alat-alat berat. Mobilisasi alat sangat penting peranannya dalam mendukung pengendalian waktu pelaksanaan suatu proyek. Keterlambatan memobilisasi alat, dapat menyebabkan terhambatnya pelaksanaan pekerjaan, karena jadwal pengadaan alat terkait erat dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu untuk dapat menjamin ketepatan mobilisasi alat, perlu dipilih berbagai cara transport dengan memperhatikan hal-hal yang berkaitan : Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan alat adalah sebagai berikut : 1. Survey rute transport alat. 2. Izin-izin dari instansipihak yang berwenang. 3. Perkiraan waktu yang diperlukan 4. Jadwal kapal pengangkut, bila pengangkutan melalui laut. 5. Survei kondisi dan fasilitas muat dan bongkar di pelabuhan yang dilalui. 6. Asuransi pengangkutan. 7. Pemilihan perusahaan angkutan yang bonafide, bila pengangkutan alat diserahkan pada perusahaan lain. Mobilisasi dilapangan terutama pengangkutan material yang sangat penting guna mencapai waktu dan jarak tempuh yang maksimal, mobilisasi material menggunakan truck. Mobilisasi staf pelaksana dan pengawas lapangan menggunakan sepeda motor untuk mengontrol kegiatan dilapangan dikarenakan bentang jalan yang akan dilewati tidak terlalu jauh. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.1. Mobilisasi Material dan Pelaksanaan Lapangan 3.2. Pekerjaan Persiapan Suatu pekerjaan pada proyek yang akan dilaksanakan oleh kontraktor tersebut tidak lepas dari peranan pimpinan kontraktor, terutama selaku penanggung jawab seluruh kegiatan fisik di lapangan dari permulaan pekerjaan atau persiapan hingga tahap akhir dan penyerahan kepada pihak Pemilik Proyek.

3.2.1. Pembuatan Papan Nama Proyek

Adapun tujuan pembuatan papan nama proyek ini adalah sebagai informasi kepada masyarakat bahwa di lokasi tersebut ada kegiatan pembangunan jalan, dengan demikian diharapkan masyarakat dapat memahami untuk membantu dalam kelancaran pekerjaan, papan nama proyek juga berfungsi sebagai penempatan lokasi pekerjaan dan semua yang berkaitan dengan kelancaran pekerjaan. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.2. Papan Nama Proyek 3.2.2. Pembuatan Direksi Keet dan Barak Kerja Direksi keet adalah kantor sementara yang gunanya untuk kegiatan administrasi lapangan dengan segala bentuk kegiatan pelaporan, perhitungan, koordinasi, sebagai tempat informasi kemajuan pelaksanaan di lapangan dan juga untuk pertemuan dan konsultasi permasalahan pekerjaan yang dilaksanakan sampai akhir proyek. Pembuatan barak kerja bertujuan untuk tempat bekerja bagi para pekerja, menganyam dan merakit tulangan besi atau pun pembuatan papan bekisting yang digunakan sebagai malcetakan dan pembuatan komponen-komponen yang diperlukan di lapangan. Berfungsi juga sebagai tempat tinggal sementara bagi para pekerja. Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan barak kerja tersebut antara lain : 1. Tidak ada rembesan atau tempias pada waktu hujan. 2. Tidak lembab atau basah 3. Mempunyai ventilasi udara 4. Diusahakan dibuat nyaman agar para pekerja dapat memulihkan tenaga untuk bekerja. 5. Tersedianya air dan WC darurat. Direksi keet dan barak kerja pada proyek ini dibangun dengan menyewa tempat pada pemukiman warga setempat, dan jaraknya tidak jauh dari lokasi pekerjaan. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.3. Barak Kerja dan Gudang Material 3.2.3. Persiapan Alat Kerja Persiapan alat kerja sangat penting dilakukan pada saat melakukan suatu pekerjaan di lapangan, dengan mengikuti item pekerjaan yang akan dilaksanakan alat yang digunakan meliputi alat berat maupun alat ringan wajib dilakukan persiapan demi kelancaran dalam melakukan pekerjaan di lapangan. a. Alat Berat Alat berat yang digunakan pada pekerjaan peningkatan jalan ini meliputi sebagai berikut : - Track Loader Track loader yang digunakan pada pekerjaan tanah timbunan biasa untuk memperbaiki tanah dasar yang akan dilakukan peningkatan jalan. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.4. Track Loader b. Alat Ringan Alat yang digunakan untuk perakitan, pemasangan tulangan serta pengadukan campuran beton, dikarenakan pada proses pengadukan campuran beton yang menggunakan adukan site mix, alat yang digunakan pada pekerjaan yang cenderung bisa dilakukan dengan cara konvensional yang memaksimalkan tenaga dari pekerja, alat yang digunakan dalam pekerjaan jalan meliputi sebagai berikut : 1. Cangkul tersedia 8 buah 2. Pelengki tersedia 22 buah 3. Molen tersedia 2 buah 4. Sekop tersedia 8 buah 5. Pemotong Besi tersedia 2 buah 6. Kunci Besi tersedia 1 buah 7. Ember Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.5. Peralatan Adukan Beton 3.3. Pekerjaan Tanah Yang dimaksud pekerjaan tanah adalah pekerjaan pengolahan tanah sebelum pelaksanan pembangunan. Pekerjaan tanah pada proyek peningkatan jalan ini meliputi pekerjaan galian dan timbunan. 3.3.1. TimbunanUrugan Pekerjaan timbunan adalah penimbunan disuatu bagian tertentu dalam proyek dengan tujuan untuk memperoleh bentuk serta elevasi permukaan sesuai dengan gambar yang direncanakan. Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang sesuai dengan spesifikasi, Pekerjaan timbunan dilapangan menggunakan bantuan alat berat, dump truck yang berfungsi mengangkut tanah timbunan ke lokasi pekerjaan, sesuai dengan tebal timbunan yaitu 20 cm, kemudian Track loader meratakan tanah kebagian-bagian jalan yang akan dipadatkan sesuai dengan rencana, dan kemudian dipadatkan. Pekerjaan penimbunan dilakukan pada ruas jalan yang akan dilakukan pekerjaan perkerasan kaku. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.6. Proses Penimbunan Urugan Tanah Tanah timbunan berasal dari tanah timbunan biasa yang didatangkan, tanah tersebut ditimbun berdasarkan tebal dan elevasi yang telah di tentukan pada perencanaan.

3.3.2. Galian

Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah atau pengambilan tanah dengan tujuan untuk membentuk elevasi tanah sesuai dengan perencanaan. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau pemupukan tanah, batu, dan bahan lainnya dari jalan atau sekitarnya Pekerjaan galian pada pelaksanaan peningkatan jalan Lambur II – Simbur Naik ini adalah pekerjaan untuk galian balok pondasi jalan yang berfungsi sebagai topangan pelat jalan beton. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.7. Pekerjaan Galian Pondasi Balok Proses pekerjaan galian pada proyek Peningkatan Jalan Lambur II – Simbur Naik ini adalah sebagai berikut : a. Galian yang dilakukan oleh pekerja memakai cara konvensional, dikarenakan kedalaman tanah pada galian tersebut hanya sekitar 15-20 cm. b. Bahan galian yang telah dilakukan tidak dipakai kembali dikarenakan kondisi tanah gambut tidak disetujui untuk digunakan sebagai bahan timbunan kembali, yang dibuang dan diratakan dipinggir jalan

3.4. Pekerjaan Konstruksi Jalan

Pekerjaan perkerasan kaku merupakan suatu proses atau tahapan pekerjaan utama dalam Pekerjaan Peningkatan Jalan Lambur II – Simbur Naik dikarenakan pada perkerasan kaku terdapat struktur jalan yang telah melalui proses perencanaan, sehingga ditetapkan dan dilaksanakan tipe perkerasan jalan beton bertulang.

3.4.1. Penyiapan Segmen Jalan

Penyiapan segmen jalan pada proses pekerjaan perkerasan kaku di lakukan guna untuk memperlancar proses pengerjaan serta berguna untuk kebersihan dan perataan dan perbaikan elevasi tanah dasar. Penyiapan segmen jalan yang meliputi sebagai berikut : a. Pengukuran Pengukuran elevasi berguna untuk menyetarakan dan mempermudah proses pengecoran plat slab beton f’c 15 MPa 184, 34 kgcm 2 . Pengukuran disesuaikan dengan lebar dan panjang segmen jalan atau pelat slab beton yang akan dikerjakan. Pengukuran elevasi disesuaikan dengan kondisi dilapangan yang diukur dengan selang timbang. Pelat yang digunakan pada perkerasan kaku, digunakan pelat lebar 3,5 m, 5 m, dan 6 m sedangkan panjang 1 segmen jalan atau pelat slab beton adalah 5,5 m. Jika posisi segmen jalan yang akan dikerjakan pada posisi setelah jembatan pedestrian, maka digunakan kemiringan 2-3 pada posisi memanjang jalan hal ini dikarenakan agar para pengemudi kendaraan dapat menerima layanan jalan yang aman dan nyaman. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.8. Proses Pengukuran Penentuan Lebar Segmen Jalan b. Pemasangan Patok Pemasangan Patok dimaksudkan sebagai penanda lebar segmen jalan yang akan dikerjakan sekaligus untuk menempatkan papan bekisting agar bisa dipasang dengan kuat dan kaku. Patok kayu berukuran 5 x 7 cm Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.9. Pemasangan Patok Kayu c. Pemasangan Benang Pemasangan benang dimaksudkan agar memberikan penanda elevasi segmen jalan yang akan di cor guna menghindari kesalahan dalam proses perataan permukaan jalan beton. Benang yang digunakan berupa benang nylon. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.10. Pemasangan Benang Nylon d. Pemasangan Bekisting Pemasangan Bekisting yang dijadikan sebagai cetakan beton yang berbentuk persegi panjang dari kayu tebal 10 mm panjang dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan. Papan bekisting bisa digunakan beberapa kali jika papan tersebut masih layak digunakan, hal ini disebabkan penggunaan bahan material dan volume yang hampir sama dalam pada adukan beton satu segmen jalan slab beton. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.11. Pemasangan Papan Bekisting

3.4.2. Perakitan Tulangan -

Balok Pada pekerjaan perakitan Tulangan balok dilaksanakan di base camp Gudang. Balok memakai tulangan polos ∅ 10 , dan sengkang ∅ 8 dengan jarak sengkang 150 mm. Perakitan tulangan balok yang dilakukan di gudangbarak kerja dianggap efisien dikarenakan perhitungan ketelitian dan kerapihan dalam merakit tulangan balok. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.12. Proses Perakitan Tulangan Balok - Pelat Pelat pada pelaksanaan pekerjaan menggunakan tulangan wiremesh. wiremesh adalah besi yang bentuknya seperti kawat dan dianyam menjadi lembaran, sehingga pelat tidak dirakit dilokasi pekerjaan, wiremesh dilokasi pekerjaan digunakan type M 10 dengan diameter besi ulir 10 mm Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.13. Wiremesh 2,1 m x 5,4 m ∅ 10 - Rujidowel Rujidowel pada pekerjaan ini menggunakan tulangan baja ulir dengan ∅ 19 , pada masing – masing lebar jalan memiliki jumlah dowel yang berbeda-beda. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.14. RujiDowel 3.4.3. Pemasangan Tulangan Sebelum pemasangan tulangan pada lokasi segmen-segmen yang telah diberi tanda oleh tukang, terlebih dahulu pemasangan mallbekisting pada lokasi segmen yang telah dikerjakan, setelah mallbekisting selesai dipasang kemudian disusul dengan Pemasangan tulangan dilakukan secara manual oleh tukang, yaitu dengan meletakkan balok, kemudian tulangan pelat dan menguncinya dengan kawat baja, setelah terpasang baru kemudian disusul dengan pemasangan dowel. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.15. Pemasangan Tulangan

3.4.4. Sumber Air

Sumber air adalah hal yang sangat perlu diperhatikan dikarenakan sumber air yang digunakan haruslah sesuai. Kondisi air tawar di daerah Lambur II – Simbur Naik sangatlah terbatas, maka pada proses pekerjaan campuran adukan beton digunakan air dari sumur bor yang kemudian ditampung dalam drum. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.16. Tempat Penampungan Air Sumur Bor

3.4.5. Pengecoran Pelat dan Balok

Pengecoran pelat dan balok dilaksanakan ketika semua komponen selesai dipasang pada satu segmen jalan. Kemudian dilaksanakan adukan 1:2:3 didalam mesin molen. Adapun komponen – komponennya seperti semen, pasir, batu dan juga air. Setelah selesai menjadi beton segar, segera gerobak angkong datang menghampiri mesin molen tersebut kemudian gerobak angkong yang berisi campuran beton segar segera mengisi bagian – bagian segmen jalan tersebut, kuat tekan beton didalam spesifikasi yaitu dengan mutu f’c 15 MPa 184, 34 kgcm 2 Adukan beton segar yang dilakukan dengan cara konvensional site mix dengan bantuan tenaga pekerja dan molen dikarenakan untuk efisiensi waktu, tidak memungkinkannya menggunakan ready mix karena akses jalan yang tersedia tidak bisa tercukupi. Sumber : Foto, Kerja Praktek 2015 Gambar 3.17. Proses Pengadukan Site Mix Beton F’c 15 Mpa Analisa dilapangan dengan perhitungan adukan secara manual dengan komposisi sebagai berikut : - 1 zak semen - 33 sekop - 8 keranjang split - Air + 5-6 ember Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.18. Hasil Pekerjaan Jalan Plat Slab Beton Lebar 6 m Setelah meninjau campuran komposisi dilapangan maka dapat dihitung kembali dengan persentasi pendekatan campuran beton K 175 sebagai berikut : Tabel 3.1. Komposisi Campuran Beton 1m 3 “Referensi : SNI DT-91-0008-2007” KOMPOSISI CAMPURAN BETON NO KUAT BETON RENCANA BAHAN BERAT JENIS VOLUME PERB. VOL 8 14,5 Mpa K175 WC=0,66 SEMEN 326 Kg 3150 Kgm 3 0,1035 m 3 1 PASIR 760 Kg 1400 Kgm 3 0,5429 m 3 3,817 KERIKI L 1029 Kg 1350 Kgm 3 0,7622 m 3 5,359 AIR 215 Liter 1000 Kgm 3 0,215 m 3 1,512 Tabel 3.2. Komposisi 1 zak semen 50 kg KOMPOSISI CAMPURAN BETON NO KUAT BETON RENCANA BAHAN BERAT JENIS VOLUME PERB. VOL 8 14,5 Mpa K175 WC=0,66 SEMEN 50 Kg 3150 Kgm 3 0,016 m 3 1 PASIR 116,56 Kg 1400 Kgm 3 0,083 m 3 3,817 KERIKI L 157,82 Kg 1350 Kgm 3 0,117 m 3 5,359 AIR 32,98 Liter 1000 Kgm 3 0,033 m 3 1,512 Tabel 3.3. Perhitungan Komposisi Konversi Pelengki Bahan Jenis Pelengki Ukuran Pelengki Vol. Pelengki m 3 Jumlah Pelengki d p l t Semen Zak 50kg 1 Pasir Sekop 0,3 0,2 0,05 0,0030 28 Split Rotan 0,4 0,4 0,1 0,0160 7 Air Ember 0,275 0,26 0,0154 2 NB : Hasil Perhitungan Pendekatan di Lapangan

3.4.6. Pekerjaan Finishing

Pekerjaan finishing merupakan pekerjaan terakhir dalam proses pengerjaan pengecoran plat slab jalan beton yang meliputi : - Pemasangan Skat Pembatas Pemasangan skat pembatas segmen plat slab jalan beton yang berfungsi memberikan alur, sebelum diberikan lapis resap pengikat aspal cair. Skat digunakan steroform tipis tebal 5 mm yang melapisi batas antar segmen plat slab jalan beton. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.19. Pemasangan Steroform Pembatas - Perataan Permukaan Jalan Beton Perataan permukaan dilakukan ketika campuran beton segar telah padat memenuhi seluruh segmen plat slab jalan beton, perataan menggunakan alat perata yang terbuat dari kayu, kemiringan diatur 2-3 sesuai intruksi kepala tukang, dan juga superelevasi pada tikungan. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.20. Perataan Permukaan Jalan Beton - Lapis Pengikat Aspal Cair Penggunaan lapis pengikat aspal cair di gunakan pada saat semua pekerjaan segmen plat slab jalan beton telah selesai digunakan, barulah pekerjaan lapis pengikat aspal cair di kerjakan. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.21. Lapis Pengikat Aspal Cair

3.5. Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu meliputi tindakan-tindakan yang berupa pengetesan, pengukuran, dan pemeriksaan berguna untuk memantau apakah kegiatan engineering, pembelian, manufaktur, konstruksi, dan kegiatan lain untuk mewujudkan sistem instalasi atau produk hasil proyek telah dilakukan sesuai dengan kriteria yang digariskan. Demikian juga halnya dengan material, peralatan, dan instalasi yang telah dibuat, dibeli, dan dibangun apakah telah sesuai dengan prosedur gambar, dan spesifikasi. Bila ternyata terdapat penyimpangan, maka segera diambil tindakan koreksi. Jadi tidak berbeda dengan sasaran pekerjaan yang lain, yaitu biaya dan jadwal, pada aspek mutu diadakan langkah-langkah perencanaan, pengendalian, dan koreksi. Dapat diuraikan pengendalian mutu pada pekerjaan peningkatan jalan ini adalah : a. Pengendalian mutu beton b. Pengendalian mutu tulangan baja c. Pengendalian timbunan tanah

3.5.1. Pengendalian mutu beton

Pengujian beton merupakan bagian dari pengendalian mutu beton. Pengendalian mutu beton dimaksudkan agar beton yang didapat minimal sama dengan mutu beton rencananya, sebagaimana dalam perhitungan rencana bahan susun. Pengujian bahan beton dimulai sejak pengujian bahan susunnya beton segar hingga telah tercetak. Pengujian bahan susun meliputi segala syarat yang telah di tetapkan. Pengujian beton keras meliputi uji tarik lentur. Uji tarik belah, uji kuat desak dan uji hammer test. Kesemua test tersebut dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti apakah mutu beton yang telah dibuat tersebut sesuai dengan rencana awal. Sehingga dengan demikian akan menjadi jelas akan apa yang akan dihasilkan. Dalam mendapatkan suatu mutu beton yang memenuhi syarat dan ekonomis, yang dapat menjadi pedoman dalam pengendalian mutu beton quality control pada pelaksanaan suatu konstruksi beton di lapangan, perlu dilakukan serangkaian pemeriksaan dan pengujian test laboratorium pada bahan-bahan agregat yang akan di gunakan untuk pembuatan beton tersebut. Tujuan dari penyelidikan material ini job mix design adalah memberikan informasi tentang komposisi pasir, materialagregat, air yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pembuatan beton dengan mutu tertentu misal : K-175, K-250, K-300, dll. Pemeriksaan dan pengujian di laboratorium meliputi : a Pemeriksaananalisa gradasi agregat halus dan kasar : ASTM C-35, SK SNIM-08-9989-F. b Modulus kehalusan agregat halus : ASTM C-33, SK SNI M-08-1989-F. c Pemeriksaan berat isi agregat halus dan kasar ; ASTM C-12, SK SNI M-09-1989 Dan SK SNI M-10-1989-F d Pemeriksaan berat isi agregat halus dan kasar. e Pemeriksaan peresapan agregat halus dan kasar ; SK-SNI M-09-1989 dan SK SNI N-10-1989-F. f Pemeriksaan kadar lumpur agregat halus dan kasar. g Pengujian keausan agregat kasar dengan Los Angeles Abration, SNI 03 m 04-1991. h Pemeriksaan berat isi beton ; SK SNI M-14-1989-F i Pemeriksaan Slump ; SK SNI M-12-1989-F j Pembuatan dan pengujian contoh uji beton; SK SNI M-14-1989-F Pemilihan material-material pembentuk coran beton mesti memiliki kriteria yang baik dan sesuai ketentuan, mulai dari semen, air, agregat kasar dan halus atau bahan tambah bila digunakan. Semen : 1 Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen sesuai standart SNI. 2 Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produkmerk. 3 Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta dalam kanting- kantong semen yang masih utuh. 4 Untuk penyimpanan diletakkan minimal 20 cm di atas tanah, semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari lapanganlokasi. Agregat Beton : 1 Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia, bahan organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan SNI 03 – 2847 Tahun 2002 jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5 keseluruhannya. 2 Ukuran maksimum dari batu pecahsplit adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang seperti kubus dan mempunyai “bidang pecah” minimum 3 muka dan split harus bersih, keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu beton dan memenuhi persyaratan SNI 03 – 2847 tahun 2002 Air : 1 Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton. Pengujian test slump beton Percobaan ini bertujuan untuk menentukan konsistensi suatu campuran beton berdasarkan satuan slump. Suatu campuran beton memiliki konsistensi yang berbeda-beda sesuai kebutuhan suatu bangunan yang akan dibeton. Konsistensi ini dapat sangat kering, kering, plastis, plastis cair, cair, dan sebagainya. Prosedur percobaan test slump : a Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah b Letakkan cetakan diatas plat. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.22. Perletakan Alat Slump c Isi cetakan dengan beton segar sampai penuh dalam tiga lapis. Tiap kira-kira 13 isi cetakan, setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Tongkat pemadat harus masuk tepat sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan. Pada bagian bawah atau lapisan pertama, penusukan bagian tepi dilakukan dengan tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan dinding cetakan. d Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat, tunggu selama ½ menit dan dalam jangka waktu ini, semua lapisan kelebihan beton segar disekitar cetakan harus dibersihkan. e Cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas. f Balikkan cetakan dan letakkan disamping benda uji. g Ukur slump yang terjadi dengan menggunakan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata – rata dari benda uji. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.23. Pengukuran Slump Test di Lapangan Proses pengecoran beton a Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan tempat-tempat yang aman. b Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata harus memakai mesin pengaduk betonconcrete mixer pengaduk untuk pembuatan beton praktis campuran 1 pc : 2 ps : 3 spt dan memakai Site Mix untuk pembuatan beton struktur dengan mutu f’c 15 Mpa. . c Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu cepat dan melindunginya dengan menggenangi air di atas permukaan terus-menerus selama paling tidak 10 sepuluh hari setelah pengecoran plat. d Pembongkaran bekisting tidak boleh sebelum waktu pengerasan dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras. Perawatan coran beton SNI Beton, 2002 a. Beton selain beton kuat awal tinggi harus dirawat pada suhu diatas 10 o C dan dalam kondisi lembab untuk sekurang- kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran. b. Beton kuat awal tinggi harus dirawat pada suhu di atas 10 o C dan dalam kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selam 3 hari pertama. Prosedur pengambilan contoh uji dapat didasarkan atas beberapa faktor yang akan menghasilkan contoh uji yang benar- benar mewakili sebagai berikut : a. Pengambilan contoh uji dilakukan sebelum beton dipindahkan dari mixer ke alat angkut menuju ke tempat pengecoran beton. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.24. Sampel Campuran Beton Kubus b. Pada setiap batch, contoh uji hanya boleh diambil saat penuangan telah mencapai 10 dan sebelum mencapai 90. SNI 2458,2008 Benda uji untuk sampel yang diambil bisa berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm ataupun kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm. Untuk perawatan benda uji, setelah 1 hari dalam cetakan benda uji dikeluarkan dari cetakan dan disimpan dalam suhu yang baik atau dengan cara direndam di dalam air. Pelaksanaan pengendalian mutu beton di lapangan Mutu beton yang digunakan di lapangan adalah f’c 15 Mpa dilaksanakan pada pekerjaan plat slab jalan beton. Adapun spesifikasi campuran yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Portland Cement PC Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah jenis portland cement yang sesuai dengan AASHTO M 85 terdiri dari jenis I, II, III dan V. Semen yang mengandung zat penggelembung tidak boleh digunakan dan semen yang digunakan pada pekerjaan hanya hasil dari satu pabrik dari satu macam jenis portland cement. Semen yang digunakan pada pekerjaan ini adalah semen holcim PCC Type I 50 Kg. 2. Air Air yang digunakan dilapangan adalah air hasil dari sumur bor warga setempat. 3. Agregat yang digunakan pada pekerjaan jalan ini adalah : Agregat halus : Pasir Agregat kasar : Batu split atau batu pecah, sumbernya dari Tanjung Batu, Desa Kota Baru Kec. Muara Sabak Barat. Proses pengecoran beton di lapangan a Dalam melakukan proses pengecoran plat slab jalan beton terdapat juga perhentian pada segmen jalan yang di cor dikarenakan berbagai macam faktor seperti : jam istirahat pekerja, hujan di lapangan, namun penghentian pengecoran ini masih diambang batas kurang dari 30 menit dan kemudian dilanjutkan kembali. b Alat yang digunakan untuk mengaduk coran beton dilapangan adalah concrete mixer kapasitas adukan satu zak semen 350-500 lt. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.25. concrete mixer 350-500 lt c Adukan coran ditampung didalam lori dan kemudian di tuangkan pada badansegmen jalan slab beton. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.26. Proses Penuangan Beton Segar 3.5.2. Pengukuran Hasil Pekerjaan Pengukuran hasil pekerjaan difungsikan untuk pengendalian dan pengecekan kembali hasil pekerjaan dengan mengkur panjang dan lebar setiap segmen slab jalan beton. Pengukuran ini dilakukan oleh pihak pengawas lapangan Bina Marga, Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Pengawas. Sumber : Foto Kerja Praktek, 2015 Gambar 3.27. Pengukuran Hasil Pekerjaan 3.6. Perhitungan Persentasi Kerja Perhitungan persentasi kerja dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana sangat penting, sebab hal tersebut sangat berkaitan dengan besarnya pembayaran hasil pekerjaan pada setiap bulannya. Dari seluruh macam pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam satu hari kemudian di jumlahkan dan didapat kemajuan kerja untuk satu hari tersebut lalu di teruskan dengan satu minggu. Kemudian setelah satu minggu dan dilanjutkan dengan satu bulannya. Tabel 3.4. Contoh Perhitungan Persentasi Kerja perminggu Minggu Ke 3 Tabel 3.5. Contoh Perhitungan Persentasi Kerja Perminggu Minggu Ke 4 Contoh Item perhitungan item pekerjaan Uraian Pekerjaan : Lapis Resap Pengikat Aspal Cair Total Kontrak : Rp. 2.981.819.002,451 Harga Satuan : Rp. 16.747,00 Jumlah harga : Rp. 4.454.649,00 Bobot minggu lalu = Volume Minggu lalu Volume Kontrak × Bobot kontrak Bobot minggu ini = Volume Minggu ini Volume Kontrak × Bobot kontrak Bobot S.D minggu ini = Bobot minggu ini + Bobot minggu lalu Prosentasi pekerjaan = Volume s . d Mingguini Volume Kontrak × 100 Bobot Kontrak = Harga satuan Total Kontrak ×100 Perhitungan prestasi kerja disamping untuk menentukan besarnya pembayaran hasil pekerjaan pada setiap bulannya, juga untuk melihat kemajuan dan kemunduran pekerjaan, yang dapat dilihat dari rencana kerja yang telah ditentukan master schedule dengan membandingkan pada kemajuan yang di capai untuk waktu tersebut. Perhitungan prestasi kerja yang ada dilapangan mengalami percepatan dari hitungan hari kerja yang telah ada di dalam kontrak, hal ini mengacu pada progress yang meningkat dari minggu-keminggu sehingga pekerjaan mendapatkan waktu penyelesaian yang lebih cepat.

3.7. Pelaporan

Kontraktor pelaksana membuat laporan pekerjaan yang telah diselesaikan, laporan tersebut dinamakan laporan harian. Laporan tersebut dibuat berdasarkan hasil yang telah dicapai pada hari tersebut. Laporan harian tersebut kemudian dimintakan persetujuan dari Konsultan Pengawas pekerjaan yang bersangkutan.

3.7.1. Laporan Harian

Laporan harian yang dibuat oleh kontraktor pelaksana setidak-tidaknya berisikan sebagai berikut : a. Pengadaan tenaga kerja yang terdiri dari staf pekerja diantaranya pelaksana, staf teknik logistik, mandor, tukang, pekerja. b. Uraian peralatan yang dipakai c. Banyaknya materialbahan yang dipakai dan sejenis material d. Keadaan Cuaca e. Uraian pekerjaan yang meliputi : 1 Pekerjaan hari ini 2 Akumulatif 3 Kemajuan prestasi Setelah satu hari, maka laporan harian tersebut dijadikan laporan mingguan. Laporan mingguan ini juga nantinya dimintakan persetujuan dari konsultan Pengawas.

3.7.2. Laporan Mingguan

Laporan mingguan merupakan laporan yang dibuat oleh kontraktor pelaksana mengenai pelaksanaan dilapangan. Laporan mingguan berisikan : a. Tenaga kerja setiap harinya dan rata-rata perhari b. Keadaan cuaca tiap harinya pada periode waktu tersebut c. Peralatan yang dipakai dan materialnya dalam satu minggu tersebut. d. Uraian pekerjaan yang meliputi 1 Rencana minggu ini dan akumulatifnya 2 Prestasi kerja minggu ini dan akumulatifnya Demikian juga setelah satu bulan, maka dibuat laporan bulanan mengenai segala hal yang telah diuraikan diatas. Laporan bulanan tersebut adalah kumpulan laporan dari laporan-laporan terdahulu.

3.7.3. Laporan Bulanan

Laporan bulanan dibuat berdasarkan hasil yang mengacu pada laporan harian dan mingguan. Laporan bulanan berisikan : a. Uraian pekerjaan selama bulan tersebut. b. Rencana kerja selama bulan tersebut. c. Rencana sampai dengan bulan ini d. Kemajuan kerja sampai bulan ini e. Keterlambatan dan kemajuan f. Bila ada keterlambatan, maka dijelaskan keterlambatannya g. Laporan bulanan dilampirkan. 1 Laporan mingguan pada bulan tersebut 2 Foto-foto pekerjaan yang dikerjakan pada bulan tersebut 3 Semuanya laporan ditandatangani oleh Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas Pelaporan pada proyek ini meliputi berbagai macam pekerjaan antara lain : a. Pekerjaan umum b. Pekerjaan tanah c. Pekerjaan struktur Laporan bulanan inilah yang nantinya menjadi pengajuan termin dan sebagai bahan analisa oleh Pemilik Proyek untuk permintaan Kontraktor Pelaksana.

3.8. Perhitungan Realisasi Progress Pekerjaan

Perhitungan realisasi progres pekerjaan diperlukan guna mengetahui proses waktu pekerjaan, dan membandingkan dengan rencana progress. Progress dapat dihitung melalui laporan mingguan yang telah di buat berdasarkan realisasi dilapangan sehingga bisa di plotkan melalui progress rencana dalm bentuk grafik kurva s. Setelah dilakukan perhitungan maka bisa dibandingkan hasil progress perencanaan dengan realisasi dilapangan. Pekerjaan Peningkatan Jalan Lambur II – Simbur Naik ini mengalami percepatan penyelesaian pekerjaan yang semula di targetkan 14 minggu, namun realisasi di lapangan hanya butuh waktu 9 minggu, dengan deviasi yang cukup signifikan dapat dilihat Gambar 3.22. Gambar Grafik Kurva-s. Detail perhitungan dapat dilihat di lampiran. Gambar Grafik Hasil Perhitungan Progress Realisasi Di lapangan dengan Progress Rencana

3.27. Gambar Grafik Kurva-s

= Rencana = Realisasi

3.9. Sistem Pembayaran

Dalam Perpres 54 Tahun 2010 pasal 89 ayat 1 pembayaran prestasi pekerjaan dapat diberikan dalam bentuk : a. Pembayaran bulanan b. Pembayaran berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan termin c. Pembayaran secara sekaligus setelah penyelesaian pekerjaan. 1 Pembayaran bulanan Dalam sistemcara seperti ini, prestasi Penyedia Jasa dihitung setiap akhir bulan. Setelah prestasi tersebut diakui Pengguna Jasa maka Penyedia Jasa dibayar sesuai prestasi tersebut. Kelemahan cara ini adalah berapapun kecilnya prestasi Penyedia Jasa pada suatu bulan tertentu dia tetap harus dibayar. Cara pembayaran seperti ini menuntut persyaratan kontrak yang jelas dan ketat, karena kecendrungan Penyedia Jasa untuk menuntut sebesar-besarnya pembayaran tanpa terlalu memikirkan kemajuan pekerjaan. Yasin, 2003. 2 Pembayaran berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan termin Pembayaran termin atau angsuran merupakan pembayaran yang akan dilakukan bila kemajuan pekerjaan telah sampai pada tahap- tahap yang telah di sepakati, Contohnya : a. Termin I kemajuan pekerjaan 25 b. Termin II kemajuan pekerjaan 50 c. Termin III kemajuan pekerjaan 75 d. Termin IV kemajuan pekerjaan 100 Pembayaran akan dilakukan disetiap termin, asalkan prestasi pekerjaan telah mencapai yang disyaratkan dalam setiap termin. 3 Pembayaran secara sekaligus setelah penyelesaian pekerjaan Kontrak terima jadi turnkey pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan. Pengadaan barangjasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai