5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan
yang telah ditetapkan. 7. Menerima atau menolak materialperalatan yang didatangkan dari
kontraktor. 8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan
yang berlaku. 9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan harian, mingguan, bulanan.
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan
tambahkurang.
2.2.3. Pelaksana Proyek Kontraktor
Kontraktor adalah orangbadan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang telah ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan
hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak didalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Pada kegiatan Pekerjaan Peningkatan Jalan Lambur II – Simbur Naik
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Kec. Muara Sabak yang menjadi kontraktor pelaksana adalah PT. Nai Adhipati Anom.
Hak dan kewajiban kontraktor sumber : buku manajemen proyek konstruksi disusun oleh Wulfram I. Ervianto
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat- syarat, risalah penjelasan pekerjaan aanvulings dan syarat-syarat
tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa. 2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan kerja pekerja dan masyarakat.
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan.
5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai ketetapan yang berlaku.
2.2.4. Hubungan Kerja
Hubungan kerja dalam proyek konstruksi merupakan pengaitan antara siklus atau tahapan proyek dengan orang-orang atau instansi yang terlibat dalam
proyek konstruksi. Orang-orang atau instansi yang terlibat disebut dengan Pemangku Kepentingan Proyek atau Stake Holders Proyek. Pemangku
Kepentingan ini adalah para individu dan organisasi yang secara aktif terlibat di dalam proyek atau terkena dampak dari pelaksaaan atau hasil proyek. Stake
Holders bisa berpengaruh positif maupun negatif terhadap proyek. Dalam melaksanakan kegiatan perwujudan bangunan, masing-masing
pihak sesuai posisinya berinteraksi satu sama lain sesuai hubungan kerja yang telah ditetapkan. Koordinasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam perancanaan,
pelaksanaan dan pengendalian proyek konstruksi merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan sesuai tujuannya.
Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek pada umumnya dibedakan atas hubungan fungsional yaitu pola hubungan yang
berkaitan dengan fungsi pihak-pihak tersebut dan hubungan kerja formal yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan kerja sama antara pihak-pihak yang terlibat
dalam proyek konstruksi yang diikat dengan suatu dokumen kontrak. Secara fungsional, ada tiga pihak yang sangat berperan dalam suatu proyek suatu
konstruksi, yaitu : pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor. Hubungan antara