3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan kerja pekerja dan masyarakat.
4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan.
5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai ketetapan yang berlaku.
2.2.4. Hubungan Kerja
Hubungan kerja dalam proyek konstruksi merupakan pengaitan antara siklus atau tahapan proyek dengan orang-orang atau instansi yang terlibat dalam
proyek konstruksi. Orang-orang atau instansi yang terlibat disebut dengan Pemangku Kepentingan Proyek atau Stake Holders Proyek. Pemangku
Kepentingan ini adalah para individu dan organisasi yang secara aktif terlibat di dalam proyek atau terkena dampak dari pelaksaaan atau hasil proyek. Stake
Holders bisa berpengaruh positif maupun negatif terhadap proyek. Dalam melaksanakan kegiatan perwujudan bangunan, masing-masing
pihak sesuai posisinya berinteraksi satu sama lain sesuai hubungan kerja yang telah ditetapkan. Koordinasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam perancanaan,
pelaksanaan dan pengendalian proyek konstruksi merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan sesuai tujuannya.
Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek pada umumnya dibedakan atas hubungan fungsional yaitu pola hubungan yang
berkaitan dengan fungsi pihak-pihak tersebut dan hubungan kerja formal yaitu pola hubungan yang berkaitan dengan kerja sama antara pihak-pihak yang terlibat
dalam proyek konstruksi yang diikat dengan suatu dokumen kontrak. Secara fungsional, ada tiga pihak yang sangat berperan dalam suatu proyek suatu
konstruksi, yaitu : pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor. Hubungan antara
pihak-pihak yang saling terkait ini dihubungkan dengan suatu organisasi proyek konstruksi yang solid dan professional, sehingga akan tercapai tujuan proyek yang
berkualitas.
Hubungan kerja dibentuk oleh organisasi salah satunya Organisasi Manajemen Konstruksi, organisasi ini merupakan bentuk organisasi yang
mempersatukan tiga unsur dalam pembangunan suatu proyek, yaitu pemilik proyek, yaitu pemilik, konsultan, dan manajer konstruksi dalam suatu hubungan
yang tidak saling bertentangan. Manajer konstruksi bertindak sebagai tangan kanan atau wakil dari pemilik. Keuntungan bentuk organisasi ini antara lain
adalah keterampilan konstruksi yang khusus dapat dimanfaatkan pada semua tahap proyek tanpa menimbulkan perselisihan antara pemilik dan perancang
proyek. Untuk menghindari terjadinya penyelewengan rencana selama
berlangsungnya tahap konstruksi yang dapat mengakibatkan kekacauan terhadap mutu dan hasil akhir proyek, maka dibutuhkan Konsultan Pengawas dalam proses
produksi proyek konstruksi. Berikut adalah gambar hubungan kerja antara konsultan, kontraktor, dan pemberi tugas.
Semua pihak dalam melaksanakan pekerjaan harus mengikuti atau berpedoman pada ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan yang ada serta
peraturan dari pemerintah agar tujuan pembangunan tercapai. Hubungan kerja antara unsur-unsur pengelola Pekerjaan Peningkatan Jalan
Lambur II – Simbur Naik PT. Nai Adhipati Anom, T dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Konsultan Perencana