Belajar dapat dilakukan melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung. Siswa yang melakukan eksperimen adalah contoh belajar dengan
pengalaman langsung. Sedangkan siswa yang belajar dengan mendengarkan penjelasan guru atau membaca buku adalah contoh belajar melalui
pengalaman tidak langsung.
2.1.2 Aktivitas Belajar
Menurut Sugiharto 2011, aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan belajar siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam
tingkah laku atau kecakapan. Pengertian aktivitas belajar siswa menurut Slameto 2010: 36, adalah kegiatan siswa dalam berpikir dan berbuat, berupa kegiatan
bertanya, mengajukan pendapat dan menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat, siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik,
diagram, inti sari pelajaran yang diberikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia mendapat pengetahuan itu dengan baik.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah suatu proses kegiatan belajar seperti berpikir, berbuat, bertanya,
mengajukan pendapat dan diskusi yang menimbulkan perubahan kemampuan atau kecakapan siswa.
Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas
belajar diutamakan pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam pembelajaran, terciptalah situasi belajar aktif. Keaktifan belajar ditandai oleh
adanya keterlibatan siswa secara optimal, baik mental, intelektual, emosional, maupun fisik.
Keaktifan siswa selama proses pembelajaran, merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran, siswa
tidak hanya aktif mendengarkan penjelasan guru, melakukan kreativitas gerak tangan dan kaki, keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan guru, ketekunan
siswa melaksanakan tugas dari guru, keberanian melakukan tiruan gerak hewan, ketertiban saat pembelajaran, ketepatan bermain gerak, kesungguhan saat
penilaian, kemampuan menyimpulkan materi, kerapian merapikan media pembelajaran dan peralatan tulis setelah selesai pembelajaran.
2.1.3 Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan faktor yang sangat penting, karena hasil belajar mencerminkan kemampuan siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Hasil
belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Bentuk dari hasil belajar biasanya ditunjukkan dengan nilai yang
diberikan guru. Menurut Hamalik 2008: 30, bukti bahwa seseorang telah belajar ialah
terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Seperti yang diungkapkan
oleh Rifa’i 2009: 85, bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut bergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh
karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.
Sugandi 2007: 63, menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu hasil dari apa yang digali, dipahami dan dikerjakan siswa. Hasil belajar ini
merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas yang digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti yang diukur menggunakan teknik penilaian tertentu setelah mengalami kegiatan belajar. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk
dijadikan patokan, ukuran, atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Bloom dalam Rifa’i 2009: 86, menyatakan bahwa hasil belajar meliputi tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar. Diantaranya yaitu ranah kognitif
cognitive domain, ranah sikap affective domain, dan ranah psikomotorik psychomotoric domain. Rinciannya yaitu sebagai berikut:
1 Ranah kognitif
Berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Mencakup kategori pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
2 Ranah afektif
Berkaitan dengan hasil belajar berupa perasaan, sikap, minat, dan nilai. Mencakup kategori penerimaan, penanggapan, penilaian,
pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. 3
Ranah psikomotor Berkaitan dengan hasil belajar berupa kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik yaitu persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreativitas.
Jadi hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru
untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan
diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Pemahaman dalam belajar dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa. Contoh hasil belajar
dapat meningkat, karena dalam kegiatan belajar mengajar guru menggunakan suatu metode yang tepat yaitu penggunaan metode eksplorasi dalam pembelajaran
gerak tari kreatif. Dalam pembelajaran tari, ranah psikomotor lebih dominan karena pembelajaran dilakukan pada pengembangan gerak dan kreativitas siswa.
2.1.4 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar