16
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang memandang
keberhasilan individu sebagai suatu keberhasilan yang diorientasikan dalam keberhasilan kelompok yang berdasarkan pada pemerataan karakteristik
psikologis individu dengan mengarah kepada tujuan belajar bersama. Dalam hal ini siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dan berusaha keras saling
membantu dan mendorong untuk bersama-sama mencapai hasil dalam belajar. Dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja bersama-sama dalam
belajar dan bertanggung jawab atas pembelajaran yang dilakukan, menekankan pada tujuan dan keberhasilan kelompok yang hanya dapat dicapai jika semua
anggota kelompok mempelajari apa yang diajarkan.
2.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
STAD Student Teams Achievement Devision merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa dibentuk kedalam kelompok belajar yang terdiri dari empat atau lima anggota yang mewakili siswa dengan
tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda. Guru memberikan pelajaran dan selanjutnya siswa
bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai pelajaran yang
diberikan dan mereka harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya. Nilai tes yang mereka peroleh, selanjutnya dibandingkan dengan nilai
rata-rata yang mereka peroleh sebelumnya dan kelompok-kelompok yang berhasil
17
memenuhi kriteria diberi nilai tersendiri sehingga nilai ini kemudian ditambahkan pada nilai kelompok.
Menurut Slavin 2000, STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim, skor kemampuan individu, rekognisi tim. Tipe STAD lebih
mementingkan sikap dari pada teknik dan prinsip, yakni sikap partisipasi dalam rangka mengembangkan potensi kognitif dan afektif. Kelebihan tipe ini antara
lain: 1 siswa lebih mampu mendengar, menerima dan menghormati serta menerima orang lain; 2 siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya juga
perasaan orang lain; 3 siswa mampu meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan
mengerti; 4 mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil guna dan berdaya guna, kreatif, bertanggung jawab, mampu mengaktualisasikan dan
mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi. Sementara menurut Spring dalam Armstrong dan Palmer 2011: 2,
STAD has been described as the simplest of a group of cooperative learning techniques referred to as Student Team Learning Methods. In
the STAD approach students are assigned to four or five member Teamreflecting [sic] a heterogeneous grouping of high, average, and
low achieveing studentsof diverse ethnic backgrounds and different genders. Each week, the teacher introduces new material through a
lecture, class discussion, or some form of a teacher presentation. Team members then collaborate on worksheets designed to expand
and reinforce the material taught by the teacher.
Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa STAD dideskripsikan sebagai teknik yang paling sederhana dalam sekumpulan pembelajaran kooperatif yang
18
disebut Metode Pembelajaran Kelompok Siswa. Dalam pendekatan STAD siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen beranggotakan empat atau lima
siswa yang mempunyai prestasi tinggi, sedang, dan rendah, dari latar belakang atau suku yang beraneka ragam, dan jenis kelamin yang berbeda. Setiap minggu,
guru memperkenalkan materi baru melalui sebuah ceramah, diskusi kelas, atau beberapa bentuk presentasi guru. Kemudian anggota tim berkolaborasi
mengerjakan lembar kerja yang disusun untuk memperluas dan memperkuat materi yang diajarkan oleh guru.
2.5.3 Materi Koperasi