2.8.3. Dimensi Mutu Jasa
Kotler 2002 mengatakan ada lima dimensi kualitas jasa yaitu: 1.
Keandalan Realibility, yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang disajikan secara terpercaya dan akurat.
2. Daya Tanggap Responsiveness, yaitu kemauan untuk membantu
pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. 3.
Jaminan Assurance, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan. 4.
Empati Empathy, yaitu kesediaan untuk peduli, memberi perhatian pribadi kepada pelanggan.
5. Berwujud Tangible, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan,
petugas dan materi komunikasi.
2.9. Analisis Faktor
Menurut Santoso dan Tjiptono 2004, Analisis Faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel
menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor. Maholtra 1996, menjelaskan kegunaan Analisis Faktor adalah sebagai
berikut: 1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang mendasari yang
menerangkan korelasi diantara satu set variabel. 2. Mengidentifikasi suatu variabel atau faktor baru yang lebih kecil, menetapkan
variabel-variabel yang semula berkorelasi dengan Analisis Multivarian atau Analisis Regresi atau Diskriminan.
3. Mengidentifikasi tidak tepat kecil variabel penting dari tidak tepat besar variabel untuk digunakan dalam Analisis Multivarian selanjutnya.
2.10. Analis Crosstab dengan Uji Chi-Square
Tabel Tabulasi Silang Crosstabulation Tables, atau biasa disingkat tabel silang Crosstab, merupakan alat statistik yang dapat digunakan untuk melihat
hubungan dari kombinasi dua atau lebih variabel Simamora, 2005. Uji Chi- Square
digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dua variabel
berskala nominal. Uji independensi pearson chi-square dapat digunakan jika nilai harapan yang kurang dari 5 5 taksiran nilai harapan tidak lebih dari 20 persen
maksimal 20 Agresti, 1990 dan Dixon and Massey, 1983.
2.11. Penelitian Terdahulu
Suraannisa 2005, melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kosumen dalam menjadi member di Klub Kebugaran Raga ADE
RAI Senopati Jakarta Selatan. Berdasarkan penelitian melalui analisis kuesioner yang dilakukan, diambil beberapa kesimpulan yaitu alasan yang menjadi prioritas
utama konsumen untuk bergabung dengqn klub kebugaran raga adalah untuk mengurangi berat badan, sedangkan alasan yang menjadi prioritas pertama
responden untuk menjadi member klub kebugaran ADE RAI Senopati adalah rekomendasi teman.
Hasil dari Analisis Faktor dan Crosstab menunjukan bahwa perilaku konsumen jasa ini dipengaruhi oleh profil responden dalam hal ini yang paling
berpengaruh adalah gender, dimana member wanita dan pria mempunyai kebutuhan yang berbeda sebagai dasar pengambilan keputusan mereka sedangkan
kategori profil lainnya tidak mempunyai pengaruh dan tidak menunjukan hubungan sebesar kategori gender.
Juniansyah 2005, meneliti mengenai bagaimana karakteristik konsumen kartu IM3 di Bandar Lampung?, bagaimana proses keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen kartu IM3 di Bandar Lampung? Atribut-atribut dominan apakah yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen kartu IM3?
dan bagaimana sikap dan perilaku konsumen kartu IM3 di Bandar Lampung?. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa atribut kartu IM3 yang dianggap
paling penting oleh konsumen untuk dipertimbangkan ketika akan membeli kartu IM3 adalah atribut tarif. Namun secara keseluruhan konsumen menganggap
penting semua atribut untuk dipertimbangkan ketika akan membeli kartu IM3. selain itu, atribut tarif juga dinilai memiliki kinerja paling baik sehingga mendapat
nilai evaluasi kepercayaan tinggi. Menurut Fishbein, sikap dan perilaku konsumen di Bandar lampung terhadap kartu IM3 tergolong baik.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Perubahan gaya hidup masyarakat terhadap kebugaran tubuh menyebabkan perubahan terhadap konsep kebugaran itu sendiri, yaitu tubuh tidak cukup hanya
sehat tetapi juga harus “berbentuk” secara proporsional. Perubahan ini dapat mempengaruhi timbulnya tuntutan akan pemenuhan kebutuhan fisik. Hal tersebut
menjadi daya tarik bagi pemiliki modal untuk mengembangkan usaha pusat kebugaran, seperti sanggar senam, fitness centre, sanggar salsa, dll. Super M
Fitness Centre merupakan salah satunya. Super M Fitness Centre didirikan karena
melihat akan peluang dari usaha ini serta sebagai jawaban atas tuntutan terhadap pemenuhan kebutuhan fisik tersebut. Sesuai dengan namanya Super M Fitness
Centre menyediakan jasa fitness.
Pengelola Super
M Fitness Centre
menyadari akan perkembangan tempat kebugaran di Jakarta terutama fitness centre yang semakin tinggi menyebabkan
persaingan. Dalam rangka meningkatkan pangsa pasar yang tersedia, maka manajemen Super M Fitness Centre harus mengetahui secara mendalam mengenai
perilaku konsumen yang akan menjadi sasarannya termasuk di dalamnya adalah karakteristik konsumen, proses pengambilan keputusan pembelian konsumen,
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen serta sikap konsumen Super M Fitness Centre.
Proses keputusan pembelian yang meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pascapembelian
akan dijelaskan secara deskritif karena data mengenai proses keputusan pembelian disajikan dengan tabulasi sederhana. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
keputusan terdiri dari tiga faktor yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan faktor atribut jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan ini
akan dianalisis dengan menggunakan Analisis Faktor dengan metode Principal Component Analysis.