2.5. Tipe Pengambilan Keputusan Konsumen
Setiap konsumen memiliki tipe perilaku pembelian yang khas. dalam mengambil keputusan pembelian, sebagian konsumen melakukan lima langkah
keputusan pembelian seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sebagian hanya melakukan beberapa langkah dan sebagian mungkin hanya melakukan langkah
pembelian saja, Schiffman and Kanuk dalam Sumarwan menyebutkan ada tiga tipe pengambilan keputusan konsumen, yaitu:
a. Extensive Problem Solving Pemecahan Masalah Diperluas
Ketika konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau merek pada kategori tersebut atau tidak membatasi
jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang lebih mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusannya disebut pemecahan
masalah diperluas. Konsumen membutuhkan banyak informasi untuk menetapkan kriteria dalam menilai produk atau merek tertentu. Konsumen
juga membutuhkan informasi yang cukup mengenai masing-masing merek yang akan dipertimbangkan.
b. Limited Problem Solving Pemecahan Masalah Terbatas
Pada tipe pengambilan keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori
tersebut. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk dapat membedakan antara berbagai merek tersebut. Dalam hal ini, konsumen
menyederhanakan proses pengambilan keputusan sebagai akibat waktu dan sumber daya yang dimiliki konsumen terbatas.
c. Routinized Problem Solving Pemecahan Masalah Rutin
Pada tipe pemecahan masalah ini, konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya. Konsumen telah memiliki standar untuk
mengevaluasi merek dan cukup mengingat kembali apa yang telah diketahuinya. Konsumen hanya membutuhkan sedikit informasi.
2.6. Sikap
Allport dalam S
etiadi 2003, mengemukakan bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu obyek baik disenangi
maupun tidak disenangi secara konsisten. Schiffman and Kanuk dalam Simamora 2004 menyatakan hal yang serupa, yaitu bahwa sikap adalah ungkapan perasaan
yang mencerminkan seseorang suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Sikap akan menempatkan seseorang
pada satu pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu dan bergerak mendekati atau menjauhinya.
Sikap mengandung tiga komponen Sumarwan,2003, yaitu: 1.
Komponen Kognitif Cognitive Component, yaitu pengetahuan dan keyakinan seseorang mengenai sesuatu yang menjadi obyek sikap.
2. Komponen Afektif Affective Component, berisikan perasaan baik suka
maupun tidak suka terhadap suatu obyek. 3.
Komponen Konatif Conative Component, yaitu kecenderungan melakukan sesuatu atau perilaku aktual terhadap obyek sikap.
Kaltz dalam Setiadi 2003, mengklasifikasikan fungsi sikap ke dalam empat kelompok, yaitu:
a. Fungsi Utilitarian Utilitarian Function, merupakan fungsi yang berhubungan
dengan prisip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Konsumen mengembangkan beberapa sikap atas dasar manfaat yang diberikan suatu
produk. b.
Fungsi Ekspresi Nilai Value Expressive Function, melalui sikap memungkinkan seseorang mengekspresikan nilai-nilai, gaya hidup dan
identitas sosialnya. c.
Fungsi Mempertahankan Ego Ego Defensive Function, sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya dari tantangan
eksternal maupun perasaan internal sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.
d. Fungsi Pengetahuan Knowledge Function, di mana fungsi ini dapat
membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah-milah informasi yang relevan dan tidak relevan dengan
kebutuhannya.
Keyakinan Akan Atribut Yang Menonjol
Sikap Evaluasi Atribut
Keyakinan Normatif Norma Subyektif
Maksud Perilaku
Perilaku
Motivasi Faktor Lain
2.7. Sikap dan Perilaku Konsumen dari Fishbein