Keyakinan Akan Atribut Yang Menonjol
Sikap Evaluasi Atribut
Keyakinan Normatif Norma Subyektif
Maksud Perilaku
Perilaku
Motivasi Faktor Lain
2.7. Sikap dan Perilaku Konsumen dari Fishbein
Menurut Bowen
dalam Umar 2003, Model Sikap Fishbein berfokus pada
prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap obyek tertentu. Model ini mengidentifikasi tiga faktor utama untuk memperkirakan sikap. Faktor pertama,
keyakinan seseorang terhadap atribut yang menonjol. Faktor yang kedua adalah kekuatan keyakinan seseorang bahwa atribut tersebut memiliki kekhasan. Faktor
ketiga adalah evaluasi dari masing-masing keyakinan akan atribut yang menonjol. Model ini dipergunakan agar diperoleh konsistensi antara sikap dan
perilakunya, sehingga model Fishbein memiliki dua komponen, yaitu komponen sikap dan komponen norma subyektif, dengan rincian sebagi berikut:
a. Komponen Sikap
Komponen ini bersifat internal, berkaitan langsung dengan obyek penelitian dan atribut-atribut langsung yang memiliki peranan penting dalam
pengukuran perilaku karena akan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan tanpa dipengaruhi faktor eksternal.
b. Komponen Norma
Subyektif Komponen ini bersifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh
terhadap perilaku individu.. Kepercayaaan normatif menyangkut kuatnya keyakinan terhadap atribut yang ditawarkan sehingga mempengaruhi perilaku
terhadap obyek. Sedangkan motivasi menyetujui merupakan sikap terhadap atribut yang ditawarkan sebagi faktor yang mempengaruhi.
Gambar 6.
Hubungan antara komponen dalam model Fishbein Umar, 2003
2.8. Jasa
Industri Fitness Centre adalah termasuk dalam industri jasa. Beberapa hal mengenai jasa yang perlu diketahui adalah definisi, klasifikasi, karakteristik dan
dimensi mutu dari jasa tersebut.
2.8.1. Definisi dan Klasifikasi Jasa
Menurut Lovelock and Wright 2005, Jasa adalah tindakan atau kinerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan
perubahan yang diijinkan dalam diri atau atas nama penerima Jasa diklasifikasikan menjadi lima Kotler, 2002, yaitu:
1. Barang berwujud murni, yaitu hanya tediri dari barang berwujud
seperti pasta gigi atau sabun. Tidak ada jasa yang menyertai produk itu.
2. Barang berwujud yang disertai layanan, yaitu terdiri dari barang
berwujud yang disertai dengan satu atau beberapa layanan. 3.
Campuran, yaitu terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama.
4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan, yaitu terdiri dari
satu jasa utama disertai jasa tambahan dan atau barang pendukung. 5.
Jasa Murni, yaitu hanya terdiri dari jasa.
2.8.2. Karakteristik Jasa Jasa memiliki empat karakteristik utama Kotler, 2002, yaitu:
1. Tidak berwujud Tangible, yaitu jasa tidak dapat dilihat, diraba,
dirasa, didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. 2.
Tidak terpisahkan Inseparability, yaitu jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.
3. Bervariasi Variability, yaitu jasa sangat bervariasi karena tergantung
pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu diberikan.
4. Mudah Lenyap Perishability, yaitu jasa tidak dapat disimpan.
2.8.3. Dimensi Mutu Jasa
Kotler 2002 mengatakan ada lima dimensi kualitas jasa yaitu: 1.
Keandalan Realibility, yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang disajikan secara terpercaya dan akurat.
2. Daya Tanggap Responsiveness, yaitu kemauan untuk membantu
pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. 3.
Jaminan Assurance, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan. 4.
Empati Empathy, yaitu kesediaan untuk peduli, memberi perhatian pribadi kepada pelanggan.
5. Berwujud Tangible, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan,
petugas dan materi komunikasi.
2.9. Analisis Faktor
Menurut Santoso dan Tjiptono 2004, Analisis Faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel
menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor. Maholtra 1996, menjelaskan kegunaan Analisis Faktor adalah sebagai
berikut: 1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang mendasari yang
menerangkan korelasi diantara satu set variabel. 2. Mengidentifikasi suatu variabel atau faktor baru yang lebih kecil, menetapkan
variabel-variabel yang semula berkorelasi dengan Analisis Multivarian atau Analisis Regresi atau Diskriminan.
3. Mengidentifikasi tidak tepat kecil variabel penting dari tidak tepat besar variabel untuk digunakan dalam Analisis Multivarian selanjutnya.
2.10. Analis Crosstab dengan Uji Chi-Square