Faktor Risiko Patofisiologi Stroke Iskemik

pembentukan material dari tempat lain dalam sistem vaskuler dan tersangkut dalam pembuluh darah tertentu sehingga menghambat aliran darah. Pengurangan perfusi sistemik bisa mengakibatkan iskemik karena kegagalan pompa jantung atau proses perdarahan atau hipovolemik. 30

2.2.4 Faktor Risiko

Faktor risiko untuk terjadinya stroke yang pertama dapat diklasifikasikan berdasarkan pada kemungkinannya untuk dimodifikasi nonmodifiable, modifiable, or potentially modifiable dan bukti yang kuat well documented or less well documented 13,30,32 Non modifiable risk factors terdiri usia, jenis kelamin, berat badan lahir rendah, rasetnik, dan genetik Modifiable risk factors terdiri dari well-documented and modifiable risk factor hipertensi, merokok, diabetes, atrial fibrillasi, dislipidemi, stenosis arteri karotis, terapi hormon postmenopouse, poor diet, physical inactivity, obesitas dan distribusi lemak tubuh dan less well-documented and modifiable risk factor sindroma metabolik, alcohol abuse,penggunaan kontrasepsi oral, sleep disordered-breathing, nyeri kepala migren, hiperhomosisteinemia, peningkatan lipoprotein a, elevated lipoprotein- associated phospholipase, hypercoagulability, inflamasi, infeksi. Pada penelitian Grau, dkk didapati secara signifikan p0,001 faktor risiko hipertensi 67, hiperkolesterolemia 35, diabetes melitus Universitas Sumatera Utara 29, merokok 28, aritmia kordis 26, penyakit jantung koroner 24, daily alcohol consumed 10. 16

2.2.5 Patofisiologi Stroke Iskemik

Menurut Osterud dalam The American phisiological Society, adhesi monosit ke permukaan endotel yang utuh merupakan kejadian yang mengawali pembentukan lesi aterosklerotik. 33 Aterosklerotik yang menyebabkan oklusi trombotik, dan dapat diakhiri dengan suatu iskemik vaskular. Adhesi monosit didahului dengan ekspresi molekul adesi yaitu Vascular cellular adhesion molecule VCAM dan lipid bertanggung jawab dalam aktivasi gen VCAM. Ekspresi VCAM juga dipengaruhi oleh shear stress. Setelah bermigrasi ke lapisan di bawah endotel tunika intima, monosit berubah jadi makrofag yang memfagosit modified low density lipoprotein modified LDL. Yang bentuknya tampak seperti busa sehingga disebut sel busa. Pembentukan modified LDL dipicu oleh radikal bebas yang dihasilkan oleh makrofag, sel endotel dan sel otot polos 34 33 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Formasi sel busa Hati beperan membersihkan LDL dari sirkulasi karena adanya hepatic receptor, tetapi reseptor ini tidak dapat menangkap modified LDL. Pada makrofag terdapat scavenger receptor yang dapat menangkap modified LDL, sehingga terbentuk sel busa. 33 Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron secara bertahap 33 Tahap 1: 30 a. Penurunan aliran darah Otak adalah organ yang sangat aktif bermetabolisme. Penggunaan energi otak dan aliran otak bergantung pada derajat aktifitas neuron. Di sini berperan proses autoregulasi, yaitu kapasitas autoregulasi serebral dalam mempertahankan level secara konstan Universitas Sumatera Utara CBF terhadap perubahan-perubahan tekanan darah. Cerebral blood flow CBF yang normal adalah 50ml 100 gr otak menit. Jika terjadi tekanan darah tinggi secara kronis, level atas atau bawah autoregulasi akan bertambah. Hal ini mengindikasikan adanya toleransi tinggi terhadap hipertensi dan juga sensitif terhadap hipotensi. CBF=cerebral blood flow = 60cc 100gr otak menit normal 30 • 35-60cc 100gr otakmenit daya cadang serebro vaskuler 30 • 20-35cc 100gr otakmenit otak kehilangan fungsi neurologis • 10-20cc 100gr otakmenit aktifitas listrik di otak berhenti • 20cc 100gr otakmenit reduction of evoked potensial • 18cc 100gr otakmenit arrest of cortikal unit activity • 14cc 100gr otakmenit suppresion of evoked potensial disturbances of tissue water content development of cytotoxic oedem • 10cc 100gr otakmenit kematian sel syaraf b. Pengurangan 0 Dalam keadaaan normal konsumsi oksigen yang biasanya diukur sebagai CMRO 2 2 cerebral metabolic rate for oxygen normal 3,5cc100 gr otakmenit. Keadaan hipoksia juga mengakibatkan produksi molekul oksigen tanpa pasangan elektron. Keadaan ini disebut oxygen-free radicals. Radikal bebas ini menyebabkan Universitas Sumatera Utara oksidasi asam lemak di dalam organel sel dan plasma sel yang mengakibatkan disfung sel. c. Kegagalan energi 30 Berbeda dengan organ tubuh lainnya, otak hanya menggunakan glukosa sebagai substrat dasar untuk metabolisme energi mengubah ADP menjadi ATP. Produksi ATP sangatlah efisisen dengan adanya O 2 . Otak normal memerlukan 500cc O 2 dan 75-100 mg glukosa setiap menitnya. Jika supplai O 2 berkurang, proses anaerob glikolisis akan terjadi dalam pembentukan ATP dan laktat, sehingga akhirnya produksi energi menjadi kecil dan terjadi penumpukan asam laktat, dan akibatnya metabolisme sel syaraf teganggu. 30 d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion Jika neuron iskemik, terjadi beberapa perubahan kimiawi yang berpotensi dalam memacu peningkatan kematian sel, kalium akan bergerak pindah menembus sel membran ke ekstravaskuler, dan kalsium akan bergerak ke dalam sel. Pada keadaan normal, sel membran hanya mampu mengontrol keseimbangan ion intra dan ekstra sel. Tahap 2 : 30 a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion Universitas Sumatera Utara Pada keadaan iskemik aktivitas neurotransmitter eksitori glutamat, aspartat, asam kainat meninggi di daerah iskemik tersebut. Keadaan ini berkontribusi dalam menurunkan energi dan meningkatkan pelepasan glutamat, tapi glutamat uptake akan terus berkurang. Peninggian pelepasan glutamat berakibat neuron lebih peka untuk rusak , dan mengakibatkan kematian sel. Glutamat membuka pintu masuk reseptor di membran sehingga meninggikan influks Na 30 + dan Ca ++ ke dalam sel. Masuknya Na + dalam jumlah besar ke dalam sel diikuti oleh Cl - dan air menyebabkan edema sel. b. Spreading depression 30 Derajat keparahan iskemik yang disebabkan blokade dari arteri bervariasi dalam zona yang berada di daerah yang disupply oleh arteri tersebut. Pada pusat zona tersebut aliran darah sangatlah rendah 0- 10ml100grmenit dan kerusakan iskemik sangat parah sehingga dapat menyebabkan nekrosis. Proses ini disebut core of infark. Di daerah pinggir zona tersebut aliran darah agak lebih besar sekitar 10- 20 ml100grmenit karena adanya aliran kolateral sekitarnya.Daerah ini disebut daerah iskemik penumbra. Disebelah peumbra ada derah yang disebut daerah oligemia. Tahap 3 : Inflamasi 30 Respon inflamatorik pada stroke iskemik akut mempunyai pengaruh buruk yang memperberat bagi perkembangan infark serebri. Berbagai Universitas Sumatera Utara penelitian menunjukkan adanya perubahan kadar sitokin pada penderita stroke iskemik akut. Produksi sitokin yang berlebihan mengakibatkan: - Plugging mikrovaskuler serebral dan pelepasan mediator vasokonstriksi endothelin sehingga memperberat penurunan aliran darah. - Eksaserbasi kerusakan sawar darah otak dan parenkim melalui pelepasan enzim hidrolitik, proteolitik, dan produksi radikal bebas yang akan menambah neuron yang mati. Tahap 4 : Apoptosis 30

2.3 Transcranial Doppler TCD