sampai sepuluh kali lipat sebagai respon terhadap keadaan stres fisiologi, termasuk trauma, kehamilan, dan inflamasi jaringan.
21
2.1.1 Fungsi Fibrinogen
Fungsi yang paling nyata adalah membentuk bekuan darah pada proses koagulasi dan meningkatkan viskositas darah. Mekanisme
koagulasi dari jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik hasil akhirnya akan
membentuk trombin dari protrombin. Koagulasi diawali oleh konversi
dari fibrinogen menjadi fibrin. Trombin memotong N terminal dari rantai Aα dan rantai Bβ, dan melepaskan fibrinopeptida A dan B, dari ujung
terminal amino. Setelah fibrinopeptida dilepaskan, akan menghasilkan monomer
fibrin, dan akan mengalami polimerisasi ke bentuk insoluble fibrin clot . Fibrinogen juga menunjukkan heterogenitas, yang disebabkan oleh
pemecahan di sirkulasi
19,21,22,
terminal karboksil dari
rantai polipeptida
, sehingga menimbulkan
serangkaian molekul
berbagai ukuran.
19,23,
Fibrinogen dan fibrin dapat didegradasi menjadi fragmen lebih kecil oleh enzim proteolitik, termasuk plasmin dan neutrofil elastase.
Fibrinogen berperan pada fungsi penting dalam formasi hemostatic-plug yaitu dengan fungsinya sebagai molekul adhesi
terhadap trombosit dan sel endotelial. Ketika trombosit teraktivasi oleh berbagai stimulan, glikoprotein IIb-IIIa Gp IIb-IIIa akan mengalami
23
Universitas Sumatera Utara
perubahan dan menyediakan binding site untuk fibrinogen. Fibrinogen akan bertindak sebagai jembatan molekul diantara sepasang dari Gp
IIb-IIIa dalam trombosit yang berdekatan yang teraktivasi. Trombosit telah menunjukkan interaksi dengan fibrinogen yang telah dilumpuhkan
ke permukaan.
21
2.1.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kadar Plasma Fibrinogen
Fibrinogen merupakan akut fase protein, dan kadarnya akan meningkat pada berbagai keadaan fisiologis, dan keadaan inflamasi
tabel 1. Fibrinogen merupakan mayor plasma protein, dan oleh karena itu sedikit peningkatan dari kadar fibrinogen akan dapat secara
signifikan berdampak pada viskositas darah, dan dengan demikian dapat mengubah rheology darah. Peningkatan viskositas plasma akan
berhubungan dengan peningkatan risiko trombo-emboli. Pada penelitian prospektif terbaru menunjukkan bahwa kadar fibrinogen
dapat menjadi sebuah prediktor dari penyakit kardiovaskular, termasuk stroke, infark miokard, dan post surgical arterial re-occlution.
23
Tabel 1. Faktor fisiologis, patologis, dan gaya hidup yang mempengaruhi kadar fibrinogen
1,23
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Hubungan Fibrinogen terhadap stroke iskemik akut