Validasi Data Hasil Perbaikan
                                                                                KESIMPULAN
1. Kajian mengenai pengembangan perhitungan evapotranspirasi dengan metode
empirik  dalam  penelitian  ini  Blaney-Criddle,  memberikan  rentang  nilai evapotranspirasi ETm 4,45-5,65 mmhari di wilayah penelitian. Nilai dugaan
evapotranspirasi  tersebut  ternyata  lebih  mendekati  nilai  evaporasi  panci  A. Perbedaan  rentang  nilai  antara  panci  A  dan  ETm  tersebut  sebesar  0,82-1,32
mm untuk 1x1 pixel dan 0,62-1,34 mm untuk 3x3 pixel. 2.
Pada validasi data LST MODIS dengan data T stasiun, didapatkan bahwa nilai LST  day  MODIS  memiliki  keterkaitan  yang  cukup  dekat  dengan  nilai  T
stasiun pada ketinggian 5 cm, dengan nilai R
2
sebesar 0,362. Sedangkan LST night, memiliki hubungan yang cukup kuat dengan T stasiun pada ketinggian
120  cm.  Namun  demikian,  nilai  R
2
tertinggi  diperoleh  pada  hubungan  antara LST night dengan T stasiun pada ketinggian 100 cm, dengan nilai R
2
sebesar 0,567.  Perbedaan  tersebut  disebabkan  oleh  fluktuasi  cuacaiklim,  dan  juga
perbedaan waktu akuisisi data MODIS. 3.
Sebagai salah satu masukan pada perhitungan evapotranspirasi,  LST MODIS memberikan  ketersediaan  data  yang  baik  pada  musim-musim  kering  musim
kemarau, dan pada kondisi cuaca baik tidak hujan atau berawan. Penelitian ini  juga  membuktikan  bahwa  tidak  semua  bulan  dalam  satu  tahun  memiliki
ketersediaan data MODIS yang diharapkan. 4.
Distribusi  evapotranspirasi  secara  temporal  sepanjang  tahun  agak  sulit  untuk dilakukan  mengingat  ketersediaan  data  MODIS  yang  cukup  minim  pada
bulan-bulan  yang basah. Namun demikian, secara spasial terlihat bahwa nilai evapotranspirasi dapat diduga dengan menggunakan LST MODIS. Suhu yang
diestimasi oleh LST MODIS, erat kaitannya dengan topografi dan penggunaan lahan di suatu wilayah.
SARAN
1. Validasi  antara  nilai  LST  MODIS  dengan  nilai  T  stasiun,  sebaiknya
mencakup  data-data  stasiun  dengan  jumlah  titik  stasiun  yang  lebih banyak,  serta  tahun  pengamatan  yang  lebih  panjang.  Sehingga,  hal  ini
akan  membantu  dalam  proses  analisis  hasil  validasi  data,  untuk memperoleh kesimpulan secara luas terhadap kajian-kajian LST MODIS
di Indonesia. 2.
Pada perhitungan nilai evapotranspirasi, perbandingan berbagai metode perhitungan evapotranspirasi, penting untuk dilakukan agar mengetahui
persamaan yang lebih tepat untuk diterapkan pada wilayah kajian. 3.
Pada  proses  validasi  ETm  dan  ETvalidator,  perlu  ditingkatkan  jumlah titik  dan tahun stasiun. Selain itu, validasi juga dapat dilakukan dengan
menggunakan  persamaan  Penman-Monteith  sebagai  referensi,  sesuai saran  FAO,  apabila  tidak  terdapat  nilai  Panci  Evaporasi  A  dan
Lysimeter yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Allen R G, Pereira L S, Raes D, Smith M. 1998. Crop Evaporation Guidelines for Computing  Crop  Water  Requirements.  FAO  Irrigation  and  Drainage
Paper No. 56. Rome: FAO. Anderson  S.  2002.  An  Evaluation  of  Spatial  Interpolation  Methods  on  Air
Temperature  in  Phoenix,  Arizona  State:  Department  of  Geography, Arizona  State  University  dalam  Vancutsem  C,  Ceccato  P,  Dinku  T,
Connor S J. 2010. Evaluation of MODIS Land Surface Temperature Data to Estimate Air Temperature in Different Ecosystem Over Africa. Remote
Sensing of Environment 114 : 449-465.
Asdak  C.  2010.  Hidrologi  dan  Pengelolaan  Daerah  Aliran  Sungai.  Yogyakarta  : Gajah Mada University Press.
Castaneda  L,  Rao  P.  2005.  Comparison  of  Methods  For  Estimating  Reference Evapotranspiration  in  Southern  California.  Journal  of  Enviromental
Hydrology 13 paper 14. Doorenbos J, Pruitt W O. 1977. Guidelines for Predicting Crop Water
Requirements. FAO Irrigation and Drainage Paper. No 56. Rome:FAO. Dunne  T,  Leopold  L  B.  1978.  Water  in  Enviromental  Planning.  W  E  Freeman
Company.  New  York  dalam  Asdak  C.  2010.  Hidrologi  dan  Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
FAO.  1986.  Irrigation  Water  Management:  Irrigation  Water  Needs. www.fao.orgdocrepS2022Es2022e07.htm3.320calculation20of20
the20crop20watr20need . [2 Desember 2011].
Hung  T,  Yoshifumi  Y.  2005.  MODIS  Application  in  Enviromental  Change Researches  inthe  Southeast-Asian  Region.  International  Journal  of
Geoinformatics. Vol 1 1. Johnson  S  C  P.  2005.  Assman  Phsychrometer,  Small  Type  JH-MR-59.
www.jsec.com.sgproduct_info.php?products_id=1650osCsid=8e8b48b d072a8b78504a94762832dc46
. [2 Desember 2011]. Justicea C O, Giglio L, Korontzi S, Owens J, Morisette J T, Roy D, Descloitre J,
Alleaume  S,  Petitcolin  F,  Kaufman  Y.  2002.  The  MODIS  Fire  Product. Remote Sensing of Enviroment 83: 244-262.
Lebak K. 2011. Kondisi Geografis. www.lebakkab.go.id
. [8 Januari 2012]. Lee  R.  1980.  Forest  Hydrology.  New  York:  Columbia  University  Press  dalam
Asdak  C.  2010.  Hidrologi  dan  Pengelolaan  Daerah  Aliran  Sungai. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Lee  T  S,  Najim  M  M  M,  Aminul  M  H.  2004.  Estimating  Evapotranspiration  of Irrigated Rice at the West Coast of the Peninsular of Malaysia. Journal of
Applied Irrifation Science 39 1: 103-117. Lennon  J  J,  Tunner  J  R  G.1995.  Predicting  the  Spatial  Distribution  of  Climate:
Temperature in Great Britain. Journal of Animal Ecology 64 3: 370-392.
Maeda  E  E,  Wiberg  D  A,  Pellikka  P  K  E.  2011.  Estimating  Reference Evapotranspiration  Using  Remote  Sensing  and  Empirical  Models  in  a
Region  with  Limited  Ground  Data  Availability  in  Kenya.  Applied Geography 31: 251-258.
NASA. About MODIS. www. modis.gsfc.nasa.gov
. [8 Januari 2012]. Prasasti  I,  Sambodo  K  A,  Carolita  I.  2007.  Pengkajian  Pemanfaatan  Data  Terra
MODIS  untuk  Ekstraksi  Data  Suhu  Permukaan  Lahan  SPL Berdasarkan Beberapa Algoritma. Jurnal Penginderaan Jauh 4 1: 1-8.
Rosenberg  N  J,  Blad  B  L.  Verma  S  B.  1983.  Microclimate  :  The  Biological Environment. 2
nd
Ed John Wiley and Sons, Inc. USA. Sandholt  I,  Rasmussen  K,  Andersen  J.  2002.  A  Simple  Interpretation  of  The
Surface TemperatureVegetation Index Space for Assessment of Surface Moisture Status. Remote Sensing of Environment. Vol 79: 213-224.
Team CPCI.
2012. Cold
and Warm
Episodes by
Season. www.cpc.ncep.noaa.govproductsanalysis_monitoringensostuffensoyea
rs.shtml. [8 Januari 2012].
Tomlinson C J, Chapman L, Thornes J E, Baker C. 2011. Remote Sensing Land Surface  Temperature  for  Meteorology  and  Climatology  :  a  review.
Meteorological Applications 18: 296-306. Vancutsem C, Ceccato P, Dinku T, Connor S J. 2010. Evaluation of MODIS Land
Surface Temperature Data to Estimate Air Temperature in Different Ecosystem Over Africa. Remote Sensing of Environment 114 : 449-465.
Wan Z. 2007. Collection-5 MODIS Land Surface Temperature Products User’s Guide. ICESS, University of California, Santa Barbara.
Wang  Y,  Traore  S,  Kerh  T.  2007.  Determination  of  a  Reference  Model  for Estimating  Evapotranspiration  in  Burkina  Faso.  Proceedings  of  the  6th
WSEAS  Int.  Conf.  On  Artificial  Intelligence,  Knowledge  Engineering and data Bases, Corfu Island, Greece.
Xu C Y, Singh V P. 2001. Evaluation and Generalization of Temperature Based Methods for Calculating Evaporation. Hydrol. Process 15: 305-319.
61
                