5. Jaringan jalan sarad yang terjadi pada umumnya merupakan pola jaringan jalan
sarad acak tidak sistematis 6.
Teknik penyaradan jarang menggunakan teknik whincing. Bulldozer langsung mendekati kayu yang akan disarad
7. Operator chainsaw dan operator bulldozer bekerja secara terpisah dan tidak
menggunakan peta lokasi pohon dalam kegiatan mereka 8.
Tidak ada kegiatan perbaikan terhadap kerusakan setelah pemanenan kayu.
2.3 Reduced Impact Logging
Reduced Impact Logging RIL adalah metode pemanenan kayu berdasarkan prespektif hutan dan survei hutan dalam rangka memperoleh data yang
diperlukan untuk mendesain lay out petak-petak tebang, unit-unit inventarisasi dan merencanakan operasi pemanenan kayu Elias 1998. RIL merupakan metode
pemanenan kayu yang ramah lingkungan bila dibandingkan dengan metode pemanenan kayu konvensional. Metode RIL merupakan penyempurnaanperbaikan
cara pemanenan kayu CL. RIL menekankan pada perencanaan yang mendetil dan terperinci, menggunakan teknik-teknik yang tepat pada pelaksanaan pemanenan,
melakukan pengawasan yang ketat dalam operasi pemanenan untuk meminimalkan kerusakan pada tegakan tinggal dan tanah.
Dalam penerapan konsep RIL ada enam titik krusial perbaikan teknik perbaikan pemanenan kayu Elias, 1998, sebagai berikut:
1. Perencanaan sebelum pemanenan
2. Pembukaan wilayah hutan
3. Operasi penebangan
4. Operasi penyaradan
5. Operasi pengangkutan
6. Operasi perbaikan terhadap kerusakan setelah pemanenan kayu.
Ciri-ciri adanya penerapan RIL dalam suatu FMU Forest Management Unit Elias 2002a, sebagai berikut:
1. Peta pohon dan garis kontur berskala besar yang dipakai sebagai
bahaninformasi dasar untuk mendesain rencana pemanenan kayu 2.
Peta rencana pemanenan kayu yang memuat informasi berikut:
a. Topografigaris kontur
b. Areal yang dilindungi dan dikeluarkan dari areal tebangantidak boleh
ditebang c.
Lokasiposisi pohon masak tebang, pohon inti, pohon lindung dan pohon induk
d. Jaringan jalan angkutan dan jaringan jalan sarad
e. Rencana arah penyaradan dan arah rebah pohon yang akan ditebang
3. Penggunaan peta pemanenan kayu dalam operasi penebangan dan penyaradan
4. Penebangan sesuai dengan arah rebah yang direncanakan dan menggunakan
teknik yang tepat 5.
Pembuatan jalan sarad sesuai dengan rencana 6.
Menggunakan teknik winching 7.
Koordinasi operator chainsaw, operator bulldozer, mandor, supervisor dan inspector blok secara teratur
8. Breefing rutin mengenai prosedur dan teknik penebangan
9. Menetapkan tarif upaya yang adil dan transparan.
Kelebihan metode pemanenan RIL terletak pada perencanaan yang baik yang didukung data lengkap dan akurat, pengetahuan teknik dan standar pembangunan
prasarana PWH dan teknik pemanenan kayu ramah lingkungan, serta sebab-akibat kerusakan yang mungki terjadi dan cara-cara mencegah kerusakan lingkungan yang
dapat dihindari Elias, 2008. Perbedaan antara metode pemanenan RIL dan CL dapat seperti disajikan
pada Tabel 1.
Tabel 1 Perbedaan metode pemanenan RIL dan CL
No. Kegiatan
RIL CL
1. Perencanaan
a. Sebelum perencanaan penebangan
1 Inventarisasi hutan sebelum penebangan
2 Pemetaan kontur dan pohon
b. Penataan zona penebangan
1 Penataan areal produksi kayu
2 Manajemen areal non produksi kayu
c. Perencanaan penebangan
Perencanaan jalan 1
Pembuatan rencana penebangan 2
Operasi sebelum penebangan 3
Persiapan lapangan sebelum penebangan Ada
Ada
Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
2. Operasi penebangan
a. Supervisi operasi pembalakan
1 Supervisor produksi dan inspektur blok
2 Mandor
3 Penebang dan helper
4 Operator bulldozer dan helper
b. Operasi penebangan
1 Pemeriksaan chainsaw
2 Pembukaan TPn dan jalan sarad
3 Penebangan
a Sesuai perencanaan pada peta
b Pemeriksaan keadaan lokasi penebangan
c Penentuan arah rebah pohon, pembuatan jalur
penyelamatan dan pemberi peringatan d
Pembersihan batang dari cabang dan pemotongan tajuk pohon
e Pengukuran dan pemotongan batang
Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Ada
Ada Tidak ada
Tidak ada Ada
Tidak ada Ada
Ada
No. Kegiatan
RIL CL
f Memasang nomor pohon pada tunggak dan pada
ujung bontos g
Membuka jalur winching h
Menuju pohon lain yang akan ditebang
c. Operasi penyaradan
1 Pemeriksaan bulldozer
2 Pembuatan TPn dan jalan sarad
3 Operasi penyaradan
d. Operasi di TPn
Ada Ada
Ada
Ada Ada
Ada Ada
Ada Tidak ada
Ada
Ada Tidak ada
Ada Ada
3. Pemeliharaan
a. Pemeliharaan dan servis
1 Pemeliharaan peralatan bergerak
2 Pemeliharaan gedung bahan bakar dan oli
3 Servis lapangan
4 Pembuangan sampah dan limbah beracun
b. Kesehatan camp
Pemeliharaan persediaan air, genangan air dan fasilitas tambahan
c. Keselamatan kerja
Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Ada
4. Pasca pemanenan
a. Penutupan jalan
b. Penutupan jalan sarad
c. Penutupan penyeberanagan sementara
d. Penutupan jalan tambang
e. Penutupan TPn
f. Penutupan camp dan bengkel
g. Pemeliharaan rutin
Ada Ada
Ada Ada
Ada Ada
Ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Sumber: Nugraha et al. 2007 dan Elias 1998
2.4 Kerusakan Tegakan Tinggal