47
III. METODOLOGI PENELITAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Dalam  membangun  model  persediaan  buah  segar,  hal  yang  dijadikan pertimbangan  adalah  aspek  perishability  dari  buah  tersebut.  Menurut  Kader
2002,  pada  rantai  pasok  buah  segar,  pasar  lebih  menekankan  pada  penampilan visual  dan  umur  simpannya.  Kriteria  mutu  kritis  yang  menentukan  penampilan
visual  adalah  tingkat  kesegaran  freshness.  Kays  1991  menerangkan  bahwa freshness  pada  buah  segar  semakin  menurun  dengan  semakin  menurunnya  mutu
buah. Semakin menurunnya freshness, menyebabkan semakin menurun pula umur simpan dan tingkat penerimaan konsumen terhadap mutu buah. Secara kuantitatif,
parameter yang mencerminkan freshness buah adalah susut bobot, kekerasan, dan perubahan  warna.  Kekerasan  dan  perubahan  warna  merupakan  parameter  mutu
kritis  yang  menggambarkan  penurunan  mutu,  sehingga  dapat  dikatakan  bahwa penurunan mutu dan susut bobot merupakan cerminan freshness buah.
Karena itu, pengembangan model persediaan buah segar pada penelitian ini dilakukan dengan
memperhatikan aspek biaya akibat penurunan mutu dan biaya susut bobot. Bagian  yang  diperhatikan  dalam  penelitian  ini  adalah  :  sisi  pemasok  yang
direpresentasikan  oleh  Gabungan  Kelompok  Tani  Gapoktan  serta  sisi agroindustri  yang  direpresentasikan  oleh  eksportir  yang  menyalurkan  buah
mangga gedong gincu dari Kabupaten Cirebon ke negara tujuan konsumen. Pada sisi  eksportir,  hal  yang  perlu  dikaji  adalah  berkaitan  dengan  pengendalian
persediaan  buah  mangga  gedong  gincu  di  tingkat  eksportir.  Produksi  buah mangga  adalah  musiman  Oktober-Desember.  Sebagai  buah  dengan  pola
respirasi  klimakterik,  mangga  gedong  gincu  akan  terus  mengalami  penurunan mutu  sehingga  mempunyai  umur  simpan  terbatas.  Karena  itu,  diperlukan
teknologi  penanganan  pascapanen  untuk  menunda  penurunan  mutu  mangga. Dengan  adanya  teknologi  penyimpanan,  mangga  gedong  gincu  diharapkan  dapat
disimpan lebih lama. Pada tahap ini keputusan yang diperlukan meliputi : jumlah mangga  gedong  gincu  yang  dapat  disimpan  jika  digunakan  input  teknologi
penyimpanan dengan objektif minimasi total biaya
48 Dalam  penelitian  ini,  teknologi  pascapanen  yang  digunakan  adalah
teknologi  penyimpanan  dingin  yang  dilakukan  oleh  Broto  2003  dan  Rizkia 2004  untuk  memperpanjang  umur  simpan  mangga  gedong  gincu.  Dari  hasil
penelitian  Broto  2003,  mangga  gedong  gincu  yang  disimpan  pada  suhu  10
o
C dapat bertahan sampai 28 hari, sedangkan hasil penelitian Rizkia 2004, mangga
gedong gincu yang dismpan pada suhu 13
o
C dapat bertahan sampai 21 hari. Data umur  simpan  tersebut  kemudian  dialirkan  ke  dalam  pengembangan  model
persediaan di tingkat eksportir mangga gedong gincu. Diagram  kerangka  pemikiran  dalam  penelitian  dapat  dilihat  pada
Gambar 10.
Gapoktan Pedagang
pengumpul besar eksportir
Konsumen
· Dengan sortasi dan
grading ·
Dengan sortasi dan grading
· Jumlah pemesanan
optimal jika tanpa input teknologi
penyimpanan ·
Jumlah pemesanan optimal jika ada
input teknologi penyimpanan
· Jumlah permintaan
Petani
Model sistem persediaan Di tingkat eksportir
Gambar 10.   Kerangka pemikiran
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Model  yang  dihasilkan  dalam  penelitian  ini  divalidasi  pada  objek  yang sesuai dengan ruang lingkup dan batasan penelitian. Model divalidasi pada sebuah
perusahaan  eksportir  mangga  gedong  gincu  di  daerah  Cirebon,  kebun  mangga milik  petani  anggota  Kelompok  Tani  Buah  KTB  yang  telah  terdaftar  sebagai
kebun  penerapan  GAP  dan  SOP,  serta  gapoktan  di  desa  Sedong  Lor  Kecamatan Sedong  Kabupaten  Cirebon.  Pengumpulan  data,  informasi  dan  diskusi  dengan
narasumber  yang  terkait  dilaksanakan  bulan  Juli  -  Agustus  2010  dan September - Nopember 2011.
49 3.3. Teknik-teknik yang Digunakan
Penelitian  ini  menggunakan  berbagai  teknik  untuk  mencapai  tujuan  yang telah ditetapkan. Prakiraan penjualan ekspor mangga gedong gincu menggunakan
teknik  Autoregressive  Integrated  Moving  Average  ARIMA.  Hasil  prakiraan permintaan  eskpor  mangga  gedong  gincu  akan  menjadi  masukan  pada
pengendalian  persediaan.  Pengendalian  persediaan  mangga  gedong  gincu  untuk ekspor dimodelkan secara matematik sebagai abstraksi sistem persediaan dengan
mempertimbangkan aspek penurunan mutu dan susut bobot buah.
3.4. Pengumpulan Data dan Informasi
Data  adalah  fakta  yang  diketahui  dan  digunakan  untuk  perhitungan, sedangkan informasi adalah pengetahuan seseorang berdasarkan pengalaman dan
pendidikannya  Hussey  dan  Hussey,  1997.  Dalam  penelitian  ini,  data  diperoleh dari  laporan  yang  dimiliki  eksportir,  dinas  pertanian,  dan  petanigapoktan,
sedangkan  informasi  diperoleh  dari  pendapat  dan  pengetahuan  manajer perusahaan eksportir dan petanigapoktan.
Data  yang  dibutuhkan  dalam  penelitian  ini  terdiri  dari  data  primer  dan sekunder.  Pengumpulan  data  primer  dilakukan  dengan  cara  wawancara  langsung
ke  lapangan  untuk  mengetahui  segala  sesuatu  yang  berkaitan  dengan  topik penelitian.  Data  sekunder  dikumpulkan  melalui  desk  research  yaitu  dengan
menelusuri  kembali  berbagai  literatur  yang  berkaitan  dengan  topik  penelitian, berupa hasil penelitian sebelumnya dan berbagai publikasi lainnya jurnal ilmiah,
buletin, dan buku. Data yang dikumpulkan adalah  : data historis penjualan pada eksportir,  data  historis  hasil  panen  pada  petani,  umur  simpan  buah  mangga
gedong  gincu  segar  pada  suhu  ruang,  umur  simpan  buah  mangga  gedong  gincu akibat  adanya  teknologi  pascapanen,  dan  data  yang  berkaitan  dengan  proses
pemanenan,  dan  penyimpanan.  Data  umur  simpan  yang  digunakan  adalah  data hasil penelitian Broto 2003 dan Rizkia 2004 yaitu  28 hari pada suhu 10
o
C dan 21 hari pada suhu 13
o
C.
50
3.5. Tahapan penelitian
Diagram  alir  tahapan  penelitian  dapat  dilihat  pada  Gambar  11.  Tahapan penelitian yang dilakukan sebagai berikut :
1.  Mempelajari  sistem  persediaan  mangga  gedong  gincu  melalui  diskusi pendahuluan  dengan  beberapa  pihak  yang  memahami  komoditas  mangga
gedong  gincu.  Selain  itu,  dilakukan  studi  pustaka  yang  berhubungan  dengan komoditas  mangga  gedong  gincu  dan  metoda-metoda  yang  bisa  digunakan
dalam  menyelesaikan  model  persediaan  untuk  komoditas  yang  mudah  rusak perishable.
2.  Pengumpulan berbagai data dan informasi. 3.  Pemodelan  yaitu  mendeskripsikan  fenomena  ke  dalam  formulasi  matematika.
Setelah  mengetahui  prakiraan  penjualan  ekspor  mangga  gedong  gincu,  tahap selanjutnya  adalah  pemodelan  persediaan  di  tingkat  eksportir  dengan
mengintegrasikan  model  laju  penurunan  mutu  karena  adanya  teknologi penyimpanan  ke  dalam  model  persediaan  untuk  produk  perishable  yang
dikembangkan  dari  model  persediaan  EOQ.  Model  persediaan  buah  mangga gedong gincu dirumuskan melalui proses kreatif berdasarkan kondisi nyata.
4.  Verifikasi  model  menggunakan  data  dari  objek  studi  kasus. Nilai-nilai  yang
dihasilkan  model  akan  diperiksa  kesesuaiannya  berdasarkan  logika  dan  kerja komputasi.
5.  Validasi  model  untuk  mendapatkan  keabsahan  dan  keyakinan  bahwa  model mampu bekerja sesuai kebutuhan.
3.6. Verifikasi dan Validasi Model
Verifikasi  dan  validasi  model  adalah  bagian  dari  proses  pengembangan model agar  model  dapat  diterima  dan  digunakan  untuk  mendukung  pengambilan
keputusan.  Tujuan  verifikasi  dan  validasi  adalah  memeriksa  kesesuaian  model dengan  teori-teori  dan  konsep-konsep  yang  diterapkan  dengan  sistem  nyata.
Verifikasi  adalah  proses  untuk  memastikan  bahwa  model  yang  dikembangkan sudah bekerja dengan benar, sedangkan validasi adalah proses untuk memastikan
bahwa  model  memenuhi  kebutuhan  yang  diharapkan  dari  segi  metoda  yang digunakan  dan  hasil  yang  diperoleh.  Setelah  dilakukan  verifikasi  untuk
51 mengetahui  kebenaran  kerja  model,  selanjutnya  dilakukan  validasi  untuk
mengetahui kesesuaian model terhadap peruntukannya Carson, 2002. Dalam  proses  verifikasi,  dilakukan  pemeriksaan  apakah  logika  operasional
model  sesuai  dengan  logika  diagram  alur  untuk  memastikan  bahwa  model terbebas  dari  kekeliruan  proses  logis  logical  errors  sehingga  dapat  berfungsi
sebagaimana  dikehendaki.  Dalam  pengembangan  model  persediaan  mangga gedong  gincu,  dilakukan  verifikasi  untuk  mendapatkan  relevansi  asumsi-asumsi
dan  teori-teori  yang  digunakan  dalam  memodelkan  sistem  persediaan  yang  telah diwujudkan dalam bentuk persamaan atau pertidaksamaan. Teknik verifikasi yang
digunakan adalah menelusuri apakah konsistensi pemakaian relasi dan fungsi pada model  telah  sesuai  dengan  aturan  matematik  dan  menggambarkan  fungsi  dari
variabel  keputusan  serta  dengan  cara  menelusuri  kesesuaian  dimensi  elemen- elemen dalam model yang dikembangkan.
Validasi model  dilakukan  setelah  proses verifikasi.  Model  persediaan  yang dikembangkan  dalam  penelitian  ini  divalidasi  dengan  teknik  face  validity  yaitu
dengan  cara  bertanya  pada  orang  yang  mempunyai  pengetahuan  dalam  sistem persediaan  mangga  gedong  gincu  tentang  kesesuaian  model  dan  kondisi
sebenarnya.