Manajemen Persediaan Mangga Gedong Gincu di Tingkat Eksportir

95 Penyimpanan dingin juga dapat memperlambat laju transpirasi yang dapat mengurangi laju kecepatan susut bobot buah. Hasil penelitian Rizkia 2004, penyimpanan dingin pada pada suhu 13 C, mangga gedong gincu mengalami susut bobot lebih kecil yaitu 0,59 dibandingkan pada penyimpanan suhu ruang yaitu 4,15. Keluaran model juga memperlihatkan bahwa biaya pesan pada penyimpanan suhu ruang lebih tinggi daripada penyimpanan suhu dingin suhu 13 o C dan suhu 10 o C. Karena umur simpan mangga gedong gincu yang terbatas, eksportir akan melakukan pesanan lebih sering untuk memenuhi permintaan importir. Adanya input teknologi pascapanen berupa penyimpanan dingin untuk memperpanjang umur simpan buah memberikan kemungkinan eksportir dapat mengurangi frekuensi pemesanan dengan melakukan jumlah pesanan lebih banyak untuk menjaga persediaannya. Jumlah frekuensi pemesanan Q optimum selama periode musim panen Oktober sampai Desember untuk suhu ruang, suhu 13 o C, dan suhu 10 o C berturut-turut adalah 496, 248, dan 213 kali pesan. Untuk memperlihatkan lebih jelas pengaruh teknologi penyimpanan dingin terhadap sistem persediaan mangga gedong gincu untuk ekspor, maka dialirkan berbagai skenario Q jumlah buah yang dipesan ke dalam model seperti yang disajikan pada Tabel 17 dan 18 serta Gambar 29, 30, 31, dan 32. Tabel 17. Keluaran Model Dengan Skenario Q = 1,2 Ton Pada Berbagai Skenario Suhu Penyimpanan Komponen Suhu ruang Suhu 13 o C Suhu 10 o C C st Rp 931.538 1.973.369 2.298.990 C p Rp 50.082.533 50.082.533 42.927.886 C pbt Rp 125.702.270 36.432.633 42.464.067 C pmt Rp 4.256.547.749 2.647.083.437 2.647.083.437 TC Rp 4.433.264.090 2.735.572.000 2.734.774.382 Q ton 1,2 1,2 1,2 96 Gambar 29. Grafik komponen biaya dalam sistem persediaan mangga gedong gincu saat Q = 1,2 ton pada berbagai skenario suhu penyimpanan Gambar 30. Grafik total biaya dalam sistem persediaan mangga gedong gincu saat Q = 1,2 ton pada berbagai skenario suhu penyimpanan 931.538 1.973.369 2.298.992 - 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 Suhu Ruang Suhu 13oC Suhu 10oC Ru p ia h Biaya Simpan skenario Q =1,2 ton 50.082.533 50.082.533 42.927.886 - 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000 70.000.000 80.000.000 90.000.000 Suhu Ruang Suhu 13oC Suhu 10oC Ru p ia h Biaya Pesan skenario Q = 1,2 ton 125.702.270 36.432.633 42.464.067 - 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000 70.000.000 80.000.000 90.000.000 100.000.000 110.000.000 120.000.000 130.000.000 Suhu Ruang Suhu 13oC Suhu 10oC Ru p ia h Biaya Susut Bobot skenario Q =1,2 ton 4.256.547.749 2.647.083.437 2.647.083.437 - 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 Suhu Ruang Suhu 13oC Suhu 10oC Ru p ia h Biaya Penurunan Mutu skenario Q=1,2 ton - 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 Suhu Ruang Suhu 13oC Suhu 10oC Ru p ia h Total Biaya skenario Q=1,2 ton Suhu ruang Suhu 13 C Suhu 10 o C Suhu ruang Suhu 13 C Suhu 10 o C Suhu ruang Suhu 13 C Suhu 10 o C Suhu ruang Suhu 13 C Suhu 10 o C Suhu ruang Suhu 13 C Suhu 10 o C 97 Tabel 18. Keluaran Model Dengan Skenario Q = 1,4 Ton Pada Berbagai Skenario Suhu Penyimpanan Komponen Suhu ruang Suhu 13 o C Suhu 10 o C C st Rp 1.081.388 2.299.563 2.679.933 C p Rp 42.927.886 50.082.533 42.927.886 C pbt Rp 146.165.901 27.363.764 31.901.461 C pmt Rp 4.256.547.749 2.524.286.489 2.524.286.489 TC Rp 4.446.722.925 2.604.032.350 2.601.795.769 Q ton 1,4 1,4 1,4 Gambar 31. Grafik komponen biaya dalam sistem persediaan mangga gedong gincu saat Q = 1,4 ton pada berbagai skenario suhu penyimpanan 1.081.388 2.299.563 2.679.933 - 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 Suhu Ruang Suhu 13oC Suhu 10oC Ru p ia h Biaya Simpan skenario Q=1,4 ton 42.927.886 50.082.533 42.927.886 - 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000 70.000.000 80.000.000 90.000.000 Suhu Ruang Suhu 13oC Suhu 10oC Ru p ia h Biaya Pesan skenario Q=1,4 ton 146.165.901 27.363.764 31.901.461 - 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000 70.000.000 80.000.000 90.000.000 100.000.000 110.000.000 120.000.000 130.000.000 140.000.000 150.000.000 Suhu Ruang Suhu 13oC Suhu 10oC Ru p ia h Biaya Susut Bobot skenario Q =1,4 ton 4.256.547.749 2.524.286.489 2.604.032.350 - 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 4.000.000.000 4.500.000.000 5.000.000.000 Suhu Ruang Suhu 13oC Suhu 10oC Ru p ia h Biaya Penurunan Mutu Suhu ruang Suhu 13 C Suhu 10 o C Suhu ruang Suhu 13 C Suhu 10 o C Suhu ruang Suhu 13 C Suhu 10 o C Suhu ruang Suhu 13 C Suhu 10 o C 98 Gambar 32. Grafik total biaya dalam sistem persediaan mangga gedong gincu saat Q = 1,4 ton pada berbagai skenario suhu penyimpanan Dari Tabel 17 dan Tabel 18, dapat dilihat bahwa pada kondisi Q yang sama untuk semua skenario suhu penyimpanan, total biaya persediaan pada suhu penyimpanan dingin lebih rendah daripada suhu ruang yaitu berkisar antara 38 - 41 . Penghematan total biaya persediaan tersebut terjadi karena penghematan biaya akibat penurunan mutu sebesar 38-42 dan penghematan biaya akibat susut bobot sebesar dan 60-71 . Pada teknologi penyimpanan dingin buah segar, laju respirasi dan transpirasi akan lebih lambat atau lebih rendah dengan semakin rendahnya suhu penyimpanan sehingga dapat memperkecil tingkat kerusakan buah. Walaupun perbedaan TC persediaan pada suhu 13 o C dengan TC persediaan pada suhu 10 o C adalah relatif kecil, tetapi secara agregat penyimpanan pada suhu 10 o C memiliki TC yang lebih efisien daripada penyimpanan pada suhu 13 o C. Selain itu, penyimpanan pada suhu 10 C memberikan kelebihan berupa umur simpan menjadi lebih panjang yaitu 28 hari bila dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu 13 o C yaitu 21 hari. Saat ini, eksportir mengekspor mangga gedong gincu 2-3 kali dalam seminggu dengan kapasitas  4 ton per sekali kirim. Berbagai performa persediaan mangga gedong gincu di tingkat eksportir berdasarkan keluaran model persediaan yang dikembangkan terhadap Q optimum mangga yang dipesan eksportir ke pemasok dapat dilihat pada Tabel 19 4.446.722.925 2.604.032.350 2.601.795.769 - 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 4.000.000.000 4.500.000.000 5.000.000.000 Suhu Ruang Suhu 13oC Suhu 10oC Ru p ia h Total Biaya skenario Q=1,4 ton Suhu ruang Suhu 13 C Suhu 10 o C 99 Tabel 19. Performa Persediaan Mangga Gedong Gincu Berdasarkan Keluaran Model Persediaan Terhadap Q Optimum Hari ke- Q suhu ruang= 0,6 ton Q suhu 13 o C= 1,2 ton Q suhu 10 o C= 1,4 ton 1 0,6 1,2 1,4 2 1,2 2,4 2,8 3 1,8 Harus dikeluarkan dari gudang 3,6 4,2 Kirim 4 ton Sisa lot hari-1 0,2 ton 4 2,4 4,8 Kirim 4,ton sisa lot hari-1 0,8 ton 1,6 5 3,0 2,0 3 6 3,6 rusak 3,2 4,4 Kirim 4 ton Lot hari-1 habis Sisa lot hari-4 0,4 ton 7 4,4 Kirim 4 ton, lot hari-1 habis sisa lot hari-5 0,4 ton 1,8 8 1,6 3,2 9 2,8 4,6 Kirim 4 ton Lot hari-4 habis Sisa lot hari-70,6 ton 10 4,0 Kirim 4 ton Lot hari-5 habis 2 11 1,2 3,4 12 2,4 4,8 Kirim 4 ton Lot hari 7 habis Sisa lot hari 10 0,8 ton 13 3,6 2,2 14 4,8 Kirim 4 ton Sisa lot hari-11 0,8 ton 3,6 15 2,0 5,0 Kirim 4 ton Lot hari-10 habis Sisa lot hari-14 1 ton 16 3,2 2,4 17 4,4 Kirim 4 ton Lot hari-11 habis Sisa lot hari 15 0,4 ton 3,8 18 1,6 5,2 Kirim 4 ton Lot hari-14 habis Sisa lot hari-16 1,2 ton 19 2,8 2,6 20 4,0 Kirim 4 ton Lot hari-5 habis 4 21 1,2 1,4 22 2,4 2,8 23 3,6 4,2 Kirim 4 ton Lot hari-16 habis Sia lot hari-19 0,2 ton 24 4,8 Kirim 4 ton Sisa lot hari 21 0,8 ton 1,6 25 2 3 26 3,2 4,4 Kirim 4 ton Lot hari-19 habis Sisa lot hari-24 0,4 T 27 4,4 Kirim 4 ton Lot hari-21 habis 1,8 28 29 100 Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa performa persediaan pada suhu ruang memberikan kesempatan eksportir melakukan pengiriman sebanyak 4 ton pada lot hari ke-7. Persediaan yang dikembangkan membatasi umur simpan di gudang eksportir adalah maksimum 4 hari sebelum umur simpan berakhir hari ke dua pada penyimpanan suhu ruang, hari ke-19 pada penyimpanan 13 o C, dan hari ke- 24 pada penyimpanan suhu 10 o C. Pertimbangannya adalah bahwa, waktu pengiriman ke negara tujuan dengan adanya teknologi penyimpanan mangga adalah 1 hari dengan pesawat udara sehingga saat sampai di negara tujuan, mangga masih mempunyai umur simpan 3-4 hari. Dari hasil penelitian Broto 2003 dan Rizkia 2004, mangga yang disimpan pada suhu 13 dan 10 o C masih baik dan dapat matang dengan baik 4-6 hari setelah dikeluarkan pada suhu ruang. Penggunaan teknologi penyimpanan mangga gedong gincu, di tingkat eksportir, memungkinkan eksportir dapat menjaga tingkat pelayanan kepada konsumen baik dari segi mutu, maupun kemampuan eksportir memenuhi permintaan importir. Hal ini diharapkan dapat berdampak pada peningkatan daya saing eksportir mangga gedong gincu. 6.2. Manajemen Persediaan Mangga Gedong Gincu di Tingkat Gapoktan Dalam hal eksportir mangga gedong gincu membuat kebijakan dalam sistem persediannya, maka tidak terlepas dari kemampuan pemasok untuk memenuhi pesanan eksportir. Pada kasus penelitian ini, eksportir memesan mangga gedong gincu pada gapoktan yang telah terikat perjanjian antara eksportir dan gapoktan dimana gapoktan harus memenuhi pesanan eksportir dalam satu periode musim panen. Gapoktan mangga gedong gincu merupakan pedagang pengumpul yang menampung mangga dari petani anggotanya. Khusus untuk mangga gedong gincu ekspor, ada persyaratan bahwa mangga harus berasal dari kebun mangga yang telah terdaftar di Departemen Pertanian sebagai kebun yang telah menerapkan GAPSOP. Jadi, tidak semua petani anggota memenuhi persyaratan menjadi pemasok mangga gedong gincu. Pasokan mangga gedong gincu juga masih terbatas karena masih terbatasnya produksi mangga gedong gincu yang dapat memenuhi kualitas ekspor. Selain itu, terbatasnya pasokan juga karena masih terbatasnya jumlah petani yang 101 kebunnya terdaftar sebagai kebun penerapan GAPSOP. Negara importir menginginkan mangga yang diimpor harus dapat ditelusuri asal usulnya traceability. Konsekuensinya, mangga yang dikirim adalah mangga yang berasal dari kebun terdaftar penerapan GAPSOP. Saat ini penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon, jumlah petani yang kebunnya terdaftar sebagai kebun penerapan GAPSOP masih terbatas Lampiran 4. Kemampuan Kelompok Tani Buah KTB yang menyediakan pesanan gapoktan dapat dilihat pada Tabel 20. Karena petani juga sudah terikat kontrak pemenuhan pesanan di tingkat gapoktan, maka petani berusaha memenuhi pesanan dengan cara mencari mangga dari petani mangga gedong gincu lainnya Tabel 20. Data Pesanan dan Pengiriman Mangga Gedong Gincu Dari Gapoktan ke Eksportir No Tanggal Pengiriman Volume Tambahan Keterangan Pesanan Kg Pengiriman Kg 1 02112011 1000 700 300 petani 2 04112011 1000 1000 3 06112011 700 500 200 petani 4 08112011 1000 1000 5 14112011 800 600 200 6 18112011 1000 1000 7 22112011 1000 1000 8 28112011 600 500 100 petani 9 02122011 500 500 10 04122011 500 500 11 08122011 500 300 200 petani 12 14122011 500 350 150 petani 13 18122011 1000 1000 14 22122011 800 600 200 TOTAL 10900 9550 1350 Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa pada minggu pertama November, gapoktan mampu memenuhi pesanan per dua hari dengan jumlah pengiriman 500-1000 kg, dan pada Minggu kedua, gapoktan mampu memenuhi permintaan sebanyak satu kali. Pada minggu ketiga, gapoktan mampu memenuhi pesanan sebanyak dua kali dan sebanyak satu kali pada minggu keempat. Performa pemenuhan pesanan tersebut terjadi karena waktu pemanenan mangga gedong untuk ekspor harus menunggu sampai tingkat kematangan 80-85 . Dengan 102 pengaturan pemanenan yang lebih baik, maka secara rata-rata gapoktan akan mampu memenuhi permintaan dengan interval empat hari, namun dengan jumlah sekitar 700 kg 0,7 ton. Berdasarkan kemampuan rata-rata tersebut disusun perencanaan kebutuhan buah mangga di tingkat gapoktan yang disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. Perencanaan Kebutuhan Buah Mangga Di Tingkat Gapoktan Untuk Pemenuhan Pesanan Eksportir Sebanyak 1,4 Ton Per Hari KTB Hari pengiriman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 A B C D D E F G Untuk tujuan pemenuhan kebutuhan eksportir, maka gapoktan dapat melakukan perbaikan penanganan pascapanen sesuai SOP mangga gedong gincu di sepanjang rantai pasoknya, mulai dari kebun sampai pada pengiriman ke gudang eksportir. Berbagai penanganan pascapanen yang dapat dilakukan di tingkat petani misalnya dengan penghilangan panas lapang untuk menekan terjadinya susut bobot buah, menjaga kulit buah dari aliran getah dengan cara menyisakan tangkai 1-2 cm saat pemetikan. Selain itu, diperlukan juga upaya meminimalisasi tingkat kerusakan mekanis selama penanganan dan saat tranportasi dengan cara menerapkan manajemen fresh handling penanganan segar, misalnya pengaturan tumpukan buah dalam keranjang, pengaturan tumpukan kemasan serta jenis dan cara pengemasan mulai dari kebun sampai ke gudang eksportir sehingga diharapkan dapat mengurangi tingkat kerusakan buah tidak bertangkai, luka memarbenturan, luka gesekan saat tiba di gudang eksportir.

VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan

Hasil yang telah dicapai dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Anggota rantai pasok mangga gedong gincu di tingkat eksportir terdiri dari petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Buah KTB, gapoktan, dan eksportir. Eksportir melakukan pemesanan mangga gedong gincu ke gapoktan yang telah terikat kontrak kerjasama dengan eksportir untuk menyediakan pesanan eksportir selama periode musim panen Oktober-Desember. Gapoktan berfungsi sebagai gudang penampungan sementara hasil panen dari kebun petani yang tergabung dalam KTB yang kebunnya telah terdaftar penerapan GAPSOP, sedangkan eksportir berfungsi sebagai gudang penyimpanan persediaan sebelum diekspor. Eksportir mengekspor mangga gedong gincu 2-3 kali seminggu dengan kapasitas  4 ton per sekali kirim. 2. Karena kemampuan gapoktan menyediakan pasokan mangga gedong gincu untuk eksportir masih terbatas, maka eksportir memerlukan waktu tunggu untuk memenuhi target volume minimal pengiriman. Terbatasnya pasokan mangga dari gapoktan karena terbatasnya produksi mangga gedong gincu yang dapat memenuhi kualitas ekspor dan terbatasnya jumlah kebun petani yang terdaftar GAPSOP. Dari total jumlah mangga yang dikirim gapoktan ke gudang eksportir, hanya 29,1 - 50,5 yang bisa diekspor karena selama tranportasi dari gapoktan ke gudang eksportir mengalami kerusakan mekanis berupa 2,1 - 6,4 buah tidak bertangkai; 9,4 - 19,2 luka memarbenturan; dan 15,2 - 31,9 luka gesekan. 3. Model persediaan yang dikembangkan dalam sistem persediaan di tingkat eksportir terdiri dari elemen biaya simpan, biaya pesan, biaya penurunan mutu dan biaya susut bobot. Model dapat digunakan eksportir untuk menentukan jumlah pesanan optimal gedong gincu dengan memperhatikan aspek penurunan mutu dan susut bobot selama periode persediaan. Berdasarkan keluaran model, jumlah pemesanan optimum oleh eksportir ke 104 gapoktan untuk penyimpanan suhu ruang, suhu 13 o C dan suhu 10 o C, masing-masing adalah 0,6 ton per hari; 1,2 ton per hari; dan 1,4 ton per hari. 4. Bila dibandingkan antara performa komponen biaya persediaan pada penyimpanan ruang dengan performa komponen biaya persediaan pada penyimpanan suhu dingin, maka walaupun terjadi kenaikan biaya simpan sebesar 52,8, tetapi secara keseluruhan terjadi penghematan total biaya persediaan sebesar 38 – 41. Penghematan total biaya persediaan tersebut terjadi karena penghematan biaya akibat penurunan mutu sebesar 38-42 dan penghematan biaya akibat susut bobot sebesar 60-71 . Walaupun perbedaan TC persediaan pada suhu 13 o C dengan TC persediaan pada suhu 10 o C, relatif kecil, tetapi secara agregat, penyimpanan pada suhu 10 o C memiliki TC yang lebih efisien daripada penyimpanan pada suhu 13 o C. Selain itu, penyimpanan pada suhu 10 o C memberikan kelebihan berupa umur simpan menjadi lebih panjang yaitu 28 hari bila dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu 13 C yaitu 21 hari. 5. Untuk memenuhi kebutuhan eksportir mangga gedong gincu, gapoktan melakukan perencanaan kebutuhan mangga melalui pengaturan waktu panen petani Kelompok Tani Buah KTB. Dengan kemampuan petani KTB yang hanya bisa menyediakan mangga gedong gincu kualitas ekspor sebanyak 0,7 ton per empat hari, maka gapoktan mengatur kebutuhan eksportir mangga gedong gincu sebanyak 1,4 ton per hari dengan cara melibatkan dua KTB, masing-masing KTB 0,7 ton per hari.

7.2. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk tujuan penetapan jumlah pemesanan optimum mangga gedong gincu di tingkat eksportir, pada pengembangan model persediaan selanjutnya perlu mempertimbangkan aspek kerusakan mangga gedong gincu selama transportasi dan mengintegrasikan model persediaan mangga gedong gincu di tingkat eksportir dengan model persediaan mangga gedong gincu pada pelaku rantai pasok yang lain yaitu gapoktan dan petani. 105 2. Dalam mempertahankan mutu hasil panen sesuai syarat mutu untuk buah ekspor, petani dan gapoktan yang terlibat dalam rantai pasok mangga gedong gincu untuk ekspor perlu melakukan penanganan pascapanen sesuai dengan SOP Standard Operational Procedure mangga gedong gincu ekspor dan melakukan upaya-upaya mempertahankan mutu hasil panen. 3. Dukungan kebijakan dari Pemerintah Daerah dan instansi pembina dalam lingkup Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada rantai pasok mangga gedong gincu untuk ekspor perlu terus dilakukan melalui : a pengembangan luas areal tanaman, b memfasilitasi penyediaan bibit mangga gedong gincu yang bersertifikat, c memfasilitasi pengadaan ruang penyimpanan, transportasi, dan peralatan pascapanen yang memadai di sentra produksi mangga gedong gincu sehingga penerapan GAPSOP mangga gedong gincu dapat dilaksanakan dengan baik, d melakukan pembinaan kebun buah mangga gedong gincu dalam upaya penambahan kebun mangga gedong gincu yang terdaftar sebagai kebun yang telah menerapkan GAPSOP. Dengan demikian, hasil panen dari kebun tersebut dapat memenuhi syarat untuk ekspor sehingga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas mangga gedong gincu untuk ekspor sekaligus juga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen luar negeri terhadap mutu buah yang diekspor, e melakukan pembinaan pada pelaku usaha mangga gedong gincu untuk mendapatkan sertifikasi Prima sebagai upaya pengakuan bahwa hasil panen yang dihasilkan atau yang ditangani telah memenuhi syarat yang ditetapkan sesuai sistem jaminan mutu hasil pertanian, serta f terus melakukan pengembangan teknologi penanganan pascapanen dalam upaya mempertahankan mutu magga gedong gincu selama persediaan di sepanjang rantai pasok mangga gedong gincu. 4. Dengan adanya teknologi pembungaan, maka petani dapat melakukan panen di luar musim panen, sehingga dalam penelitian lebih lanjut perlu dikembangkan model perencanaan persediaan mangga gedong gincu di tingkat eksportir pada periode perencanaan off –season di luar musim panen. 106 DAFTAR PUSTAKA Ahumada, O. and Villalobos, J.R. 2009. Application of planning models in the agri-food supply chain: A review. European Journal of Operational Research.195:1-20. Assauri, S. 1993. Manajemen Produksi.Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta. Anshari S. 2006. Meningkatkan Keunggulan Buah-buahan Tropis. Andi, Yogyakarta Arauz, L. 2000. Mango anthracnose: Economi impact and current options for integrated management. Plant Disease.84: 600-611. Bai, R. and Kendall, G. 2008.A model for fresh produce shelf-space allocation and inventory management with freshness-condition-dependent demand. INFORMS Journal of Computing. 20 :78-85. Bai, R., Burke, E.K., and Kendall, G.2008. Heuristic,meta-heuristic and hyper- heuristic approaches for fresh produce inventory control and shelf space allocation. Journal of Operation Research Society. 59 :1387-1397. Badan Pusat Statistik BPS. 2010. BPS, Indonesia. Broto, W. 2003. Mangga, Budi Daya, Pascapanen dan Tataniaganya. Agromedia Pustaka, Jakarta. Broekmeulen, R.A.C.M. and Donselaar, K.H. 2009. A heuristic to manage perishable inventory with batch ordering, positive lead-times, and time- varying demand. Computers and Operations Research. 36 : 3013 -3018. Carson, J.S.2002. Model Verivcation and Validation. Di dalam : Yucesan E, Chen C-H, Snowdon L, Charnes JM, editor. Proceeding of the 2002 Winter Simulation Conference:52-58. Chande, A., Hemachandra, N., and Rangaraj, N. 2003.Fixed Life Perishable Inventory Problem and Approximation under Price Promotion. Industrial Engineering and Operations Research Programme IIT Bombay, Mumbai, India. Codex Alimentarius. Codex Standard for Mangoes Codex STAN 184-1993. http:www.codexalimentarius.orgstandardslist-of-standardsenCSX 184e.pdf. Diunduh 2 Februari 2012. Dewandari, K.T., Mulyawanti,I., dan Setyabudi, D.A. 2009. Konsep SOP Untuk Penanganan Pascapanen Mangga Cv. Gedong Untuk Tujuan Ekspor.