Periode Manajemen Tahun 2009-sekarang

ini untuk menjaga kualitas di tingkat penyadap serta permintaan pembeli. Tujuan berikutnya untuk meningkatkan harga jual agar harga tidak rendah. Namun proporsi penerimaan getah masih lebih rendah dibandingkan dengan penerimaan di sektor lain. Pada periode ini dibuka pula penyadapan resin sesuai permintaan Perhutani. HPGW menilai jika hanya dari kopal tidak dapat mencukupi untuk biaya operasional manajemen. Resin menjadi kekuatan baru dengan harga jual sebesar Rp 3.500 per kg dengan upah sadap Rp 850 per kg pada tahun 2007 dan Rp 950 per kg pada tahun 2008. Pemasaran getah kopal lebih ditekankan pada kepastian pasar. HPGW menginginkan pembeli yang berkelanjutan. Pemasaran hanya dilakukan ke Pak Junaedi distributor pabrik kemenyan, beliau yang rutin memesan pada HPGW. Ada pembeli lain tetapi dalam bentuk skala kecil dan tidak kontinu. Sementara itu untuk pemasaran resin hanya didistribusikan ke Perhutani sebagai mitra sekaligus produsen getah pinus utama. Proses pendekatan ke masyarakat dilakukan dengan patroli intensif sehingga pencurian kayu berkurang, melalui kegiatan sosial seperti kegiatan mahasiswa, serta bantuan sosial untuk kegiatan hari besar. Sistem pemberian insentif reward system diberlakukan terhadap penyadap dengan produksi baik, namun hanya bertahan 10 bulan karena penyadap tidak antusias.

5.2.3 Periode Manajemen Tahun 2009-sekarang

Pada periode manajemen tahun 2009-sekarang pengelolaan HPGW dibawah pimpinan Bapak Budi Prihanto. Pada periode ini terdapat peningkatan yang signifikan pada usaha getah. Peningkatan pesat ini karena terdapat usaha-usaha untuk meningkatkan produksi getah seperti kelola sosial, insentif, perluasan kapasitas, dan pelatihan. Dalam penentuan target produksi didasarkan pada tren yang ada, selagi masih bisa dipacu akan terus dikejar. Langkah pertama dengan mengoptimalkan penyadap. Dasar penetapan upah sesuai rataan jumlah produksi penyadap dan melihat kebutuhan hidup penyadap. Untuk upah sadap sebesar Rp 1.000 per kg dengan tambahan Rp 200 per kg kelebihan dari target untuk kopal dan resin. Target untuk resin ≥ 100 kg per minggu dan kopal ≥ 75 kg per minggu. Harga jual kopal Rp 6.500 per kg, sementara itu harga jual resin Rp 4.000 per kg data hingga Juni 2010. Pemasaran ditujukan kepada pembeli yang skema pembayarannya jelas dan tidak mengambil resiko. Kontinuitas penting, tetapi lebih ditekankan pada kejelasan pembayaran. Saat ini untuk pemasaran kopal hanya ke Pak Lukman trader Cirebon untuk selanjutnya ke pabrik di Surabaya. Beliau dinilai lebih aman save dalam pembayaran. Sementara itu jika resin tetap pemasarannya ke Perhutani. Periode ini kembali menggunakan satu kualitas getah kopal tanpa grade. Hal ini bertujuan untuk menyelamatkan harga. Kualitas A grade A jumlahnya semakin sedikit, sehingga jika terus produksi maka harga yang diperoleh akan rendah. Sementara itu grade C memiliki peningkatan kuantitas, sehingga jika masih diterapkan sistem grade maka pemasukan yang diterima menjadi lebih sedikit karena harga jual grade C lebih rendah. Untuk itu diambil jalan tengah untuk menaikan harga grade C dan sedikit menurunkan grade A sehingga ditemukan nilai tengah. Hal ini juga untuk menyelamatkan grade C yang banyak namun harga rendah. Tahun 2009 pendapatan getah masih 37 dari pendapatan total, namun untuk target 2010 pendapatan getah mencapai 50 dari pendapatan total. Karena yang menjadi prioritas ialah getah untuk pendapatan dasar, yang kedua ialah penerimaan pelayanan jasa seperti wisata permainan out bond, sepeda gunung, penyewaan aula dan camp dan lain sebagainya . Meski kedepannya pelayanan jasa yang berpotensi lebih besar.

5.2.4 Periode Manajemen Tahun 1996-2001