1. Materialitas suatu biaya. Semakin besar nilai suatu biaya, semakin besar
kemungkinan biaya tersebut dapat dilacak secara ekonomis ke obyek biaya tertentu.
2. Ketersediaan teknologi pencarian informasi. Perkembangan teknologi
pencarian informasi memungkinkan perusahaan mengelompokan semakin banyak biaya sebagai biaya langsung.
3. Desain Operasi. Mengelompokan biaya sebagai biaya langsung akan mudah
jika fasilitas perusahaan digunakan secara eksklusif hanya untuk obyek yang spesifik, seperti produk tertentu atau konsumen tertentu.
Secara umum, biaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi tujuan bisnis. Komponen-komponen biaya tersebut pada dasarnya terdiri dari :
barang-barang fisik, tenaga kerja, tanah, biaya tak terduga, sunk cost atau biaya- biaya yang dikeluarkan di masa lalu sebelum investasi baru yang direncanakan
akan ditetapkan Nurmalina et al. 2009. Manfaat terdiri dari 3 macam yaitu: tangible benefit, indirect or secondary
benefit, dan intangible benefit. Tangible benefit adalah manfaat yang dapat diukur, disebabkan oleh: Peningkatan produksi, perbaikan kualitas produk, perubahan
waktu dan lokasi penjualan, perubahan bentuk produk, mekanisasi pertanian, pengurangan biaya transportasi, penurunan atau menghindari kerugian. Sementara
itu indirect or secondary benefit merupakan manfaat yang dirasakan di luar bisnis itu sendiri sehingga mempengaruhi keadaan eksternal di luar bisnis. Sedangkan
intangible benefit adalah manfaat yang riil ada tapi sulit diukur. Misalnya bisnis pertanaman, dimana manfaatnya berupa keindahan, kenyamanan, dan kesegaran
juga kesehatan dan pendidikan Nurmalina et al. 2009.
2.2 Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW
Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW yang dibangun sejak tahun 1950an dan dikelola Fakultas Kehutanan IPB sejak tahun 1970an telah berhasil
menjadikan areal berhutan yang memberikan banyak manfaat Fahutan IPB 2008.
Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW dilengkapi Base Camp yang terletak di tengah-tengah hutan pendidikan, di kompleks base camp terdapat mess
untuk menginap, ruang pertemuan, ruang kelas, aula, mesjid, dapur dan fasilitas lainnya Fahutan IPB 2008.
Terbangunnya Hutan di Areal Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW merupakan jerih payah dan kerjasama semua pihak, masyarakat dan muspika
Kecamatan Cibadak-Cicantayan Kabupaten Sukabumi, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Departemen Kehutanan, para
Alumni, civitas akademika Fakultas Kehutanan IPB, donatur, dan pengelola HPGW serta pihak-pihak lain yang belum disebutkan
Fahutan IPB 2008. Pembangunan Hutan Pendidikan Kehutanan berawal pada Tahun 1959,
ketika Fakultas Kehutanan IPB masih merupakan Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Indonesia. Pada tahun 1959 dibangun Hutan Percobaan di
Darmaga seluas 50 Ha, yang diikuti dengan pembangunan Kampus Kehutanan di Darmaga. Fakultas Kehutanan idealnya dikelilingi oleh hutan agar kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, terutama dalam kerangka lebih memahami model pengelolaan hutan lestari di lapangan. Hutan percobaan seluas
50 Ha tersebut dirasakan kurang mencukupi, sehingga pada tahun 1960 mulai membangun Hutan Pendidikan di Pasir Madang, seluas 500 Ha. Namun, setelah
ditanam seluas 50 Ha, lahan tersebut diambil alih oleh PT Tjengkeh Indonesia. Pada tahun 1961 dilakukan penjajagan ke Pemerintah Daerah Jawa Barat untuk
dapat mengelola kawasan hutan di Komplek Hutan Gunung Walat. Pada tahun 2005, Menteri Kehutanan menerbitkan Surat Keputusan No. 188Menut-II2005
tertanggal 8 Juli 2005, tentang penunjukan dan penetapan kawasan Hutan Produksi Terbatas Kompleks Hutan Pendidikan Gunung Walat seluas 359 Ha
sebagai kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus HDTK untuk Hutan Pendidikan dan Latihan Gunung Walat Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, untuk
jangka waktu 20 tahun. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor diberi hak pengelolaan penuh terhadap kawasan Hutan Pendidikan dan Latihan Gunung
Walat, Sukabumi. Fakultas Kehutanan IPB dalam mengelola HPGW bekerjasama dengan berbagai pihak, baik masyarakat setempat, pemerintah Kabupaten
Sukabumi, Pemerintah Propinsi Jawa Barat, Pemerintah, terutama Departemen Kehutanan, Perusahaan baik BUMN maupun swasta dan pihak-pihak lain
Fahutan IPB 2008.
Hutan Pendidikan Gunung Walat merupakan tempat: 1. Pelatihan dan pendidikan,
2. Wisata pendidikan, 3. Wisata alam,
4. Wisata budaya, atau 5. Tempat menginap menikmati suasana hutan di sekitar base camp,
Fasilitas jalan dan jalan setapak yang baik memungkinkan untuk mengeksplorasi kekayaan alam Hutan Pendidikan Gunung Walat, dan dengan Interpreter
professional memungkinkan untuk memberikan pemahaman akan arti penting ekosistem hutan dan nilai-nilai ekonomi sumberdaya hutan. Hutan Pendidikan
Gunung Walat menyediakan fasilitas untuk rekreasi alam, jelajah hutan, camping, panjat pohon, flying fox dan lainnya. Belajar sambil berwisata, menambah ilmu
pengetahuan, bergembira dan sehat. Bagi komunitas penggemar permainan perang-perangan, Hutan Pendidikan Gunung Walat bisa menjadi salah satu
alternatif tempat yang menarik Fahutan IPB 2008.
2.3 Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK