Hutan Pendidikan Gunung Walat merupakan tempat: 1. Pelatihan dan pendidikan,
2. Wisata pendidikan, 3. Wisata alam,
4. Wisata budaya, atau 5. Tempat menginap menikmati suasana hutan di sekitar base camp,
Fasilitas jalan dan jalan setapak yang baik memungkinkan untuk mengeksplorasi kekayaan alam Hutan Pendidikan Gunung Walat, dan dengan Interpreter
professional memungkinkan untuk memberikan pemahaman akan arti penting ekosistem hutan dan nilai-nilai ekonomi sumberdaya hutan. Hutan Pendidikan
Gunung Walat menyediakan fasilitas untuk rekreasi alam, jelajah hutan, camping, panjat pohon, flying fox dan lainnya. Belajar sambil berwisata, menambah ilmu
pengetahuan, bergembira dan sehat. Bagi komunitas penggemar permainan perang-perangan, Hutan Pendidikan Gunung Walat bisa menjadi salah satu
alternatif tempat yang menarik Fahutan IPB 2008.
2.3 Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK
Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK menurut FSC adalah keseluruhan sumberdaya atau produk biologis selain kayu yang berasal dari hutan untuk
diperjualbelikan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan atau masyarakat lokal Games et al. 2002 dalam Syamsu 2009.
Departemen Kehutanan 1991 dalam Erna Hidayat 2005 menyatakan bahwa HHBK yang sudah dimanfaatkan ada sekitar 90 jenis, namun demikian
hanya beberapa jenis saja yang sudah dikenal dalam perdagangan baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain jenis tanaman dan kelompok tumbuhan tak
berkayu, resin dan bahan karet, minyak atsiri, minyak lak dan lain-lain. Menurut Sumadiwangsa 1998 dalam Wratsongko 2005, dari kawasan
hutan dapat diperoleh kayu sebagai bahan baku bangunan dan pertukangan dan hasil lain disebut sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK. Selanjutnya HHBK
digolongkan kepada hasil nonhayati abstrak atau intangible seperti penadah air, hutan wisata, pelindung atmosfir, dan hasil hayati hewani dan nabati
2.4 Resin
Penyadapan pohon pinus dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan melukai sampai kayu atau hanya sampai kambiumnya Sumantri 1991 dalam
Gerard 2007. Dinding sel yang mengelilingi saluran getah memiliki tekanan sebesar 70
atm yang menyebabkan getah keluar saat disadap. Getah pinus berasal dari saluran resin yang terdapat dalam sistem longitudinal dan radial yang secara
berkala akan saling berpotongan dimana saluran resin tersebut dikelilingi oleh jaringan epitel yang memiliki fungsi sebagai penghasil dan penyalur getah
Soepardi 1955 dalam Gerard 2007. Getah tumbuhan resin merupakan bahan yang mempunyai susunan yang
kompleks, dihasilkan oleh kelenjar tertentu yang berbentuk saluran getah resin ducts, dikelilingi oleh saluran parenkim, membentuk saluran resin longitudinal
dan radial. Saluran longitudinal dikelilingi oleh jaringan-jaringan epitel yang menghasilkan getah. Pada jenis-jenis kayu berdaun jarum terdapat pada hampir
disetiap tumbuhan. Produksi saluran resin dirangsang dengan pelukaan atau kejadian luka yang lain Haygreen dan Bowyer 1982 dalam Dharmawan 2004.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi getah pinus yaitu faktor internal, eksternal dan perlakuan. Faktor internal meliputi jenis pohon, jumlah
persen kayu gubal yang banyak di pohon, kesehatan pohon, sistem perakaran, persen tajuk lebar dan tinggi tajuk. Sementara itu faktor eksternal seperti jarak
tanam, iklim dan tempat tumbuh cocok di suhu 22-28 C dan tinggi 400-700
mdpl. Sedangkan faktor perlakuan seperti bentuk sadapan, arah sadapan, arah pembaharuan, dan upaya stimulansia Kasmudjo 2005.
Pinus dapat menyimpan air yang banyak di musim penghujan dan mengalirkannya di musim kemarau sehingga pinus disarankan ditanam pada
daerah dengan curah hujan diatas 3000 mmtahun. Hal ini menyebakan tidak akan terjadi kekeringan pada musim kemarau akibat konsumsi air yang tinggi oleh
pinus Indrajaya dan Handayani 2008.
2.5 Kopal