Tingkat Sarana dan Prasarana

berpendapatan rendah sudah tidak lagi ditemui, alias semua kelompok responden non industri sudah berpendapatan di atas UMR Kabupaten Sukabumi Tahun 2011. Perbedaan perubahan pendapatan saat ini antara kelompok industri dan non industri dimana pada kelompok industri masih terdapat yang berpenghasilan rendah sebesar 31,4 per sen, sedangkan di kelompok non industri sudah tidak ada lagi yang berpendapatan rendah. Hal ini bisa dikarenakan pada kelompok non industri sebagian besar respondennya yaitu 71,4 per sen sebelum adanya industri telah mempunyai pekerjaan, yang berarti juga telah memiliki pendapatan sebelum adanya industri. Keadaan demikian membuat mereka pada saat ini telah memiliki keadaan pekerjaan atau pendapatan yang sudah baik, walaupun ada beberapa yang mengalami perubahan mata pencaharian.

8.2. Tingkat Sarana dan Prasarana

Kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh masyarakat pada penelitian ini merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat taraf hidupnya yang merujuk pada indikator nasional BPS. Sarana dan prasarana yang dimaksud disini adalah kondisi fisik dan fasilitas bangunan yang terdiri dari jenis lantai bangunan, kepemilikan asetharta berggerak maupun tidak bergerak, fasilitas tempat MCK, bahan bakar untuk memasak, jenis dinding bangunan tempat tinggal, sumber penerangan rumah tangga dan luas lantai bangunan tempat tinggal. Hasil penelitian didapatkan yang mengalami perubahan tertinggi pada kelompok responden industri adalah pada kondisi sarana dan prasarana untuk bahan bakar memasak ke gas yaitu perubahannya mencapai 97,1 per sen, lalu kedua diikuti kepemilikan asetharta seperti mobil, sepeda motor, komputer dan emas sebesar 68,6 per sen, ketiga jenis lantai keramik pada bangunan tempat tinggal sebesar 31,4 per sen dan keempat jenis dinding tembok sebesar 2,9 per sen. Adapun pada kelompok non industri perubahan tertinggi adalah pada bahan bakar ke gas sebesar 100 per sen, lalu kedua adalah jenis lantai keramik sebesar 57,1 per sen dan ketiga kepemilikan asetharta seperti mobil, sepeda motor, komputer dan emas sebesar 8,6 per sen. Perubahan yang dimaksud di sini adalah ketercapaian karakteristik indikator nasional oleh setiap responden saat sesudah masuknya industri dibandingkan dengan sebelum adanya industri. Pada kedua kelompok didapati yang mengalami perubahan tertinggi yaitu adalah perubahan pada bahan bakar ke gas. Hal ini karena kebijakan konversi minyak tanah ke gas yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2008 yang membuat umumnya masyarakat saat ini sudah menggunakan bahan bakar gas untuk kegiatan memasak yang sebelumnya hampir semua responden masih menggunakan bahan bakar minyak tanah. Adapun untuk beberapa karakteristik lainnya perubahannya tidak tinggi bahkan ada yang tidak mengalami perubahan sama sekali. Hal ini karena kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh responden sudah ada yang sesuai indikator nasional saat sebelum industri. Keterangan lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Jumlah dan Persentase Kondisi Fisik dan Fasilitas Bangunan Responden Berdasarkan Karakteristik Indikator Nasional dan Periode Waktu di Desa Benda Tahun 2011 No Kondisi Fisik dan Fasilitas Bangunan Karakteristik Industri Non Industri Perubahan sesudah-sebelum Perubahan sesudah-sebelum Jumlah Jumlah 1. Bahan bakar untuk memasak Listrik gas 34 97,1 35 100,0 2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal Keramik 11 31,4 20 57,1 3. Kepemilikan asetharta berggerak maupun tidak bergerak Memiliki mobil, sepeda motor, komputer, emas. 24 68,6 3 8,6 4. Jenis dinding bangunan tempat tinggal Tembok 1 2,9 0,0 5. Sumber minum Air dalam kemasan, ledeng, sumur 0,0 0,0 6. Fasilitas tempat MCK Sendiri 0,0 0,0 7. Sumber penerangan rumah tangga Listrik 0,0 0,0 8. Luas lantai bangunan tempat tinggal Lebih dari delapan m 2 per orang 0,0 0,0

8.3. Tingkat Akumulasi Modal Sosial